Media Trans – Wabah virus Covid-19 sudah mengglobal, dan badan kesehatan PBB, WHO, menyatakan wabah tersebut pandemi.
Dampak virus Covid-19, tidak hanya terhadap kesehatan, tetapi multidimensi, sosial, ekonomi, dan bisnis, termasuk penurunan nilai tukar Rupiah.
Wabah Covid-19 di Indonesia per hari ini, berdasar situs CNN Indonesia, Kamis (19 Maret 2020) pukul 16.39 wib, jumlah pasien Covid-19 sudah 309 orang.
Cepatnya peningkatan jumlah pasien Covid-19, dan meluasnya sebaran daerah wabah, juga tidak kalah cepatnya, kini sudah 16 provinsi, seakan beriringan kencangnya melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
Informasi nilai tukar pada mesin pencari Google, diakses siang tadi, menembus angka psikologis, Rp. 16.000.
Angka psikologis ini, seakan mengingatkan publik terhadap situasi krisis multidimensi tahun 1998.
Media Trans, melalui WA, menghubungi Ketua KADIN DKI Jakarta, Hj. Diana Dewi, untuk meminta pendapat tren melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
“Beberapa hari ini memang Dolar menguat secara siginifikan terhadap rupiah, fenomena ini terjadi di picu oleh ketidak pastian global dan Pandemi Virus Covid-19, sehingga membuat para investor melepaskan asetnya di pasar keuangan dan modal” terang Diana.
Lebih lanjut Diana menjelaskan, pelemahan Rupiah saat ini, tidak sama dengan 1998.
“Jadi saya perlu tegaskan bahwa kondisi ini berbeda sekali dengan fenomena yang terjadi di tahun 1998, sehingga masyarakat tidak perlu panik, dan tidak terpancing isu-isu menyesatkan. Fenomena ini tidak terjadi pada rupiah saja, mata uang negara lain pun saat ini sedang tertekan” urai Diana.
Diana berkeyakinan pemerintah dapat menjaga mekanisme pasar.
“Saya yakin Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia, sedang bekerja untuk dapat menjaga mekanisme pasar dan likuiditas. Fenomena ini terjadi hanya karena faktor psikologis sehingga tidak akan berlangsung lama. Perlemahan Rupiah saat ini saya pikir tidak akan berpengaruh banyak terhadap perekonomian Indonesia.” jelas Diana.
Dalam kondisi seperti saat ini, selain memberi kesempatan kepada Bank Indonesia untuk bekerja, Diana berpendapat pemerintah tetap fokus dalam penanganan Pandemi Covid-19, karena hal tersebut penting untuk dapat menimbulkan kepercayaan pasar kembali.
“Apabila penanganan Pandemi Covid-19 ini tidak dilakukan secara serius, akan berimbas cukup besar terhadap perekonomian dan investasi di Indonesia” pungkas Diana. (DED)
Be the first to comment