Media Trans – Presiden Joko Widodo melantik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, akrab disapa Sandi Uno, pada 23 Desember 2020, kepada Menparekraf Sandi Uno, Presiden memberikan 4 tugas dalam rangka mempersiapkan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Keempat tugas tersebut ialah, pertama mempercepat pengembangan lima destinasi super prioritas yang sudah ditetapkan pemerintah, mulai dari infrastruktur hinggga aspek seni budaya, kostum maupun pernak-pernik. Lima Destinasi Wisata Super Prioritas yang dimaksud adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), dan Likupang (Sulawesi Utara).
Kedua, Presiden mengingatkan untuk setiap destinasi terutama lima destinasi wisata super prioritas, untuk menyiapkan calender of events (CoE), event-event dalam kalender wisata perlu disiapkan untuk menarik para wisatawan terutama di saat Covid-19. Kalender wisata terbagi event berskala kecil untuk mingguan, bulanan, dan satu event besar berskala dunia untuk tahunannya.
Tugas ketiga, berkaitan dengan mata rantai Covid-19, yakni implementasi aspek K4 : kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlanjutan lingkungan (CHSE : Cleanliness, Health, Safety, Environment) pada setiap destinasi pariwisata untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan.
Keempat, menjadikan ekonomi kreatif sebagai lokomotif menciptakan lapangan kerja, terutama untuk sektor yang menggerakkan ekonomi.
Presiden menetapkan tahun 2021 sebagai “Tahun Kebangkitan Hidup” dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, menindaklanjuti penetapan tersebut, Menparekraf Sandi Uno pun mencanangkan tahun 2021 sebagai “Tahun Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”.
Menparekraf Sandi Uno menyadari tugas dari Presiden tidaklah mudah, dengan penargetan kesiapan 5 destinasi wisata super prioritas dalam satu tahun, membutuhkan dukungan banyak pihak, sehingga dirinya segera melakukan Gerak Cepat (Gercep) berkoordinasi dengan berbagai kementerian terkait, DPR RI, berbagai lembaga pemerintah non kementerian, BUMN, perbankan, UMKM, korporasi swasta, sejumlah duta besar, pemerintah daerah, hingga organisasi/lembaga kemasyarakatan.
Kini dalam momentum enam bulan Menparekraf Sandi Uno menjalankan tugas tanggung jawabnya dalam upaya merealisasikan “Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, yakni pada 23 Juni 2021, wadah kemasyarakatan Gantari Nusa (Gerakan Kebangkitan Pariwisata Nusantara) yang dideklarasikan pada 12 April 2021 oleh sejumlah elemen kemasyarakatan untuk mendukung merealisasikan “Kebangkitan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”, menyampaikan beberapa catatan realitas kemasyarakatan terkait dengan upaya kebangkitan parekraf, catatan-catatan tersebut berdasar pengamatan Gantari Nusa dari berbagai pemberitaan, dan juga pengamatan Gantari Nusa disejumlah daerah, seperti Cirebon, Bandung, Solo, Medan, dan Jakarta.
Gantari Nusa mengapresiasi kinerja Menparekraf Sandi Uno, dengan pola gerak cepatnya dalam enam bulan, telah melakukan sejumlah perjalanan kerja ke banyak tempat, berkoordinasi dengan pemda, berinteraksi dengan berbagai komunitas, menjadi narasumber berbagai forum, mendukung pembentukan sejumlah wadah seperti Satgas Toilet Indonesia (STI), Asosiasi Desa Kreatif Indonesia (ADKI), dan kolaborasi serta terobosan lainnya, melakukan work from destination, mengembangkan desa wisata, mengkampanyekan pemberlakuan sertifikasi CHSE, kerjasama dengan sejumlah platform digital, merespon berbagai masukan dan informasi melalui jejaring media sosial Sandi Uno maupun kemenparekraf, termasuk juga mendorong program vaksinasi prioritas bagi pekerja/pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, demikian rilis media yang diterima mediatransformasi.com.
Namun demikian, Gantari Nusa mengamati pada tataran kemasyarakatan, semangat gerakan kebangkitan parekraf masih dirasa kurang bergaung, dalam pengamatan Gantari Nusa disejumlah daerah, yang saat ini mulai menunjukkan dinamika adalah wisata kuliner, sementara kunjungan wisata pada lokasi destinasi super prioritas maupun destinasi prioritas, masih sangat dirasa kurang, sebagai misal DKI Jakarta yang memiliki destinasi wisata prioritas Kepulauan Seribu, marak diberitakan banyak warga Jakarta justru berlibur ataupun berwisata ke luarkota, seperti kawasan Bogor dan Puncak, namun demikian cukup banyak juga yang berwisata/berlibur ke destinasi wisata baru dikawasan PIK 2.
Danang salah satu penggerak Gantari Nusa berdomisili di Solo, mengemukakan bahwa dinamika kebangkitan parekraf di Solo sudah semakin dirasakan.
“Walaupun Menteri Sandi Uno beberapa kali datang ke Jawa Tengah, tapi tidak mampir ke Solo, wisata dan kuliner di Solo sudah menunjukkan dinamika membaik, secara khusus hal ini didukung oleh Walikota Gibran yang responsif” ujar Danang yang pernah bekerja di Keraton Surakarta.
“Gantari Nusa berkolaborasi dengan sejumlah mitra, dan didukung oleh Gusti Puger, telah memulai kegiatan wisata keliling keraton dengan sepeda listrik, hal ini juga guna mendukung program go green pemkot Solo, masyarakat menyambut baik kegiatan ini, dan ke depannya ini akan kami lakukan juga disejumlah kawasan wisata diwilayah Solo, ini kami lakukan sebagai wujud dari platform Gantari Nusa kota penopang destinasi prioritas/super prioritas, karena Jawa Tengah kan ada destinasi super prioritas Borobudur, nah Solo sebagai kota penopangnya” jelas Danang.
Sementara pengalaman Eka Trisna saat mengunjungi sejumlah kawasan wisata di wilayah Sumatera Utara, mengemukakan bahwa kunjungan Menteri Sandi Uno ke sejumlah tempat dikawasan destinasi super prioritas Danau Toba, telah mendorong banyak masyarakat bergerak mengunjungi daerah-daerah tersebut, seperti kawasan Tao Silalahi yang kini semakin banyak masyarakat mengenal dan mengunjunginya.
Catatan lain disampaikan Deddy yang sempat mengunjungi Cirebon dan Bandung jelang akhir bulan ramadhan lalu, melihat bahwa kunjungan banyak terjadi pada tempat-tempat wisata kuliner di Cirebon dan Bandung, juga wisata belanja pakaian.
“Sebenarnya ada sejumlah spot yang dapat menjadi alternatif berwisata, selain berkunjung ke objek-objek wisata alam, ataupun tempat wisata lainnya, misalkan mengunjungi bangunan-bangunan rumah ibadah yang memiliki unik, iconic, ataupun cagar budaya, selain berwisata, juga dapat memperkokoh rasa kebangsaan dan memperkuat kerukunan antar umat beragama, seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Gereja Katolik Santo Yusuf, dan Gereja Kristen Pasundan di Cirebon” tambah Deddy.
Sementara Nanang yang juga penggerak Gantari Nusa, menyampaikan bahwa ada keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi kreatif, ketika pariwisata berjalan maka ekonomi didaerah tersebut juga akan bergerak, namun dalam masa pandemi Covid-19, pelaku ekonomi kreatif harus dapat membuat sesuatu terobosan ataupun inovasi.
“Upaya terobosan dan inovasi ekonomi kreatif perlu dukungan pemerintah khususnya, dalam hal pendampingan/pembinaan, dan dukungan modal usaha, untuk itu perlu sinergitas antara kemenparekraf dan kemenkop UKM hingga ke pelaku UMKM didaerah” tambah Nanang, yang dalam waktu dekat akan mengadakan program Gantari Nusa Give Away, dengan salah satu give away nya adalah tas bercorak motif ulos batak buatan usaha rumahan.
Meyrist seorang jurnalis media online kepariwisataan berdomisili, yang juga penggerak Gantari Nusa, saat ini aktif membantu mengembangkan usaha minuman kopi, yang salah satu bahan kopinya didapat dari Sidikalang Sumatera Utara, dengan daerah pemasarannya wilayah Jakarta. Hal ini dilakukannya karena tren kuliner minuman kopi masih bagus di Jakarta, dan juga dalam rangka membantu UMKM kopi asal Sidikalang.
“Sebagai jurnalis, saya punya kedekatan dengan banyak pihak, dan juga jaringan, ini kopi dikirim dari Sidikalang, tadinya saya hanya bantu ngejualin, tapi ternyata ada teman yang mengolahnya menjadi minuman kopi siap saji kemasan botol, dan lumayan banyak diminati olahan kopi tersebut, kami dari Gantari Nusa ada platform mendorong produk unik/unggulan dari daerah yang kami sebut kota penopang destinasi, nah sekarang ini Gantari Nusa sedang penjajakan kemitraan untuk mendukung usaha kuliner minuman kopi” ujar Meyrist.
Donny Leonardo sebagai praktisi fotografi profesional mengemukakan bahwa komunitas fotografi profesional mendapat dukungan dari kemenparekraf, selain untuk mendukung pariwisata melalui foto-foto yang menarik, juga membantu masyarakat untuk dapat memiliki pengalaman berwisata yang lebih lagi dengan kemampuan fotografi yang memadai, walaupun hanya menggunakan telepon selular.
Gantari Nusa mengharapkan ke depannya, pemda-pemda yang secara khusus memiliki destinasi wisata prioritas/super prioritas, dapat lebih memberi perhatian dan dukungan agar destinasi tersebut dapat diketahui secara luas oleh masyarakat, dan menjadi pilihan kunjungan wisata masyarakat, serta semangat kebangkitan parekraf dapat semakin bergema dan menggerakan masyarakat untuk lebih proaktif lagi, melakukan kolaborasi, sinergi, dan terobosan/inovasi, namun hal tersebut perlu mendapat dukungan yang kuat dari pemerintah, tidak hanya kemenparekraf, ataupun jajaran pemerintah pusat lainnya, tetapi juga pemda, BUMN/BUMD, dan korporasi swasta, agar target pengaktifan 5 destinasi super prioritas terwujud, dan geliat pariwisata kembali bergairah, dan usaha-usaha pendukung pariwisata pun ikut bergerak, dan roda perekonomian berputar memulihkan kondisi Indonesia. (DED)
Be the first to comment