Media Trans – Puluhan komunitas berkumpul di Gedung C ruang Noerhadi Magetsari lantai 2 Kantor Arsip Nasional RI Jl Ampera Raya No 7 Jakarta Selatan, selain berdialog tentang kearsipan, juga membangun jaringan komunitas sahabat arsip.
Acara yang digelar Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat ANRI secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting, melibatkan 66 komunitas yang terlibat secara luring dan daring.
Kepala ANRI, Imam Gunarto dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini cukup monumental, karena turut dideklarasikan Jaringan Komunitas Sahabat Arsip.
“Saat ini sebagian besar arsip yang disimpan ANRI dari kementerian/lembaga. Artinya sejarah bangsa kita terekam banyak dalam arsip tersebut yang sudah diserahkan oleh lembaga pemerintah. Komunitas dapat menjaga keseimbangan untuk menciptakan sejarah dan juga melengkapi khazanah arsip tentang perjalanan bangsa Indonesia,” ujar Imam Gunarto.
Ditambahkan Imam, mulai tahun 2021 ANRI telah mengembangkan program registrasi Memori Kolektif Bangsa (MKB), lahir salah satunya dilatarbelakangi karena adanya keprihatinan terhadap darurat arsip.
Diharapkan program MKB tidak hanya menyelamatkan arsip bangsa, melalui program ini dapat melibatkan komunitas untuk meregistrasikan arsipnya yang memiliki manfaat untuk bangsa.
Pada acara tersebut, turut memberikan arahan secara daring, Deputi IV Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kantor Staf Presiden, Dr. Juri Ardiantoro.
Pada sesi bincang-bincang, hadir menjadi pembicara Deputi Bidang Konservasi Arsip, Kandar, Presiden Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, dan Pendiri Komunitas Ternate Heritage Society, Maulana Ibrahim.
Moderator talkshow ialah perwakilan Komunitas Backpacker Jakarta, Adiva Chesa.
Deklarasi Jaringan Komunitas Sahabat Arsip
Pada acara ini pun dilaksanakan deklarasi dari 66 komunitas yang hadir secara daring ataupun luring, untuk mendukung pembentukan jaringan komunitas Sahabat Arsip.
Adapun penandatanganan deklarasi dilakukan oleh perwakilan komunitas yang hadir secara luring sejumlah 21 komunitas.
Mengakhiri acara, peserta yang hadir secara luring juga diajak mengunjungi Diorama sejarah Perjalanan Bangsa, depot arsip konvensional, depot arsip teks proklamasi dan tempat restorasi arsip.
Arahan Deputi IV KSP
Deputi IV Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Kantor Staf Presiden, Juri Ardiantoro menegaskan bahwa bicara sejarah atau arsip tidak selalu berbicara masa lalu, tapi terkait juga dengan masa depan.
“Sebenarnya, sejarah bagi kehidupan berbangsa adalah sejarah masa depan. Jika kita belajar sejarah pada masa lalu, kita membaca, mengambil pelajaran. Sedangkan sejarah pada masa depan, ada ruang kesempatan bagi kita untuk menjadi pelaku perjalanan sejarah bangsa. Jadi berbicara arsip dan sejarah, kita juga bicara masa lalu, saat ini dan masa depan,” urai Juri saat menjadi pembicara utama pada Jumpa Komunitas Sahabat Arsip yang digelar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Lebih lanjut Juri menambahkan, kita harus membangun kesadaran sejarah masa depan. Kita harus mampu merekonstruksi masa lalu dan memahami realitas masa kini.
“Sejarah tidak akan bunyi atau direkonstruksi jika tidak ada jejak dan dokumen sejarah atau peninggalan yang masa lalu. Meninggalkan jejak sejarah ini kita pahami sebagai arsip. Oleh karenanya, kegiatan pengarsipan ini tidak dapat dianggap sepele. Arsip yang akan memberikan cerita bagi generasi kita yang akan datang” tandas Juri.
“Namun, kita harus jujur dan akui mengarsipkan ini belum menjadi hal yang penting bagi berbagai pihak. Darurat arsip seperti yang disampaikan Kepala ANRI tadi menjadi trigger untuk kita semua untuk melihat kembali dan membangun satu pijakan, bahwa untuk membangun kesadaran mengarsipkan dokumen penting sejarah perjalanan bangsa,” jelas Juri.
Sebagai wujud memperluas jejaring dan publikasi kearsipan kepada masyarakat, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) memfasilitasi Jumpa Komunitas Sahabat Arsip, dan berlanjut dengan deklarasi terbentuknya Jaringan Komunitas Sahabat Arsip, sebagai bentuk ikatan solidaritas dan penjajakan kerja sama antarkomunitas.
Pada deklarasi tersebut, telah disepakati “Deklarasi Komunitas Sahabat Arsip” yang merupakan endapan intisari dari 49 (empat puluh sembilan) poin usulan deklarasi yang bersama-sama didiskusikan oleh perwakilan komunitas sahabat arsip.
Deklarasi ditandatangani 21 perwakilan komunitas yang hadir secara luring, dan turut disaksikan Kepala ANRI, Imam Gunarto dan Deputi Bidang Konservasi Arsip (Kandar).
Berikut adalah 21 orang perwakilan komunitas yang menandatangani deklarasi dan hadir secara luring :
- Komunitas Omah Otara
- Komunitas Cagar Budaya Banjarnegara
- Komunitas Rumah Sejarah Indonesia
- Komunitas Jejak Sejarah ID
- Komunitas Kridha Muda Christopher
- Komunitas Rambah Kota Muhammad
- Komunitas Tangsel Scout Community
- Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA)
- Komunitas Kridha Dhari Indonesia
- Komunitas Djadoel Feri Diananto
- Komunitas Pemuda Peduli Nias
- Komunitas NeoHistoria Indonesia
- Komunitas Sahabat Budaya Indonesial
- Komunitas Museum Kehutanan
- Komunitas Indonesia Scout Journalist
- Komunitas Jelajah Budaya
- Komunitas Ikatan Pemandu Museum Indonesia
- Komunitas Rembukan Penggiat Sejarah (REMPAH)
- Komunitas Ruang Digital Indonesia
- Komunitas Bens Radio
- Komunitas Historia Indonesia
Pembentukan Jaringan Komunitas Sahabat Arsip, diharapkan dapat membantu berkreasi dan kreatif dalam penyebarluasan informasi kearsipan dalam kemasan yang lebih menarik dan dapat cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Selain itu, Komunitas Sahabat Arsip juga dapat menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya berkaitan dengan edukasi bidang kearsipan, demikian rilis ANRI dalam situs resminya, www.anri.go.id .
Tanggapan Joe Marbun Koordinator MADYA
Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA) merupakan salah satu komunitas deklarator pembentukan Jaringan Komunitas Sahabat Arsip secara nasional, dengan Koordinator Joe Marbun alumni S2 UGM.
Joe menilai bahwa acara kumpul komunitas sahabat arsip, memiliki nilai strategis dan penting bagi ANRI, selaku lembaga pemerintah di bidang kearsipan, komunitas kearsipan, maupun masyarakat Indonesia secara umum.
“Jaringan Komunitas menjadi jembatan pemerintah untuk membangun komunikasi dan edukasi kearsipan yang berkualitas kepada masyarakat Indonesia menjadi Masyarakat Sadar Arsip” ujar Joe Marbun kepada redaksi usai mengikuti kegiatan di ANRI.
Sebagaimana diketahui, arsip sesungguhnya menjadi kebutuhan setiap umat manusia, baik sebagai individu, keluarga, kelompok masyarakat, organisasi, perusahaan, maupun institusi pemerintah.
Kebutuhan arsip dan pengarsipan pada individu maupun keluarga dalam kehidupan sehari-hari, seperti dokumen pendidikan, pernikahan, kepemilikan terhadap suatu obyek (misal tanah, gedung, maupun lainnya), perjanjian, kontrak, dokumen pertemuan, dan lain sebagainya, tambah Joe.
“Namun demikian, upaya pengelolaan, pemeliharaan, dan pelindungan terhadap arsip oleh pribadi, keluarga maupun kelompok masyarakat seringkali diabaikan dan dianggap kurang penting. Untuk itu, pengarusutamaan pengelolaan arsip atau #ArchiveMainstreaming dalam rangka membangun kesadaran terhadap arsip dan pengarsipan menjadi penting dilakukan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap arsip, maka keberadaan arsip pada ranah yang lebih luas akan semakin dibutuhkan” tandas Joe yang pernah menggagas Kongres Kebudayaan Pemuda Indonesia beberapa tahun lalu.
Joe yang saat ini menjadi bagian Tim Pengusul Ulos sebagai warisan budaya dunia (UNESCO), menyampaikan “Tentu ini menjadi tantangan bagi ANRI maupun komunitas arsip ke depannya. Dengan demikian, pembentukan jaringan komunitas #SahabatArsip sangatlah tepat untuk menjawab permasalahan dan tantangan yang ada, sebagaimana disebutkan di atas. Kiranya ke depan, Jaringan Komunitas #SahabatArsip yang telah dideklarasikan bisa dioptimalkan keberadaannya dengan membentuk tim pengorganisasian, program, maupun kegiatan yang akan dijalankan” pungkas Joe. (DED)
Be the first to comment