Media Trans – Festival Film Internasional Busan (Busan International Film Festival) ke-28 diadakan mulai 4 Oktober (Rabu) hingga 13 Oktober (Jumat) di sekitar Pusat Sinema Busan, Korea Selatan.
Aktor kesayangan Korea, Song Kang Ho, tampil sebagai pembawa acara pembukaan BIFF 2023, yang akan menayangkan 209 film pilihan resmi dari 69 negara dan 60 film pilihan Komunitas BIFF, sehingga totalnya ada 269 film tahun ini, demikian siaran media BIFF 2023.
Penonton dapat menikmati film di 4 tempat pemutaran utama dengan 25 layar – Busan Cinema Center, CGV Centum City, LOTTE CINEMA Centum City, dan LOTTE CINEMA Daeyoung.
Kemendikbudristek memfasilitasi keikutsertaan sejumlah sineas mengikuti BIFF 2023, Indonesia mengirimkan 15 judul film untuk mengikuti BIFF 2023, demikian disampaikan perwakilan Kemendikbudristek dalam konferensi pers di Gedung Ki Hadjar Dewantara Kemendikbudristek 2 Oktober 2023.
15 judul karya sineas Indonesia mulai dari film pendek, film panjang, dan serial akan ditayangkan di BIFF 2023.
BIFF 2023 juga menghadirkan program fokus sinema Indonesia, bertajuk “Renaissance of Indonesian Cinema”.
Kemendikbudristek Fasilitasi Delegasi Indonesia ke BIFF 2023
Fasilitasi Kemendikbudristek dilakukan dalam upaya memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, beberapa tahun terakhir kementeriannya bekerja sama dengan pelaku film Indonesia, untuk membangun strategi dan ekosistem yang layak untuk mendukung prestasi dan kehadiran film maker dan karya-karya Indonesia di panggung dunia.
“Berbagai upaya fundamental telah kami lakukan untuk meningkatkan kualitas ekosistem perfilman. Misalnya, ada fasilitasi beasiswa non-degree bagi pelaku perfilman; dan Dana Indonesiana yang saya luncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-18, kini terbuka untuk dana padanan ko-produksi film internasional,” jelas Mendikbudristek.
Terkait BIFF 2023 yang memberikan sorotan khusus bagi Indonesia, Menteri Nadiem menyatakan hal tersebut tidak terlepas dari gotong royong antara insan perfilman dan pemerintah.
“Saya dan sejumlah insan perfilman menghadiri langsung pertemuan dengan pihak BIFF di Cannes Film Festival pada bulan Mei 2023 lalu. Program khusus untuk Indonesia pada BIFF 2023, merupakan salah satu hasilnya. Saya ucapkan selamat dan sukses bagi delegasi Indonesia di BIFF 2023,” kata Mendikbudristek, demikian siaran media yang diterima redaksi.
Tim delegasi Indonesia yang akan berangkat ke BIFF 2023 terdiri dari sineas, panitia, pemerintah, dan media yang berjumlah 50 orang akan mendapat travel grant sebagai bentuk fasilitasi dari Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media (PMM).
BIFF 2023, Program Fokus Sinema Indonesia
Di BIFF 2023, ada 15 judul karya sineas Indonesia yang akan ikut berkompetisi dan tayang di Program Fokus Sinema Indonesia bertajuk “Renaissance of Indonesian Cinema”.
15 judul tersebut terdiri dari film pendek, film panjang, dan serial. Ada dua film Indonesia yang masuk di program kompetisi, terdiri dari satu film panjang dan satu film pendek, yaitu film panjang karya Yosep Anggi Noen berjudul “24 Jam Bersama Gaspar” berkompetisi di program Jiseok, dan film pendek berjudul “The Rootless Bloom” (Rein Maychaelson) berkompetisi di Wide Angle.
Tiga film panjang, “Sara” (Ismail Basbeth), “Ali Topan” (Sidharta Tata), dan “Women from Rote Island” (Jeremias Nyangoen) tayang di program A Window on Asian Cinema.
Sementara film dan serial yang akan tayang di program “Renaissance of Indonesian Cinema” adalah serial “Gadis Kretek” (Kamila Andini & Ifa Isfansyah), film pendek “Basri & Salma in a Never-Ending Comedy” (Khozy Rizal), “Dancing Colors” (M. Reza Fahriyansyah), “Laut Memanggilku” (Tumpal Tampubolon), “Vania on Lima Street” (Bayu Prihantoro Filemon), “Where The Wild Frangipanis Grow” (Nirartha Bas Diwangkara), film panjang “24 Jam Bersama Gaspar” (Yosep Anggi Noen), “Sara” (Ismail Basbeth), “Perempuan Tanah Jahanam” (Joko Anwar), “Posesif” (Edwin), “Ziarah” (B.W. Purbanegara), dan “What They Don’t Talk About When They Talk About Love” (Mouly Surya).
Direktur Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menjelaskan, bahwa dengan dukungan fasilitasi film-film Indonesia di BIFF dan ACFM 2023, Ahmad Mahendra pun berharap film Indonesia semakin banyak ditonton oleh penonton global.
“Dampak ini kemudian memberikan banyak dampak turunan seperti promosi film dan membuka kesempatan berjejaring dan koproduksi dengan berbagai negara. Memperkenalkan film maker muda Indonesia pada sirkuit dan pergaulan film global. Dalam misi kebudayaan tentu saja film-film Indonesia menjadi ‘juru bicara’ bagi Indonesia di panggung dunia selain mempromosikan banyak hal tentang keragaman budaya dan lokasi di Indonesia,” kata Mahendra.
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa selain memberikan fasilitasi bagi delegasi Indonesia, di BIFF 2023 Direktorat Perfilman, Musik dan Media juga akan berpartisipasi pada rangkaian Asian Contents & Film Market (ACFM).
ACFM yang diselenggarakan di Exhibition Center 1, BEXCO, Busan pada 7-10 Oktober 2023 akan hadir booth Indonesia.
ACFM adalah pasar di mana beragam konten media mulai dari film hingga audiovisual, publikasi, webtoon, dan novel web ditawarkan.
Sebagai platform jaringan dan bisnis bagi para profesional industri di seluruh dunia, ACFM menyediakan berbagai program, termasuk pasar investasi dan produksi bersama, konferensi dan acara industri, dan program pendanaan produksi film.
Tahun ini, ada 2 proyek film dari Indonesia yang akan ditawarkan di Asian Project Market yaitu “Tarkam” (Teddy Soeriaatmadja, Eric Primasetio) dan “Watch It Burn” (Makbul Mubarak, Yulia Evina Bhara).
Dalam program Platform Busan, ada 13 film maker muda yang akan mengikuti serangkaian acara.
Beriringan dengan penyelenggaraan BIFF, terdapat program pendidikan Asian Film Academy (AFA) yang sedang diikuti oleh Khozy Rizal.
Beberapa alumni AFA dari Indonesia antara lain adalah Edwin, Ifa Isfansyah, Yosep Anggi Noen, Tumpal Tampubolon, Bayu Prihantoro Filemon.
“Harapan kami tentu agar ada tindak lanjut yang konkrit dari upaya ini dan semakin banyak pihak yang bekerja sama dengan insan perfilman Indonesia,” tutup Mahendra. (DED)
Be the first to comment