Aruna Menjawab Tantangan Fisheries Market Industry Dengan Hilirisasi

Media Trans – Dalam menjalankan salah satu tugas penting Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membangun dan mengintegrasikan berjalannya proses bisnis kelautan dan perikanan berbasis masyarakat, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan, salah satu kegiatan yang rutin KKP laksanakan adalah acara dialog yang bernama Bincang Bahari.

Pada Bincang Bahari KKP yang diselenggarakan pada akhir Februari 2023, dengan tajuk “Peta Sektor Kelautan dan Perikanan di Tengah Isu Resesi”, pemerintah turut melibatkan kehadiran para pelaku marine and fisheries industry domestik, demikian rilis yang disampaikan.

Aruna sebagai salah satu perusahaan perikanan yang mengambil posisi sebagai integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator di Indonesia, pun turut hadir dalam kesempatan Bincang Bahari kali ini, diwakili kehadirannya oleh Utari Octavianty selaku Co-Founder dan Chief Sustainability Aruna.

Industri kelautan dan perikanan di Indonesia diakui oleh dunia memang memiliki potensi yang sangat besar, tinggal bagaimana negara kita dapat menjadikan potensi maritim ini sebagai jawaban atas tantangan dan persaingan pasar di tengah krisis global.

Sesuai dengan tajuk Bincang Bahari kali ini, pemetaan merupakan hal yang penting untuk mendapatkan data real mengenai kondisi fisheries market industry skala domestik maupun global.

Strategi pemerintah untuk menjadikan hilirisasi sebagai strategi untuk menjawab tantangan industri, dipandang Aruna sebagai langkah yang tepat.
Utari menyatakan,

“Hilirisasi adalah hal yang positif di mana pastinya akan memberikan value added bagi industri perikanan Indonesia. Selain itu, pelaku bisnis juga harus saling terkoneksi untuk membantu mewujudkan hilirisasi ini. Kami di Aruna mendukung penuh upaya ini salah satunya dengan mengoptimalkan hasil tangkapan nelayan serta menyajikan diversifikasi komoditas tangkapan Nelayan Aruna yang tentunya sesuai dengan kebutuhan pasar.”

“Strategi perencanaan yang baik tentu dapat meminimalisir dampak dari kondisi yang tak menentu ini. Didukung fokus pemerintah Indonesia saat ini, khususnya strategi hilirisasi, diharapkan industri perikanan dan kelautan dapat tetap bertumbuh, mengingat sektor perikanan masuk ke dalam 8 sektor fokus pemerintah,” demikian diungkapkan oleh Ir. Ishartini selaku Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP).

Aruna memandang di tengah resesi global yang turut memberikan dampak pada fisheries market industry, pelaku bisnis yang bergerak di sektor perikanan dan kelautan harus memiliki kemampuan untuk memilah mana produk yang tepat untuk diekspor dan mana yang tidak.

Kejelian untuk menciptakan potensi pasar domestik harus dilakukan oleh para pelaku bisnis, selain untuk memutar roda perekonomian juga untuk berkontribusi dalam meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia agar kesehatan gizi masyarakat Indonesia pun bisa ikut mengalami peningkatan.

Strategi Aruna untuk selalu memanfaatkan teknologi yang tepat guna dalam menerapkan sustainable fisheries dan memperbaiki supply chain, sejalan dengan langkah pemerintah.

Menanggapi hal tersebut, Ishartini mengungkapkan, “Kami juga tengah mengupayakan hilirisasi yang pun didukung dengan sarana prasarana logistik yang memadai, terlebih untuk rantai supply chain end-to-end, khususnya untuk produk perikanan.”

Merancang strategi hilirisasi yang dapat membuat seluruh pelaku industri perikanan saling terkoneksi akan menjadi salah satu jawaban yang membuat rantai pasokan produk perikanan dapat termanfaatkan dengan optimal. Mulai dari tangan nelayan, distributor, supplier seafood, hingga ke konsumen skala ritel maupun wholesale.

Melalui ekosistem pelaku perikanan yang bersinergi dalam Aruna Hub, Aruna akan senantiasa turut membantu strategi pemerintah untuk memajukan industri serta masyarakat yang terlibat dalam dunia kelautan dan perikanan.

“Kami tetap pada komitmen kami untuk memberdayakan lebih banyak nelayan skala kecil. Hal ini dilakukan melalui pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir dengan mengadakan program pendidikan rutin tentang kelestarian laut, literasi keuangan, kepatuhan kebijakan, dan masih banyak yang lain,” tegas Utari. (ROB)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*