Ketum PIKI Badikenita Putri Sitepu : PIKI Akan Bersinergi Untuk Riset dan Publikasi Ilmiah

Media Trans – Perayaan Dies Natalis ke-61 Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) diadakan di Aula Gd E lt 7 Kampus UKRIDA Jakarta Barat, pada Kamis malam, 19 Desember 2024.

Hadir sejumlah tokoh kristiani, diantaranya Baktinendra Prawiro, Posma Hutabarat, Sahat Sinaga, Audy Wuisan, Abetnego Tarigan, Dr. Pasti Tampubolon, Prof Kambuaya, Ketum PGI Pdt Jacky Manuputty, dan Senator Papua Mamberob Rumakiek. Serta hadir perwakilan organisasi kecendekiawanan lintas agama, perwakilan organisasi lintas agama, dan mitra.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PIKI, Dr. Badikenita Putri Sitepu, SE, SH, M.Si, dalam pidatonya mengakui dan memohon maaf kekurangaktifan/ ketidakaktifan DPP PIKI, oleh karena kendala pandemi Covid 19, dan kesiapan pelaksanaan Pemilu serta Pilkada serentak.

“Mohon maaf, mungkin kami di periode ini, ada hal-hal yang bukan excuse, tetapi terjadi Covid. Juga kemarin, ketika pelaksanaan Kongres PIKI dengan periode 2020-2025, pelaksanaan kongresnya di tahun 2021, dan kita baru dilantik bulan Juni 2021, tetapi ini tidak mengurangi esensi” ungkap Putri.

Lebih lanjut Putri mengemukakan, “Lalu kemudian, kita dihadapkan dengan persiapan, masih dalam konteks Covid yang belum selesai, kita sudah mempersiapkan Pemilu dan Pilkada, saya dengan hati yang sangat tulus, meminta maaf atas mungkin, ketidakaktifan atau kekurangaktifan PIKI dalam periode ini” ujar Putri.

Putri juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus PIKI di tingkat pusat hingga daerah, yang terus berkontribusi dalam membangun organisasi ini. la menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, khususnya di tengah tantangan bangsa saat ini.

Putri mengapresiasi terbentuknya kepengurusan PIKI Provinsi Bali, sebagai tanda bahwa PIKI hadir di Provinsi Bali.

Ketum PIKI juga mengungkapkan rencana PIKI untuk terus memperluas sinergi dengan kementerian, lembaga, dan organisasi lintas agama, termasuk melibatkan lebih banyak akademisi dalam riset dan publikasi ilmiah guna mendukung visi PIKI ke depan.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat yang juga purna Ketum PIKI, Baktinendra Prawiro, dalam sambutannya menandaskan bahwa perdamaian adalah fondasi peradaban. PIKI memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengupayakan keadilan, yang menjadi akar dari perdamaian itu sendiri.

Ketum PGI Pdt Jacky Manuputty: Gereja Mitra Kebangsaan

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Manuputty, akrab disapa Pdt Jacky, menyampaikan refleksi tentang peran gereja di tengah tantangan sosial-politik bangsa.

Pdt Jacky mengingatkan pentingnya menjaga nilai otentisitas dan integritas di tengah derasnya arus perubahan global.

“Kita diajak untuk kembali ke Betlehem, untuk merefleksikan siapa kita dan bagaimana kita dapat memberi dampak nyata. Gereja harus menjadi mitra kritis namun konstruktif dalam menghadapi tantangan bangsa, termasuk isu lingkungan, keadilan sosial, dan degradasi moral,” urai Pdt. Jacky tentang tema Natal PGI-KWI.

Pdt Jacky yang pernah menjadi pengurus PIKI era tahun 90-an, mengapresiasi semangat PIKI yang terus menghidupkan percakapan intelektual lintas agama sebagai bagian dari upaya menciptakan ekosistem kolaborasi yang lebih kuat

Direktur Pelaksana Yayasan Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) Dr. Dra. Mina Sulastri Nyotowijoyo, MS. Mengatakan, ”Sebagai tuan rumah rasanya kurang pas kalau kami tidak memberikan sambutan, dan terimakasih, kami merasa terhormat bahwa PIKI memilih aula kami untuk menyelenggarakan Dies Natalis ke 61 tahun”.

Lebih lanjut Mina Sulastri Nyotowijoyo, mengemukakan ”Tantangan penyelenggaraan Pendidikan tinggi saat ini sangatlah tidak mudah. Fakultas Kedokteran Ukrida yang merupakan fakultas inti memiliki competitor yang makin banyak saat ini. Kepada PIKI kami berharap dapat dibangun kerjasama yang sinergis untuk mencerdaskan anak anak didik kita. Kami berdoa kiranya PIKI semakin diberkati dan berdampak kepada seluruh lapisan masyarakat dan dunia.” pungkas Mina.

Sementara itu, refleksi Dies Natalis disampaikan oleh Pdt Johny Alexander Lontoh dari GPIB Paulus Jakarta, yang mengangkat refleksi dari tema : “Tegakkanlah Keadilan” (Amos 5 ayat 15).

Pdt Johny menegaskan tentang diakonia karitatif, reformatif, dan transformatif. Juga menandaskan bahwa untuk dapat menegakkan keadilan harus dimulai dari diri sendiri, dan mengingatkan bahwa permasalahan terkait peribadahan ataupun kerukunan beragama, tidak sekedar karena pihak lain, tetapi kita harus dapat introspeksi diri. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*