Hasil Survei Nasional PRC-PPI Mayoritas Perempuan Inginkan Capres Laki-Laki

Media TransBertempat di Gedung Theater Universitas Budi Luhur, Selasa (10 Maret 2020) diadakan Rilis Hasil Survei dan Diskusi Terbuka “Perempuan, Politik, dan Media”.
Narasumber hadir diantaranya, Didi Iskandar, Ketua Pusat Kajian Komunikasi Universitas Budi Luhur, Agus Sudibyo, Dewan Pers, Budhi Utami KAPAL Perempuan, dan Rio Prayogo, Politika Research and Consulting (PRC).
Mayoritas perempuan di Indonesia, saat ditanya mengenai latar belakang jenis kelamin kandidat Capres-Cawapres 2024, sebanyak 72,2 persen responden menginginkan laki-laki.
Sedangkan yang menginginkan sesama perempuan untuk posisi politik, hanya 7,2 persen, sementara 20,6 persen responden tidak memberikan sikap, itulah salah satu temuan penting survei nasional, yang dilakukan Politika Research and Consulting (PRC)-Parameter Politik Indonesia (PPI), awal Februari 2020 lalu.
Menurut Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC), Rio Prayogo, mengatakan angka 7,2 persen, menginginkan Capres-Cawapres
perempuan terbagi kepada empat orang yang diuji dalam survei, yakni Tri Rismaharini (3,0 persen), Khofifah Indar Parawansa (2,6 persen), Susi Pujiastuti (1,1 persen), dan Puan Maharani (0,5 persen).
Menurut Rio, ada satu alasan kuat yang ditemukan dalam survei, mengapa tokoh-tokoh perempuan tersebut tidak banyak dipilih oleh pemilih perempuan sendiri, dibanding tokoh laki-laki. Preferensi perempuan itu, besar kemungkinan erat kaitannya dengan konstruk sosial-budaya, dan agama di Indonesia.
Konstruk sosial budaya kita masih dominan laki-laki untuk menempati ranah-ranah publik, sambung Rio.
“Demikian pula dari sudut agama, bahwa ‘laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan’ masih sangat kuat dalam mindset masyarakat pada umumnya,” jelas Rio.
Namun demikian, Rio menambahkan, hambatan itu bisa dimodifikasi. Caranya, parah tokoh- tokoh perempuan yang memiliki kapasitas dan posisi politik strategis, wajib tampil dan membawa agenda strategis keperempuanan lebih populer dan tidak elitis, seperti akses pendidikan, akses kesehatan ibu rumah tangga dan anak, selain urusan utama yakni sembako dan lapangan kerja.
“Tokoh semacam Puan Maharani, Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, jika ingin memanfaatkan momentum Pemilu 2024, wajib mendekati pemilih perempuan dengan isu-isu  tersebut,” tegasnya.
Survei nasional ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden 1.098 tersebar secara proporsional di tiap propinsi seluruh Indonesia dengan basis data DPT Pemilu 2019.
Responden adalah masyarakat yang telah berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah. Quality control dilakukan untuk menjaga akurasi data yang diperoleh. Dengan tingkat kepercayaan (significant level) 95 persen, margin of error adalah sebesar 3,03 persen. (LIAN)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*