Media Trans – Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada Jumat 7 Juli 2023, menghadiri 2 forum pertemuan pada tempat yang berbeda, namun menyampaikan pandangan yang bermuatan sama, yakni tentang demokrasi dan kebangsaan.
Satu forum diadakan oleh komunitas marga Batak yang dipimpin Effendi Simbolon, diadakan di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, dan satu lagi forum yang digelar komunitas wartawan media kristiani, bertempat di Grha Oikoumene Kantor PGI Jakarta Pusat.
Dalam forum komunitas marga Batak, Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra,
menjelaskan bagaimana demokrasi Indonesia sebagai negara keempat terbesar di Dunia.
“Membangun bangsa hampir 300 juta, bukan soal gampang. Kita harus bersyukur, di Eropa punya 27 kepala negara, 27 angkatan perang, kita satu. Banyak negara sekarang lihat kita, menganggap kita panutan,” tandas Prabowo.
Lebih lanjut Menhan Prabowo menyampaikan, “Marilah kita menjaga kerukunan ini, menjaga saling pengertian. Selalu ingat, kita majemuk yang banyak suku, etnik, budaya. Tidak ada suku atau agama yang merasa lebih. Kita harus saling menghormati,” imbau Menhan Prabowo.
Calon Presiden usungan Partai Gerindra setelah berbicara di Hotel Aryaduta, pun menyampaikan pesan kebangsaan yang tidak berbeda dalam forum yang digelar komunitas wartawan media kristiani di Kantor pusat PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia).
Bicara dalam forum yang juga dihadiri Dirjen Bimas Kristen Protestan, Pdt. Dr. Jean M. Tulung, M.Th, dan sejumlah tokoh kristen, Prabowo hadir didampingi pengurus DPP Partai Gerindra M. Iriawan (Iwan Bule), adik kandung yang juga seorang kristen, Hasyim Djojohadikusumo, purna Ketum PIKI Dr. Cornelius D. Ronowidjojo, fungsionaris MPH PGI, dan sejumlah tokoh lainnya.
Media Alat Bermanfaat untuk Demokrasi
Prabowo menyampaikan bahwa media itu sangat penting, dan punya pengaruh.
“Media bisa menjadi senjata, dan senjata itu bisa berguna untuk membela keselamatan kita atau bisa mencelakakan. Jadi senjata itu kalau di kita umpamanya, harus dijaga senjata itu, harus dipelihara harus di tempat aman, supaya tidak bisa digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, jadi saya katakan media itu alat yang bermanfaat untuk bangsa, alat yang bermanfaat untuk demokrasi, tanpa media sulit ada demokrasi,” jelas Prabowo.
Prabowo menambahkan, bahwa terdapat adagium Knowledge is Power, “Jadi peran media adalah salah satu syarat untuk demokrasi. Kita perlu media yang kuat, media yang dinamis, media yang cemerlang, tetapi juga media yang bertanggungjawab. Media yang tidak disalahgunakan,” tegas purna Komandan Jenderal Kopassus.
Lebih lanjut Prabowo mengatakan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan media-media yang bertanggungjawab, terutama di tahun politik ini.
“Untuk itu, penyampaian berita perlu dilakukan dengan prinsip kehati-hatian. Para pimpinan media atau pemimpin redaksi harus mempunyai pemahaman yang benar serta dapat memilah-milah informasi yang masuk. Kalau menaikkan berita harus diperhatikan, apakah berita ini adalah hoax, menyakitkan orang lain atau memecah belah bangsa,” tandas putra begawan ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo.
Sementara Dirjen Bimas Kristen Protestan pada forum yang sama, mengatakan, “Pemerintah berharap media dan pers kristen, bisa mendorong inkubasi dan penataan informasi yang cerdas bagi masyarakat. Kebenaran yang diwartakan melalui insan pers kristiani, perlu ditonjolkan ke permukaan. Pemerintah mendukung media yang independen dan berintegritas. Hendaknya media dapat bertanggungjawab dan membeberkan fakta yang jelas,” tandas Pdt Jean. (ROB/DED)
Be the first to comment