Hari Ritel Nasional Perdana 11-11-2020, APRINDO Memberikan Penghargaan 5 Tokoh Pendiri Ritel, dan Akan Ekspor Toko Ritel

Media Trans Bertepatan dengan hari ulangtahun ke-26 berdirinya Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), 11-11-2020, sekaligus untuk pertama kalinya diadakan kegiatan merayakan Hari Ritel Nasional (HRN), sebagai tindak lanjut dari pengajuan usul APRINDO kepada Pemerintah melalui Menteri Perdagangan, agar 11-11 menjadi Hari Ritel Nasional, sebagai salah satu hasil Musyawarah Nasional VII APRINDO pada November 2019 di Jakarta.

APRINDO menggelar webinar merayakan Hari Ritel Nasional perdana 11-11-2020, dengan mengangkat tema “Optimizing National Market for Global Experience”, acara dilakukan secara virtual dengan akses Zoom meeting dan Live Youtube, pada Rabu, 11 November 2020 pukul 13.30 – 15.30 WIB, dengan Keynote speakers Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, turut didukung oleh Penerbit dan Percetakan BPK Gunung Mulia Jakarta, serta dihadiri juga oleh Direktur BPK Gunung Mulia Meyritha Maryanie.

Direktur BPK Gunung Mulia, Meyritha Maryanie mengikuti Webinar Hari Ritel Nasional perdana 2020 (kanan bawah)

Webinar memperingati Hari Ritel Nasional ke-1, juga diramaikan dengan dialog bersama Ketua Umum APRINDO Roy Mandey, Direktur Eksekutif Nielsen Wiwy Sasongko, dan CEO Fresh Mart Sulawesi Andy Sumual, dipandu Wakil Ketua Umum Jimmy Gani.

Hari Ritel Nasional telah ditetapkan secara resmi oleh Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto, saat menjadi keynote speaker dalam webinar APRINDO, Rabu 11 November 2020

APRINDO melihat pada masa pandemi Covid-19 ini, ada perubahan perilaku konsumen yang beralih ke dunia online dengan memanfaatkan media sosial ataupun market place e-commerce.

Dalam perayaan Hari Ritel Nasional, Ketua Umum APRINDO Roy Mandey mengemukakan, semangat yang diusung juga adalah memajukan UMKM sebagai fondasi ekonomi Indonesia, karena UMKM memberikan kontribusi bagi perekonomian kita.

“Indonesia masih negara konsumsi, belum sebagai negara pengekspor, sehingga negara konsumsi itu identik dengan padat karya, identik dengan sektor riil, sehingga apapun yang dilakukan berkaitan dengan mendukung upaya konsumsi, ini yang perlu kita dorong, perlu kita syukuri, dengan sebagai negara konsumsi, maka saat pandemi ini, kita masih didalam tatanan situasi kondisi, kalaupun tadi disebut soft recession, kita jauh lebih baik dibanding negara-negara tetangga kita” terang Roy.

Dukungan APRINDO terhadap perkembangan UMKM, antara lain diberikan melalui pelatihan online bagi UMKM untuk bisa go ritel dan go global. Ini sejalan dengan tema yang disung dalam perayaan Hari Ritel Nasional yaitu Optimizing National Market for global Experience.

Roy menjelaskan lebih lanjut, bahwa partisipasi UMKM terhadap eksistensi bisnis ritel, menurut catatan APRINDO, saat ini sudah 35% produk UMKM dijual oleh jaringan toko ritel anggota APRINDO.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, ada banyak barang impor yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri oleh para pelaku UMKM. Hal ini harus menjadi perhatian untuk mendorong ekonomi dalam negeri. Teten mengungkapkan, produk yang masih di impor itu antara lain barang-barang konsumsi, perkakas rumah tangga, alat-alat pertukangan, alat-alat pertanian, dan alat-alat kesehatan. “Padahal itu bisa disubstitusi oleh UMKM” ujar Teten saat menjadi keynote speaker acara virtual Hari Ritel Nasional, Rabu (11 November 2020).

Lebih lanjut Teten mengemukakan upaya dukungan Kemenkop UKM terhadap UMKM, yang dikatakan Teten, Kemenkop kini sudah menjadi sales produk UMKM.

“Kita coba kembangkan kerjasama Kementerian Koperasi dengan teman-teman dari ritel, karena kami butuh tempat ngebuangnya produk ini. Sudah saya beli dari rakyat, buangnya kemana? Saya contoh misalnya, saya membantu UMKM, mendampingi membuat masker, kami juga libatkan Daruma, untuk standarisasi supaya punya standar WHO, kami coba tawarkan ke Kementerian Kesehatan, Menteri Kesehatan mau membeli, deal untuk 27 juta masker, total 150 milyar, wah gagah, begitu mau produksi, UMKM nya ga punya modal, waduh, akhirnya kami negosiasi lagi dengan Kementerian Kesehatan, bisa ga DP duluan, tidak akan menipu, kami yang menjamin, ramai perundingannya, tapi dapat, akhirnya bisa produksi. Sekarang, Kementerian Koperasi sudah jadi sales UMKM, karena itu butuh buangan yang tadi itu. Saya ingin kerjasama dengan APRINDO” kilas Teten.

Teten juga menjelaskan bahwa Kementerian KUKM juga bekerja sama dengan marketplace, bagaimana marketplace membantu menjual produk-produk UMKM.

“Sekarang naik 3% UMKM yang sudah terhubung dengan marketplace itu baru 13%, sekarang 16%, target saya 10 juta, sudah terlampaui pada bulan Oktober” ungkap Menkop UKM Teten.

Sementara Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, para pelaku usaha ritel di Indonesia perlu memanfaatkan kehadiran e-commerce dalam memasarkan produk-produknya.

“E-commerce harus dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan yang perlu dimanfaatkan oleh para pelaku usaha ritel di Indoensia, untuk jaga kinerja dan mengembangkan bisnisnya, terutama di masa pandemi,” ujar Agus.

Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki dengan lebih kreatif dan inovatif, selain mampu mengadopsi berbagai hal yang berkaitan dengan teknologi dan gaya hidup terbaru. Tujuannya, agar peritel tidak sekadar mempertahankan eksistensi, namun juga dapat mengembangkan usahanya.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, yang juga pengusaha, menyampaikan “Kontribusi ritel terhadap produk domestik bruto cukup besar. Pada Kuartal I 2020, tercatat mencapai 10,68 persen. Penyerapan tenaga kerjanya juga besar, karena memiliki keterkaitan dengan UMKM. Menghadapi pandemi Covid-19 yang turut membuat industri ritel dan UMKM terpukul, pemerintah telah memberikan berbagai stimulus dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)”.

Dukungan UMKM dan perlindungan sosial menjadi klaster yang paling banyak terserap dengan masing-masing sebesar 82,4 persen dan 75,6 persen, jelas Bamsoet.

“Disinilah pentingnya menggerakkan kepedulian masyarakat untuk mendukung penyerapan anggaran dari klaster insentif usaha, klaster dukungan UMKM, dan klaster pembiayaan korporasi. Realisasi anggaran dari tiga klaster tersebut merupakan stimulus untuk menjaga ketahanan, sekaligus mencegah kolapsnya perusahaan-perusahaan dan unit-unit UMKM yang terdampak pandemi Covid-19,” papar Bamsoet.

Ketua Umum APRINDO Roy Mandey, dalam kesempatan webinar merayakan perdana Hari Ritel Nasional, menyampaikan perkembangan toko ritel Indonesia diluar negeri, seperti keberadaan Toko Alfamart di Filipina, yang kini sudah tembus 1000 gerai (outlet).

Roy juga menyampaikan kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, bahwa APRINDO, sudah melakukan ekspor produk anggotanya, juga akan dorong ekspor produk UMKM, dan rencana APRINDO untuk mengekspor toko atau gerai, supaya bagian dari produk UMKM tersebut memiliki toko atau gerai Indonesia, akan eksis dan memamerkan produk-produk unggulan UMKM, tidak sekedar dipamerkan dalam pameran, tapi dapat terus-menerus berkelanjutan.

Direktur Eksekutif Nielsen, Wiwy Sasongko, berdasarkan riset lembaganya, mengemukakan marketplace outlook 2021, bahwa pertumbuhan ritel moderen pada 2021 akan lebih baik dibanding 2020, berkisar di mid single digit, pertumbuhan lebih tinggi akan mulai kelihatan pada festive (lebaran) kuartal 2 tahun 2021, dan kunci dari retail rebound adalan penanganan Covid-19 yang maksimal.

Wiwy pun menyampaikan kiat-kiat untuk memajukan ritel dan juga UMKM, yakni inovasi, produk kompetitif, jeli melihat tren konsumen

Perayaan Hari Ritel Nasional (HRN) perdana, APRINDO juga memberikan penghargaan kepada Lima tokoh ritel, yakni pendiri Pasaraya Abdul Latief, pendiri dan CEO Alfamart Djoko Susanto, pendiri Matahari Department Store Hari Darmawan, pendiri Hero Saleh Kurnia, dan pendiri Gelael Supermarket Dick Gelael. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*