Media Trans – Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) hari ini, Selasa 22 Maret 2022 mengadakan puncak acara perayaan Hari Ulang Tahun BNN ke-20, diadakan di GOR Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor Jawa Barat, adalah perayaan HUT pertama kali, sejak berdirinya BNN RI berdasar Keputusan Presiden No 17 Tahun 2002, yang diterbitkan pada 22 Maret 2002.
Narkotika ataupun narkoba, adalah salah satu isu krusial di Indonesia, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Petrus Reinhard Golose mengungkapkan terjadi peningkatan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia pada 2021 sebesar 0,15 persen, sehingga menjadi 1,95 persen atau 3,66 juta jiwa.
BNN RI pada awal tahun 2022, berhasil mengungkap kasus kejahatan narkotika dengan barang bukti sabu seberat 218,46 kilogram dan ekstasi sebanyak 16.586 butir, serta tersangka sebanyak 11 orang di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Riau.
Keganasan narkoba tidak memandang status, siapa pun dapat tersangkut kasus narkoba, termasuk kalangan selebrita ataupun artis.
Belakangan ini ada beberapa kalangan artis/ musisi tertangkap karena narkoba, sebut saja Naufal Samudra (artis sinetron), DJ Chantal Dewi, Velline Chu (penyanyi dangdut), Ardhito Pramono (musisi), komedian Fico Fachriza (komedian), M. Fauzan Lubis (vokalis band Sisitipsi), Randa Septian (artis sinetron), dan teranyar gitaris band Geisha, Roby Satria tertangkap pada Sabtu (19/3/2022).
Pdt Edy Wagino, Dulu Sering Masuk Lapas, Kini Hamba Tuhan Pelayanan Lapas
Pdt. Edy Wagino, M.Th Gembala GBI Sinona Bojong Sari Bekasi, saat ini menjadi hamba Tuhan yang kerap melakukan pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan.
Hal ini bukan tanpa sebab, dulu sebelum menjadi hamba Tuhan, Edy muda yang akrab disapa Aho, sering keluar masuk Lapas karena kasus kriminal dan narkoba.
Pengalaman hidup yang kelam saat muda, sempat membuat Edy terjerumus menjadi pecandu narkoba.
Edy muda pernah 6 kali menjadi penghuni Lapas, karena kasus kriminal ataupun narkoba.
Mencermat banyaknya anak-anak muda tersangkut kasus narkoba, Pdt Edy berbagi pengalaman, dan pandangannya kepada Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI), saat ditemui disalah satu pusat perbelanjaan terkenal dikawasan Artha Gading Jakarta Utara, Sabtu 19 Maret 2022.
Didikan orangtua yang keras dialami Edy muda, dan tidak adanya bimbingan ataupun pendampingan, Edy muda terseret pergaulan yang menjerumuskan dirinya berkali-kali menjadi warga binaan Lapas.
Edy muda tersesat arah karena mencari “jawaban” atas banyaknya pertanyaan dalam dirinya, tanpa ada yang membimbing dan mengarahkan, dirinya mencari jawaban didunia luar yang akhirnya menyeretnya jatuh dalam kriminalitas.
Pdt. Edy Wagino, M.Th memberikan kiat bagi generasi muda agar tidak terjerumus dalam dunia narkoba.
Di tengah percepatan informasi dan kecanggihan teknologi, tentu kita tidak bisa sepenuhnya mencegah mereka, karena ada freedom dan kebebasan memilih. Ada kebebasan berekspresi, kebebasan bergaul, dan kebebasan memilih teman, jelas Pdt Edy.
“Hanya yang perlu kita ingatkan adalah agar generasi muda saat ini harus hati-hati dan waspada. Firman Tuhan berkata, berjaga-jagalah di akhir zaman ini, sebab iblis berjalan bagaikan singa yang mengaum-ngaum mencari orang yang dapat ditelannya” terang Pdt Edy, yang telah dikaruniai 3 orang anak.
Tentu saja selain kita mengingatkan, tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan keteladanan. Pasti mereka akan melihat kita, lanjut Edy.
“Contoh dulunya saya pemakai narkoba, saya berikan keteladanan dan penyuluhan bahwa narkoba itu berbahaya bagi tubuh kita. Mereka pasti melihat keteladanan saya, sekarang benar-benar berubah dan dipakai Tuhan. Kok Pak Edy bisa menjaga kekudusan ya, di dalam menjalani kehidupan berumahtangga sehingga istri dan anak-anaknya welcome dan tampak bahagia saja. Jadi sekali lagi, generasi muda saat ini butuh keteladanan. Kalau nasehat ya paling firman Tuhan. Baik disampaikan lewat ibadah di gereja, maupun dimanapun berada,” tukas Gembala jemaat GBI Sinona, yang saat ini sudah memiliki cabang gereja GBI Sinona di Jl Otista Jatinegara Jakarta Timur, dan didaerah Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Pdt. Edy Wagino juga berpesan kepada para orangtua, agar memberikan kasih sayang dan perhatian penuh kepada anak-anaknya.
“Saya ini terlahir tidak merasakan kasih sayang orang tua, Makanya hidup saya dulu jahat dan rusak. Tetapi setelah dijamah Tuhan dan bertobat saya pun dapat melayani Tuhan. Nah, saya mengimbau kepada para orangtua, berilah perhatian dan kasih sayang yang ekstra agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang baik dan takut akan Tuhan. Rawatlah mereka, besarkan dengan kasih sayang. Kita boleh marah, tapi mendidik ke arah yang baik. Tegurlah anak-anak dengan kasih apabila mereka melakukan kesalahan. Kembali lagi, kalau kita mau dihormati sebagai orang tua, kasihilah istri dan anak-anakmu seperti tertulis dalam Alkitab,” jelas Pdt. Edy yang masih rutin melakukan pelayanan pastoral Lapas.
Tahun 1996 Edy Muda Dijamah Tuhan Yesus, Bertobat, Menjadi Hamba Tuhan
Edy Wagino pria kelahiran 15 Februari 1968, beristrikan Yuniwati, dengan 3 orang anak. Edy sempat mengalami enam kali dijebloskan ke penjara, karena kasus kejahatan dan obat terlarang.
Yuniwati, sang istri saat itu merasa sangat sedih, karena saat Edy dipenjara, ia mengalami kesulitan ekonomi. Ia harus menjual semua barang di rumahnya untuk biaya hidup sehari-hari.
Walaupun Yuniwati merasa kecewa dengan suaminya tetapi ia tetap mengasihi dan mendoakan Edy agar berbalik dan bertobat kepada Tuhan.
Pada saat di penjara, Edy mengikuti suatu kebaktian di LP Karawang tahun 1996. Ia mendengar khotbah seorang hamba Tuhan tentang suatu hal yang menyebutkan bahwa di dalam Yesus, sesuatu yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang (2 Kor 5:17).
Ia mengambil satu komitmen dalam dirinya, bahwa mulai saat itu ia akan tinggalkan semua kehidupannya yang lama.
“Yesus ngomong begini, jadi siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan yang baru. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Disitu awal pertobatan hidup baru saya di dalam penjara. Waktu itu saya bilang, Tuhan saya mau berubah. Saya mau menghentikan kehidupan saya yang lama. Saya pernah terikat narkoba selama 15 tahun. Saat itu juga saya dilawat Tuhan dan Tuhan mengubahkan hidup saya,” sharing Ayah dari Hizkia Fransisca, Natalia Delvia dan Hosea.
Salah satu moto pelayanan Pdt. Edy Wagino, STh adalah siapapun kita harus perlakukan sama tak boleh membeda-bedakan. Baik itu jemaat GBI Sinona atau masyarakat sekitar gereja, jika membutuhkan pertolongan wajib dibantu.
Pdt Edy berjumpa dengan Pdt. Wiweko Mulyono, STh sebagai pembina rohani yang mendukung Edy mendirikan GBI Sinona. GBI berlokasi di Jalan Sinona No 57, Bojong Sari, Bekasi, dekat dengan perbatasan Kabupaten Karawang.
Pdt Edy juga merupakan Gembala Mentor GBI Ory Karawang, dan telah mendukung pentahbisan Pdp. Prastika Indriastuti, S.Th sebagai gembala sidang GBI Ory, di Kantor BPD GBI Jakarta, Jumat 13 Agustus 2021. (DED)
Be the first to comment