Mencuat 2 Versi PB XIV Pengganti PB XIII, KGPH Purboyo dan KGPH Hangabehi, Begini Kronologisnya

Media Trans- Raja Keraton Kasunanan Surakarta, SISKS Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi yang meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) di usia 77 tahun, usai pemakamannya memunculkan pertanyaan publik siapa pengganti PB XIII menjadi Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yakni sebagai PB XIV ?

Jelang prosesi menuju pemakaman PB XIII, didepan jenazah almarhum PB XIII, KGPH Purboyo sebagai putra mahkota menyatakan kesiapan dan kesanggupan dirinya meneruskan Keraton Surakarta sebagai PB XIV.

Usai rangkaian prosesi pemakaman PB XIII, muncul kabar penobatan KGPH Hangabehi sebagai PB XIII, mengacu pada Surat Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.

Kini diskursus publik mengarah kepada 2 figur putra PB XIII, yang sama-sama dinyatakan sebagai PB XIV, yakni KGPH Mangkubumi dan KGPH Purboyo.

Apakah konflik dualisme yang pernah terjadi saat PB XIII naik tahta, akan berulang terjadi kembali, dengan adanya diskursus 2 Raja PB XIV?

Berikut kronologis mencuatnya diskursus 2 Raja PB XIV, berdasarkan penelusuran berbagai sumber.

Versi PB XIV KGPH Purboyo

Jelang pemberangkatan jenazah PB XIII ke pemakaman di Imogiri Jogjakarta, takhta Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi berganti, KGPAA Hamangkunegoro jumeneng (naik takhta) sebagai Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan (SISKS) Pakoe Boewono XIV. Pergantian takhta Kasunanan Surakarta terjadi pada Rebo Legi, 14 Jumadilawal tahun Dal 1959 atau pada Rabu, 5 November 2025 di Bangsal Parasdya.

Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, sebagai putra mahkota dengan lantang mengucapkan ikrar kesetiaan dan kesanggupan, untuk meneruskan takhta Kasunanan. Sumpah itu diambil di hadapan keluarga besar karaton, abdi dalem, sentana, dan masyarakat yang memadati pelataran Pendhapa Ageng Sasana Sewaka.

Sumpah sakral itu menggema di hadapan pusara sang Ayahanda, PB XIII. Pekik sumpah tersebut menjadi saksi sejarah bahwa Kasunanan Surakarta mempunyai raja baru. Hal ini menegaskan bahwa takhta Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tidak pernah kosong.

Sumpah yang diucapkan di hadapan jenazah Sri Susuhunan Pakoe Boewono XIII adalah tradisi yang dijaga secara turun-temurun dalam keraton yang menandakan kesinambungan kepemimpinan dan keluhuran adat yang tak boleh terputus.

Kakak tertua dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono XIV, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai Kusuma Dewayani memberikan pernyataan resmi mewakili keluarga besar karaton.

Ia menegaskan bahwa langkah sang adik untuk mengambil sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah bentuk penghormatan dan pelestarian adat yang sudah berjalan sejak zaman leluhur.

“Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, adalah sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi di era para leluhur raja sebelumnya. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat. Justru inilah cara kita menjaga kontinuitas kepemimpinan di karaton,” ujar GKR Timoer.

Ia menambahkan dengan sumpah tersebut, Kasunanan Surakarta tidak mengalami kekosongan kekuasaan. Segala prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan karaton tetap berjalan sebagaimana mestinya, di bawah pimpinan raja baru, Sampéyandalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakoe Boewono XIV.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri sejak 1745 dan telah melahirkan dua belas raja sebelum kini memasuki masa kepemimpinan Pakoe Boewono XIV sebagai raja ketiga belas.

Tradisi sumpah jabatan dan prosesi hanglintir kaprabon menjadi simbol bahwa karaton selalu memiliki penjaga kelangsungan budaya dari generasi ke generasi di tengah dinamika zaman.

Demikian keterangan yang dipublikasikan oleh Tim Humas dan Media Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, dalam laman resmi IG Karaton Surakarta 5 November 2025.

Adapun rencana penobatan naik tahta KGPH Purboyo sebagai PB XIV, menurut informasi yang diumumkan Tim Humas dan Media Karaton Surakarta Hadiningrat :

“Mangayubagya Jumenegan Dalem Nata Binayangkare Sahandap Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakoe Boewono XIV, yang akan diselenggarakan pada:

Hari : Sabtu Legi, 15 November 2025

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : KagunganDalem Siti Hinggil, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Upacara akan dilanjutkan dengan Kirab Agung”.

Versi PB XIV KGPH Hangabehi

Pada 10 November 2025 Menteri Kebudayaan RI Dr Fadli Zon mengeluarkan surat bernomor 10596/MK.L/KB.10.03/2025, mengenai pengelolaan Keraton Surakarta Hadiningrat. Surat tersebut direspon oleh Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta, yang diketuai GRAy Koes Moertiyah Wandansari (Gusti Moeng), pada 12 November 2025 mengeluarkan rilis yang menyampaikan bahwa masih diperlukan rembug keluarga besar dalam proses suksesi kepemimpinan Karaton Surakarta.

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar pertemuan internal keluarga besar mengundang segenap putra-putri mendiang Raja Paku Buwono XII (PB XII) dan Raja PB XIII. Pertemuan diinisiasi oleh Maha Menteri Keraton Surakarta, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan, untuk menggelar rembug ihwal suksesi PB XIII yang wafat pada 2 November 2025.

Disampaikan Gusti Moeng, bahwa telah dilakukan penobatan KGPH Hangabehi alias KGPH Mangkubumi sebagai Paku Buwono XIV (PB XIV). Penobatan dilakukan pada pertemuan keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di Sasana Handrawina, Kamis, 13 November 2025, karena Hangabehi adalah putra tertua PB XIII, demikian menurut Gusti Moeng.

Namun KGPA Tedjowulan mengatakan, rencananya pertemuan di Sasana Handrawina untuk berembuk dengan para putra-putri PB XII dan Paku Buwono XIII tentang masa depan Keraton. Dirinya juga tidak ingin tergesa-gesa dalam menobatkan PB XIV.

Terkait penunjukan KGPH Hangabehi atau Mangkubumi sebagai ahli waris takhta, Tedjowulan menegaskan bahwa hal itu tidak termasuk agenda yang direncanakan Keraton dan tidak berada dalam pengarahan rapat.

Tedjowulan menyebut deklarasi dua kubu itu belum sah. Dirinya berharap penobatan dilakukan usai 40 hari Paku Buwono XIII mangkat.

“(Jadi dua-duanya bisa dianggap tidak sah itu pasti) Belum sah, belum sah. Belum sah. Ya belum sah ngono kok. Untuk menyikapi itu saya tetap akan berpedoman 40 hari. Saya nanti mesti akan bicara dengan siapapun juga,” tandas Tedjowulan.

“Pak Menteri sudah mengeluarkan surat tertanggal 10 November kemarin. Isinya kurang lebih menyatakan bahwa keraton merupakan cagar budaya penting sehingga wajib dilindungi undang-undang. Negara wajib hadir untuk memastikan keraton berjalan sesuai ketetapan adat dan hukum nasional. Pak Menteri mengkonfirmasi bahwa Mahamenteri (KGPA Tedjowulan) untuk menjalankan fungsi Ad Interim sesuai SK Mendagri,” kata Kanjeng Pakoenagoro kepada media, Kamis (13/11/2025).

Penetapan Putra Mahkota dan Permaisuri PB XIII

Keraton Kasunanan Surakarta menyelenggarakan upacara peringatan kenaikan takhta atau Tingalandalem Jumenengan Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Pakubuwono (PB) XIII, Minggu (27/2/2022). Pada peringatan kenaikan takhta yang ke-18 ini, PB XIII juga mengangkat putra mahkota.

Dalam salah satu prosesi itu, raja mengukuhkan istrinya sebagai permaisuri bergelar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pakubuwono sekaligus putra mereka satu-satunya, Kangjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya sebagai putra mahkota.

“Yang istimewa yaitu pengukuhan garwa dalem, dikukuhkan nunggak asma atau satu nama sebagai GKR Pakubuwono, yaitu kedudukannya sebagai permaisuri PB XIII,” kata Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo usai upacara, Minggu (27/2/2022).

“Di samping itu ada penetapan dari putra dalem yang miyos atau lahir dari prameswari dalem, yaitu KGPH Purbaya, dilantik menjadi Kanjeng Gusti Adipati Anom Sudibyo Rajaputra Narendra Ing Mataram, yaitu sebagai putra mahkota,” imbuh Dipokusumo.

Selain acara tersebut, prosesi Tingalandalem Jumenengan SISKS PB XIII berlangsung seperti tahun-tahun sebelumnya. Terdapat prosesi tari Bedhaya Ketawang dan pemberian gelar kepada abdi dalem dan sentana dalem.

Beberapa tamu khusus juga hadir dalam upacara peringatan itu, antara lain Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti dan Wantimpres Wiranto, termasuk juga Ketua Harian BISMA (Badan Interaksi Sosial Masyarakat), Dr. John Palinggi, MM., MBA yang mendapat penganugerahan gelar Kanjeng Raden Aryo. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*