GAMKI : Kasus Tawuran Belawan Medan, Tidak Ada Gereja Terbakar, Masyarakat Jangan Terprovokasi, Kita Percayakan Polri Lakukan Proses Hukum

Media Trans – Hari Rabu lalu (21/7), beredar di media sosial berita tentang adanya aksi tawuran yang terjadi di Belawan, Medan, Sumatera Utara.

Salah satu isi berita mengatakan bahwa ada sebuah gereja yang terbakar dalam insiden tawuran tersebut. Berita ini kemudian viral, tidak hanya di Sumatera Utara, tapi juga ke daerah lainnya di seluruh Indonesia.

Mencegah potensi konflik di tengah masyarakat yang mengarah ke isu SARA, DPP GAMKI, Caretaker DPD GAMKI Sumut, dan DPC GAMKI Medan pada hari Jumat (23/7) dan hari Sabtu (24/7), melakukan pertemuan dan klarifikasi ke beberapa pihak, terkhusus pihak gereja, kepolisian, dan beberapa warga lokal, demikian tulis Sekum DPP GAMKI Sahat Sinurat dalam laman FB nya.

Dari beberapa pertemuan tersebut, dapat kami lihat bahwa Gereja tidak terbakar, namun ada bekas pecahan dan sisa terbakar dari yang diduga sebagai bom molotov dimana kita percayakan kepada kepolisian untuk dapat diusut secara tuntas siapa oknum pelakunya.

Pendeta juga telah melakukan klarifikasi yang sangat kami apresiasi. Klarifikasi ini menyatakan bahwa Gereja tidak terbakar dan kondisi masyarakat setempat sudah kembali kondusif.

Pesan dari Pendeta ini mengingatkan kepada kita semua untuk tidak menyebarkan video dan pesan di media sosial dengan ‘caption’ provokatif yang sepertinya sengaja dibuat oleh pihak tertentu untuk membuat kegaduhan di tengah masyarakat kita yang sedang berjuang menghadapi Pandemi Covid-19.

Kami juga bertemu dengan salah seorang warga lokal dan pengurus Gereja yang suaranya terdengar dalam video yang viral di media sosial.

Beliau menyatakan bahwa itu adalah tindakan spontanitasnya sebagai seorang warga lokal dan juga jemaat Gereja yang kuatir dan waswas, melihat situasi tawuran di tengah malam tersebut.

Beliau menyatakan bahwa video aslinya telah ditambahkan oleh pihak lain dengan beberapa caption seperti ‘Gereja terbakar‘, dan berbagai tulisan lainnya yang provokatif sehingga kemudian viral ke berbagai daerah di luar Sumatera Utara.

Melalui pesan ini saya mengajak kita semua untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan selalu menjaga keharmonisan dengan sesama warga dan masyarakat. Khususnya di masa pandemi ini kita harus saling bergotong-royong menjaga komunikasi di antara kita semua.

Saat bertemu Wakapolda Sumut, Dirreskrimum, Dirbinmas, Dirintel, Wadirintel, dan jajaran lainnya, kami mendengarkan situasi yang terjadi pasca tawuran di Belawan.

GAMKI sepakat bahwa persoalan di Belawan ini jangan ‘digoreng’ menjadi isu SARA. Namun di sisi lain, proses investigasi dan penindakan tetap perlu dilakukan untuk mencegah berulangnya kejadian tawuran yang sama.

Mari kita memberikan kepercayaan kepada pihak Kepolisian untuk melakukan tugasnya dalam menegakkan hukum.

Selain itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus tetap dan selalu bergandengan tangan menjaga persaudaraan kita sebagai sesama anak dari Ibu Pertiwi.

Untuk pernyataan resmi dari GAMKI akan disampaikan oleh Caretaker DPD GAMKI Sumatera Utara dan DPC GAMKI Kota Medan. Cinta Tuhan, Cinta Nusa Bangsa. Ora Et Labora.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*