Forum Religion 20 (R20), Paus Fransiskus : “Agama tidak boleh menjadi penyebab berbagai krisis dunia, melainkan perlu berperan sebagai solusi”

Media Trans G20 Religion of Twenty atau yang dikenal R20 secara resmi dimulai hari ini, Selasa (2/11/2022) hingga Rabu (3/11/2022), berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali.

Forum ini diinisiasi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, juga dalam rangka 100 tahun NU.

Ketua Umum PB NU Gus Yahya, menegaskan bahwa G20 Religion Forum R20, bukan semata agenda konferensi tahunan, melainkan sebuah gebrakan baru atas peran agama dalam mengatasi persoalan dunia internasional.

R20 menjadi forum tokoh-tokoh agama, pemimpin-pemimpin agama yang secara efektif mempunyai pengaruh dalam memberikan bimbingan kepada umat masing-masing di berbagai belahan dunia untuk membicarakan secara lugas dan konkret tentang apa yang bisa disumbangkan masing-masing komunitas dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi dunia saat ini,” kata Gus Yahya saat konferensi pers virtual 30/9/2022.

Forum dialog para pemimpin agama dan sekte dunia itu akan menghadirkan 40 pembicara dengan jumlah peserta sebanyak 464 partisipan.

Ketua Panitia Pelaksana Forum R20 Ahmad Suaedy mengonfirmasi kehadiran 40 narasumber, delegasi yang mewakili lima benua dunia yakni Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, dan Eropa.

Adapun pembicara dari Indonesia berjumlah tujuh orang, yakni Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) M Arsjad Rasjid, Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) H Yaqut Cholil Qoumas, Staf Ahli Presiden Ruhaini Dzuhayatin, dan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam PBNU) Ulil Abshar Abdalla.

Dua Pembahasan Utama R20

Ketua Umum PB NU Gus Yahya mengemukakan dua pembahasan utama dalam forum Religion 20.

Pertama, potensi konflik yang muncul akibat pemahaman ekstrem yang dipahami oleh penganut agama-agama. Permasalahan kedua yang dibahas dalam forum tokoh agama dunia itu, adalah tawaran nilai luhur dari agama sebagai bagian dari ekonomi dan politik global.

Pembukaan Forum R20, hari ini, Rabu 2 November 2022

Catatan Paus Fransiskus Untuk R20

Pemimpin tertinggi takhta suci Gereja Katolik, Paus Fransiskus menyampaikan catatan penting terhadap pelaksanaan forum R20, catatan tersebut disampaikan dalam bentuk surat dibacakan oleh Nunsius Apostolik/Dubes Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo.

Surat Paus Fransiskus menyinggung soal ekstremisme dan berbagai permusuhan, sebagai hal yang perlu diatasi secara konkret oleh para pemuka agama sedunia.

Selain kedua hal tersebut, Sri Paus juga menyebut soal aneka pelanggaran yang dilakukan atas nama agama.

Dubes Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Piero Pioppo

Agama, lanjut Paus Fransiskus, tidak boleh menjadi penyebab berbagai krisis dunia, melainkan perlu berperan sebagai solusi.

Paus juga bicara soal kewajiban moral untuk mencintai lingkungan dan merawat bumi, serta perlunya perhatian serius bagi kelompok marjinal, sebagai salah satu bentuk konkret agama untuk menjadi solusi masalah dunia.

“Namun, pada saat yang sama, kita tidak dapat menyatakan kesetiaan sejati kepada Allah jika kita tidak menunjukkan kasih kepada sesama manusia, khususnya kepada kaum papa dan paling rentan,” tandas Sri Paus.

Tokoh-tokoh agama peserta R20

Dalam suratnya, Paus Fransiskus menegaskan bahwa urusan “transendensi”, yang berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan, agama, atau keyakinan, tak bisa berhenti hanya sebagai urusan pribadi, melainkan juga perlu ambil bagian dalam diskursus dinamika dunia.

Ephorus HKBP Pdt. Dr. Robinson Butarbutar merupakan salah satu tokoh gereja di Indonesia, yang turut hadir dalam forum R20, tokoh-tokoh agama sedunia, R20 di Bali, pertemuan tokoh/pemimpin agama dari seluruh Indonesia dan dunia untuk menyampaikan suara perdamaian: Menyatakan dan menumbuhkan Agama sebagai sumber solusi global lewat nilai-nilai agama, apalagi karena kita mewarisi konflik hingga saling mengunci, selain Ephorus HKBP, juga hadir Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, M.Th.

Ephorus HKBP Pdt. Dr. Robinson Butarbutar (kanan), bersama Ketum PGI Pdt Gomar Gultom (tengah), dan Menag Gus Yaqut (kiri)

“Kita harus menyepakati nilai-nilai positif untuk berjuang bersama bagi dunia. Jika ada wawasan-wawasan agama yang antagonistik, kita harus membuat interpretasi baru yang membangun perdamaian dan kesejahteraan bersama. Jika kita berhasil melakukannya maka kita punya kekuatan moral yang tangguh kepada dunia untuk memakai rujukan nilai-nilai keagamaan dalam dinamika dunia menuju kesejahteraan bersama dan semua bagi umat manusia yang berbeda-beda” tulis Ephorus HKBP mengutip pernyataan Ketum PB NU, sebagaimana ditulis Ephorus HKBP dalam laman medsosnya.

Pada pidatonya di forum R20, Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut), yang juga adik kandung Ketum PB NU, mengungkapkan pengalaman ber-Pancasila di Indonesia menghadapi masalah demi masalah, membangun nilai agama menyatukan dunia dengan membahasakan pepatah Africa, “Walking together is better than crowling alone“. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*