Media Trans – Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Indonesia periode 2022-2027 dengan kepemimpinan Ketua Umum Handi Irawan, mempunyai strategi organisasi yang disebut “7 STRONG“, strategi yang digagas Ketua Umum MPK Handi Irawan, telah dibahas dalam forum Rakernas pada bulan November 2022, dengan salah satu poinnya adalah STRONG MPKW, penguatan Majelis Pendidikan Kristen di Wilayah.
Tindak lanjut hasil rakernas tersebut, MPK Indonesia mengadakan workshop bagi anggota MPK wilayah Jabodesiten (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Banten).
Workshop bertajuk Kepemimpinan Transformasional bagi anggota MPK Wilayah Jabodesiten, diadakan pada Selasa 10 Januari 2023, bertempat di Kantor Pusat BPK PENABUR Gedung E Lt. 5 Jl Tanjung Duren Raya No. 4 Jakarta Barat, pagi hingga sore.
Workshop Kepemimpinan Transformasional menghadirkan narasumber Dave Mitchell, Head of School White Rock Christian Academy (WRCA) Canada, diikuti 50 orang Kepala Sekolah dari yayasan-yayasan penyelenggara sekolah anggota MPK Wilayah Jabodesiten, demikian disampaikan Dra. Grace Deborah Khumara, M. Art of Teaching, akrab disapa Debbie, pengurus harian MPK Indonesia Bidang I Pengembangan Pendidikan kepada media dilokasi workshop.
Debbie menyampaikan bahwa workshop “Kepemimpinan Transformasional” dilaksanakan selain untuk wilayah Jabodesiten berlokasi di Jakarta, juga akan diadakan untuk wilayah Jawa Barat bertempat di Bandung, dan Jawa Tengah di Kota Solo.
“Yang hadir hari ini dari wilayah Jabodesiten, mewakili 15 yayasan, lokakarya ini diadakan bagi kepala sekolah, bukan untuk guru, akan diadakan juga untuk wilayah Jawa Barat di Bandung, akan diikuti 30 orang, dan di Solo untuk Jawa Tengah, akan diikuti 70 orang” jelas Debbie yang juga praktisi pendidikan.
“Ini dilaksanakan sebagaimana pembahasan rakernas, sebagai upaya membuat MPKW tangguh, karena kami tidak bisa langsung ke sekolah-sekolah, yah harus MPKW nya, dan MPKW yang memperkuat yayasan-yayasan sekolah dengan banyak kegiatan, agar yayasan-yayasan dapat melanjutkannya disekolah masing-masing” lanjut Debbie.
Debbie mengemukakan bahwa target workshop kepemimpinan transformasional, dapat mendorong Kepala Sekolah sebagai pemimpin menjadi pemimpin yang transformatif, menginspirasi membuat perubahan, hal ini dibutuhkan untuk membangkitkan sekolah-sekolah kristen.
“Pendidikan kristen, sekolah kristen harus berubah cepat, kalau tidak ya tenggelam, itu tidak akan dimulai kalau pemimpinnya tidak berubah” tandas Debbie.
Materi Workshop
Narasumber workshop Kepemimpinan Transformasional, Dave Mitchell, sudah puluhan tahun menjadi praktisi pendidikan, pernah melayani pembinaan pendidikan di China, juga pernah 5 tahun menjadi Head of School Sekolah Pelita Harapan Kemang Village Jakarta Selatan, beristrikan seorang psikolog klinis.
Materi yang disampaikan Dave dalam workshop, dengan dipandu Debbie yang juga menjadi penterjemah, terbagi dalam 5 topik, yakni
1.Changes in Education, Curriculum Merdeka, and the WRCA Learning Skill Program
2.Collaboration
3.Decision Making
4.Resilliance
5.Humility
Dave mengemukakan tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka:
1. Penyederhanaan konten, fokus pada materi esensial.
2. Pembelajaran berbasis projek yang kolaboratif, aplikatif, dan lintas mata pelajaran.
3. Rumusan capaian pembelajaran dan pengaturan jam peljaran yang memberi fleksibilitas untuk, merancang kurikulum operasional dan pembelajaran sesuai tingkat kemampuan peserta didik.
Dave juga menjelaskan tentang Elements of Project Based Learning, yakni :
1. A Need to Know
2. Driving Question
3. Voice and Choice
4. 21st Century Skills
5. Inquiry and
Innovation
6. Significant Content
7. Public Presentation
8. Reflection and
Revision
Konsep Pendidikan Abad 21
Dave menyampaikan bahwa konsep pendidikan era saat ini, yakni era Abad 21, berbeda dengan konsep yang selama ini masih diterapkan banyak sekolah.
Menurut Dave, terjadi perubahan besar dalam pendidikan (Global), yakni pindah dari konsep masa lalu ke masa Depan (Abad ke 21), penghafalan (pembelajaran dangkal – Taksonomi Blooms tingkat rendah) menjadi Berpikir Kritis/Kreatif (pembelajaran lebih dalam – Taksonomi Blooms tingkat yang lebih tinggi), dari konsep mengajar semua murid menjadi mengajar kepada siswa sebagai individu, penggunaan buku teks menjadi pemanfaatan teknologi, fokus pada guru menjadi fokus pada murid, titik tekan konten/ kurikulum menjadi kemampuan belajar.
Program ketrampilan mengajar (learning skill program) meliputi preparation – engagement – practice, dengan sasaran tahap preparation adalah adanya awareness melalui workshop meliputi : learning skills, teaching skills, leadership skills.
Sedangkan proses engagement dengan sasaran understanding melaui resources, melingkupi : primary units, middle modules, leadership resources.
Sasaran proses practice adalah application melalui support, yakni experts work with teachers/ principals to implement skills within the curriculum.
Preparation berdasarkan pendekatan IB (International Baccalaureate) adalah to teaching and learning.
Learning skills meliputi : Thinking, Communication, Social, Self-Management, Research.
Teaching skills melingkupi : Strategies for teaching –
Inquiry, Conceptual Understanding, Local and Global Contexts,
Collaboration, Differentiation,
Assessment, Biblical Christian integration.
Lalu untuk leadership skills, practical workshops on HOW to lead.
Bagian engagement, disampaikan Dave adalah examples or samples of the teaching and learning skills.
Pada tahap practice, disebutkan experts working with teachers
and leaders to implement these skills.
“Train the Trainer Model so Curriculum leaders can then teach others effectively” sambung Dave.
Kepemimpinan Transformasional
Dave menjelaskan bahwa
kepemimpinan transformasional
adalah gaya kepemimpinan yang dapat menginspirasi perubahan positif pada mereka yang mengikutinya, serta kepemimpinan transformasional
adalah tentang karakter pemimpin, visi dan aspirasi mereka.
Dave mengklasifikasikan bahwa ada kepemimpinan transaksional dan juga ada kepemimpinan transformasional.
Perbedaan diantara keduanya adalah :
- Kepemimpinan Transaksional,
terjadi ketika para pemimpin mencari apa yang dapat ditawarkan oleh bawahan
mereka. - Kepemimpinan transformasional, berfokus pada membangun hubungan yang dapat meningkatkan komitmen, nilai, dan moral di tempat kerja.
Kolaborasi
Ada 4 C dijelaskan Dave mengenai Kolaborasi :
• Controlling – most us know that ‘controlling others’ is not a good thing,
but there are circumstances where we need to do that in leadership;
• Consultation – give some power away to assess but retain power to decide;
• Collaboration – give some power away to assess and decide;
• Consensus – give power away to assess and decide
Lima Langkah untuk Kolaborasi yang Berhasil
1. Tentukan Tujuan Anda
2. Memilih Kolaborasi Terbuka atau Tertutup
3. Definisikan peran anggota Tim Kolaboratif
4. Mencapai Penerimaan (“Buy-In”)
5. Mendorong Sikap Kolaboratif
Ketangguhan
Dave menyampaikan tentang 10 Ciri Orang yang Tangguh
1. Memiliki Mentalitas Pertumbuhan
2. Kesadaran diri
3. Menjaganya tetap nyata
4. Ketekunan
5. Memiliki Locus of Control Internal
6. Detasemen dari Emosi yang Terpusat pada Diri Sendiri
7. Optimis Sehat
8. Memiliki Self-Compassion
9. Mereka Memiliki Sistem Pendukung
10.Menjelajahi Pilihan
Dijelaskan Dave ada beberapa hal Pengurang Stres
1 Physical Fitness (Kebugaran Jasmani)
2 Breathing (Pernapasan)
3 Laughter (Tertawa)
4 Positive Connections (Koneksi Positif)
5 Cry (Menangis)
6 Engage in creative activities (Terlibat dalam kegiatan kreatif)
7 Practice Spiritual Disciplines (Latih Disiplin Spiritual)
Kerendahhatian (Humility)
Pada bagian ini, Dave mengungkapkan Cara Bunda Theresa menunjukkan
kerendahan hati:
1. Bicaralah sesedikit mungkin tentang diri Anda.
2. Tetap sibuk dengan urusanmu sendiri dan bukan urusan orang lain.
3. Hindari rasa ingin tahu (dia mengacu pada keinginan untuk mengetahui hal-hal yang
seharusnya tidak menjadi perhatian Anda.)
4. Tidak mencampuri urusan orang lain.
5. Terima iritasi kecil dengan humor yang baik.
6. Jangan memikirkan kesalahan orang lain.
7. Terima celaan bahkan jika tidak pantas.
8. Menyerah pada kehendak orang lain.
9. Terima hinaan dan luka.
10. Menerima penghinaan, dilupakan dan diabaikan.
11. Bersikap sopan dan lembut bahkan ketika diprovokasi oleh seseorang.
12. Jangan berusaha untuk dikagumi dan dicintai.
13. Jangan melindungi diri Anda di balik martabat Anda sendiri.
14. Menyerah, dalam diskusi, bahkan ketika Anda benar.
15. Pilih selalu tugas yang lebih sulit.
Dave juga menyampaikan kerendahan hati Kristus sebagaimana terdapat dalam Filipi 2 ayat 1 – 11.
Berikut 6 Cara Rendah Hati Membuat Anda Seorang Pemimpin yang Lebih Baik
1. Terbuka terhadap pendapat orang lain
2. Membantu keperluan orang lain
3. Mengakui kesalahan
4. Menerima ambiguitas
5. Refleksi diri
6. Membiarkan orang-orang melakukan pekerjaan mereka.
Akhir paparan, Dave menyampaikan beberapa saran untuk mempraktekkan kerendahan-hati:
1. Jangan takut menelan harga diri Anda.
2. Jangan takut untuk mengatakan ‘Kamu benar’.
3. Jangan berlebihan dengan sudut pandang Anda sendiri.
4. Carilah pendapat lain.
5. Berbagi kesuksesan dengan orang lain. (DED)
Be the first to comment