Makna 1 Abad NU Menurut KH. Cholil Nafis Ketua MUI Pusat

Media Trans Acara puncak resepsi 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) akan diselenggarakan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur pada 7 Februari 2023, acara didesain terbuka untuk semua warga NU dan masyarakat umum. Panitia tidak mensyaratkan ketentuan apapun bagi semua unsur masyarakat untuk datang bersama-sama ke lokasi dimaksud.

“Kami senang dan bahagia mendengar antusiasme warga NU dan masyarakat yang berencana datang ke stadion. Ini acara tasyakuran bersama. Seperti pesan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, niatkan hadir untuk ngalap berkah,” kata Juru Bicara Panitia Puncak Resepsi 1 Abad NU, H Rahmat Hidayat Pulungan, Jumat (2/3) di Jakarta, sebagaimana dirilis NU Online (nu.or.id).

“Karena NU memang hadir untuk semua golongan, kalangan, dan lapisan masyarakat, Semua boleh hadir. Hanya pada sesi pagi dimana peringatan puncak saja pembatasan dan itu hanya di stadion. Tetapi panitia telah siapkan 80 LED besar di sekitar stadion yang dapat dinikmati semua peserta yang hadir.  Masyarakat yang hadir, jelas Rahmat, tidak perlu khawatir karena panitia, pemkab dan pemprov telah menyediakan banyak fasilitas mulai dari toilet, konsumsi, medis, bazaar kuliner, UMKM.” tambah Rahmat.

Makna 1 Abad NU KH Cholil Nafis

KH. Muhammad Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D akrab disapa Kyai Cholil, kader NU yang saat ini dikenal sebagai Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, melalui pesan singkatnya kepada redaksi, menyampaikan makna 1 Abad NU.

“Kini Nahdlatul Ulama (NU) berusia seratus tahun (satu abad) menurut hitungan hijriyah, dan berusia 97 tahun menurut hitungan tahun masehi. Karena NU lahir pada tanggal 16 Rajab 1434 H bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. Jadi usia NU menurut hitungan tahun masehi masih berusia 97 tahun dan akan merayakan resepsinya pada tahun 2026 M mendatang” ujar Kyai Cholil.

Mengapa 1 Abad NU perlu dirayakan? begini penjelasan Kyai Cholil yang juga penulis buku, dan penasehat ekonomi syariah.

“Karena mengamalkan hadits Nabi SAW, bahwa Allah SWT. mengutus kepada umat ini setiap ujung seratus tahun pembaharu agamanya. Menurut pendapat Al-Hafizh Ibnu Hajar, bahwa pembaharu itu bisa dimakmanai perorangan juga bisa diartikan kelompok atau organisasi. Jadi bagi kaum nahdliyin, NU itu kelompok atau organisasi yang telah memberi arah jalan beragama yang benar, dengan ciri tawassuth berasaskan Ahlussunnah Wal jamaah yang menjadi kelompok mayoritas (al-Sawadul A’zham). Nah, bergabung dengan organisasi meoritas adalah perintah Nabi saw agar umatnya mendapat arah yang benar dalam beragama (‘alaikum bil-sawadil a’zham)” jelas Kyai Cholil pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah di Depok.

Lebih lanjut Kyai Cholil menyampaikan, “Kini sudah Satu abad NU berkhidmah membimbing umat dan menyangga negara sehingga tetap kokoh bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan wadah NU, para pendiri mampu menyatukan gerakan para Kiai yang berbasis pesantren untuk berjungan secara nasional bahkan internasional untuk mengasuh masyarakat dan menyatukan anak bangsa untuk berjuang meraih kemerdekaan dan mengsisinya”.

Perayaan satu abad ini adalah ungkapan kebahagiaan, yang dalam istilah agama disebut tahadduts binni’mah, dalam rangka mensyukuri nikmat petunjuk dan pertolongan (hidayat dan ma’unah) Allah SWT, lanjut penjelasan Kyai Cholil.

“Berharap Allah terus menjaga NU dan warganya sampai hari ba’ats kelak. Perayaan satu abad juga untuk merefleksikan kecintaan kepada para ulama pendiri (muassis) NU dan para penerusnya sehingga generasi kegenerasi menghormati dan meneladani generi sebelumnya seraya mendoakan atas semua jerih payak perjuangannya agar diterima oleh Allah SWT” pungkas Kyai Cholil. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*