Harlah NU ke-95 Tahun, Ketum PGI Pdt Gomar Gultom “NU Berkontribusi Membendung Radikalisme dan Ekstrimisme”

Media Trans – Nahdlatul Ulama (NU) organisasi Islam yang didirikan 95 tahun silam, yakni pada 31 Januari 1926, pendirian NU digagas para Kyiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan di kediaman KH. Wahab Chasbullah di Surabaya, salah satu pemrakarsanya adalah KH. Hasyim Asy’ari.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Utama (PBNU) KH. Said Aqil Siradj merasa bersyukur pada usia Ke-95 tahun, PBNU masih berdiri sesuai jalurnya. Ia mengatakan, NU sudah memiliki perjalanan panjang dan ikut andil berkontribusi untuk bangsa Indonesia.

“NU hampir 100 tahun, bahwa menunjukan sudah panjang perjalanannya, sudah banyak andil kontribusinya untuk bangsa ini, sudah banyak lika-likunya. Kadang menjumpai perjalanan yang mudah, tapi tidak sedikit kita jumpai perjalanan yang terjal,” kata Said dalam pidatonya pada acara ‘Konser Amal dan Harlah NU ke-95’ secara virtual, Sabtu (30/1/2021).

Ketum PB NU KH Said Aqil Siradj

Kyai Said menyampaikan 3 pesan hari kelahiran NU ke-95 tahun, “Pesan saya untuk menghadapi era ini, mari generasi muda NU mampu mengontekstualisasikan ajaran kitab kuning, ilmu-ilmu yang ada di kitab kuning. Ayo kita harus mampu mengontekstualisasikan,” ujar Kiai Said dalam acara Peringatan Harlah ke-95 NU yang diselenggarakan secara virtual, pada Sabtu (30/1/2021) malam.

Sementara Presiden Joko Widodo menyambut hari kelahiran NU ke-95 tahun, mengemukakan “Di tengah perubahan dan tantangan zaman yang semakin kompleks, NU juga selalu berada di garda terdepan dalam membela kepentingan bangsa dan negara. Kita semua melihat bukti Nahdlatul Ulama berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menggerakkan semangat nasionalisme, dan semangat toleransi, serta dalam melawan segala bentuk radikalisme dan terorisme”.

Presiden juga mengungkapkan rasa bangganya terhadap para nahdliyin muda yang aktif memberdayakan ekonomi umat. “Saya bangga menyaksikan para nahdliyin muda, para santri berperan aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat yang berbasis pesantren. Setiap saya mengunjungi pesantren-pesantren, saya melihat optimisme. Karena saya melihat para santri tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga wirausaha. Bahkan saat ini para santri sudah melek digital dan tidak sedikit yang menjadi pelopor teknologi informasi yang bisa membawa manfaat nyata bagi negara ini”.

Ketum PGI pada hari lahir ke-95 Tahun Nahdlatul Ulama, menyampaikan  rasa syukur atas kehadiran dan keberadaan NU di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia. Bangsa kita berhutang besar kepada NU atas peran signifikan NU untuk menjaga Indonesia sebagai rumah bersama berdasarkan prinsip-prinsip toleransi (tasamuh) dan persaudaraan (ukhuwah). Prinsip-prinsip ini telah turut membentuk karakter ke-Indonesia-an yang guyub dan toleran, sejalan dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Kehadiran dan kekuatan NU yang sangat berakar pada ke-Indonesia-an telah teruji juga melalui kontribusinya untuk membendung radikalisme dan ekstrimisme yang terus berusaha meminggirkan Pancasila dan menegasikan kemajemukan Indonesia, lanjut Pdt Gomar.

“Pada usia yang ke-95 ini kami doakan semoga Allah merahmati NU dan segala iktiharnya untuk menghadirkan Islam sebagai penyebar rahmat bagi semesta (Rahmatan lil alamin)” pungkas Pdt Gomar. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*