Dies Natalis ke-59, GAMKI Diharapkan Lebih Berperan Dalam Moderasi Beragama dan Pembinaan Generasi Muda

Media Trans – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen (DPP GAMKI), kemarin adakan Ibadah Perayaan dan Dies Natalis ke-59 Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), bertema “Usahakanlah Kesejahteraan Kota Dimana Kamu Berada, dan Doakanlah” (diambil dari nats Kitab Yeremia 29 : 7), dengan sub-tema : Meneguhkan Nasionalisme dan Ekumenisme dengan Nilai-nilai Pancasila. Acara dilaksanakan di Rose Grandwood Hotel Royal Kuningan Jakarta Selatan, secara hybrid, dihadiri dalam jumlah terbatas sesuai ketentuan protokol kesehatan pandemi Covid-19, dan disaksikan secara live lewat akse Youtube channel DPP GAMKI, IG @dppgamki, dan FB Dpp Gamki, serta Zoom.

Ketua Umum DPP GAMKI, Willem Wandik, S.Sos, saat kata sambutan menyampaikan bahwa pemuda harus dapat memberikan kedamaian di Tanah Papua, dan Indonesia umumnya. Menyelesaikan masalah di Papua, menurut Willem Wandik yang juga anggota DPR dapil Papua, harus mengedepankan pendekatan humanis.

Lebih lanjut Wandik menjelaskan, “GAMKI dan pemuda Indonesia janganlah terpecah belah, Indonesia mesti bersatu. GAMKI terus berpelayanan, berkarya untuk Indonesia maju”. Willem Wandik juga menyatakan GAMKI mengundang hadir Ketum tiga DPP KNPI, GAMKI mendukung dan mengupayakan agar KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) kembali menjadi satu.

Sekretaris Umum GAMKI Sahat Sinurat, saat Dies Natalis, menyampaikan program-program yang telah dilakukan DPP GAMKI, menjelaskan secara langsung, dan juga melalui penayangan video. Diantara program-program yang sudah dilaksanakan, termasuk pendirian Balai Latihan Kerja dibeberapa daerah kategori 3 T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal).

Sementara Dirjen Bimas Kristen, Prof Thomas Pentury, hadir mewakili Menteri Agama, dalam sambutannya menyampaikan bagaimana GAMKI memaknai apa yang harus dilakukan dalam perannya sebagai sebuah gerakan pemuda, atau organisasi pergerakan, bagaimana GAMKI memaknai dan mengimplementasikan konsep moderasi beragama.

Kekristenan di Indonesia tidak dapat dikatakan dalam posisi moderat, demikian dikatakan Prof Thomas Pentury, hal tersebut dapat dibaca dari beberapa indikator, seperti jumlah denominasi gereja yang relatif banyak, ini menunjukkan sebenarnya kekristenan tidak dalam posisi ditengah. Ada yang ditengah, ada juga yang di kutub ekstrim tertentu, dan di kutub ekstrim yang lain, lanjut mantan Rektor Universitas Pattimura Ambon.

Prof Tommy, demikian sapaan akrab Dirjen Bimas Kristen, menegaskan bahwa GAMKI harus menggeluti secara internal realitas kekristenan tadi, bagaimana mengupayakan posisi kekristenan berada pada posisi ditengah (moderat), tidak ke arah konservatif, tidak ke arah liberal.

Hal moderasi merupakan pergumulan yang panjang untuk mewujudkannya, mengingat juga keragaman keindonesiaan, ujar Prof Tommy.

Solusi untuk dapat mengusahakan “pendulum” keragaman agar dapat berada dalam posisi moderat (ditengah), disampaikan Prof Tommy yang juga seorang ahli statistika, adalah dengan moderasi atau dialog.

“Jika pendulum itu berhenti ditengah, atau pendulum itu akan berhenti ditengah, jika terjadi dialog antar kita, antar denominasi gereja, antar agama-agama kita. Jika tidak terjadi dialog, akan terjadi stagnasi peradaban” jelas Prof Tommy.

Hal penting kedua bagi GAMKI, selain moderasi beragama, adalah memahami literasi. Prof Tommy mengemukakan bahwa literasi meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi kemanusiaan.

Sedangkan sambutan Kapolri, disampaikan Brigjen Pol Umar Effendi, dikatakan Kapolri mengapresiasi kegiatan Ibadah Paskah dan Perayaan Dies Natalis ke-59 GAMKI, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, mengingat Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Tema dan Subtema kegiatan, menurut Kapolri sebagaimana disampaikan Dirkamneg Baintelkam, relevan dengan kondisi pemahaman kebangsaan yang sudah mulai pudar.

Umar Effendi mengemukakan keprihatinannya terhadap adanya data suatu survey, yang menandaskan realitas generasi muda yang tidak memahami Pancasila dan Pilar-pilar kebangsaan.

“Jika mereka tidak tahu pilar-pilar negeri ini, bagaimana mereka bisa mencintai negri ini?” ujar Umar Effendi.

Lebih lanjut Umar Effendi mengatakan bahwa permasalahan yang dihadapi generasi muda saat ini, krisis iman, krisis identitas, terjerat narkoba, terlibat perkelahian antar kelompok, dan pengangguran.

Sejumlah tokoh dan undangan hadir dalam Perayaan Paskah dan Dies Natalis ke-59 GAMKI, diantaranya Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom, perwakilan Kedubes Rusia Dimitri Morozenkov, Dirjen Bimas Kristen Prof Thomas Pentury mewakili Menteri Agama, Brigjen Pol. Umar Effendi Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan Mabes Polri mewakili Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sekum PIKI Audy Wuisang, Ketum GMKI Jefri Gultom, Ketum Pemuda Muhammadyah Cak Nanto, perwakilan PP PMKRI, Sekjen DPP KNPI Addien Jauharudin, dan unsur MPO GAMKI.

Disela-sela perayaan Dies Natalis, merespon bencana yang melanda sejumlah daerah, DPP GAMKI menyampaikan bantuan sosial, yang diserahkan oleh Ketum DPP GAMKI Willem Wandik kepada Sesbid Sosial, Kependudukan & Mitigasi Bencana DPP GAMKI Neni T. Purba untuk disalurkan ke daerah-daerah bencana.

Para tokoh yang tidak berkesempatan hadir, menyampaikan video ucapan diantaranya Ketua PNPS GMKI Febry C. Tetelepta, Sekjen Kemendes, Jubir Presiden Fadjroel Rachman, Ketua MPO GAMKI Dr. Michael Wattimena, M.Si, Ketum PP PGLII Pdt. Ronny Mandang, Jubir Menhan RI Dahnil A. Simanjuntak, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*