Menko PMK Muhadjir Effendy Buka Resmi Jakarta Plurilateral Dialogue 2023, Ajang Belajar Toleransi Global 30 Negara

Media Trans – Indonesia berkomitmen mendukung penguatan toleransi global, diantaranya melalui gelaran kegiatan Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023, acara yang dikoordinasikan oleh Kantor Staf Presiden, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Agama, secara resmi dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy pada Selasa (29/8/2023), dihadiri 30 negara dan berbagai perwakilan/ utusan NGO serta organisasi keagamaan, seperti PGI, FKUB, Institut Leimena, Asia Foundation, dan banyak lainnya, dengan mengusung tema Strengthening The Culture of Tolerance by Mainstreaming The UN Resolution 16/18, selaras juga dengan penetapan pemerintah, bahwa tahun 2023 sebagai Tahun Toleransi.

Turut hadir pada JPD 2023, Wakil Presiden Kantor Dewan HAM PBB asal negara Gambia, Muhammadou M.O. Kah, yang memuji kerukunan di Indonesia.

Menko PMK Muhadjir menyatakan bahwa JPD 2023, mengangkat tema toleransi sebagai urgensi kemanusiaan di tengah-tengah maraknya perilaku diskriminasi dan intoleransi berdasarkan agama dan kepercayaan yang terjadi secara global.

“JPD 2023 menjadi relevan guna menjawab tantangan perdamaian dunia, untuk itu budaya toleransi perlu untuk menjaga kebhinekaan masyarakat dan seluruh negara perlu bekerja sama secara konstruktif untuk membangun budaya toleransi,” jelas Muhadjir.

Dalam mempromosikan budaya toleransi global, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, saat pembukaan JPD 2023, mengingatkan pentingnya komitmen tiap-tiap negara dalam mengimplementasikan Resolusi 16/18.

Forum dialog JPD 2023 diharapkan menjadi praktik baik dalam menyampaikan budaya toleransi berbasis agama untuk negara-negara anggota, lanjut Menlu Retno.

“Beberapa hal yang perlu kita jalankan bersama dalam mengedepankan nilai toleransi berbasis agama, kita harus menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dengan bebas dari diskriminasi, membangun kerangka hukum yang jelas dalam melawan diskriminasi berbasis agama dan mempromosikan inovasi dalam melawan intoleransi,” ujar Retno.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyerukan pentingnya toleransi umat beragama, dalam menciptakan kehidupan bersama yang lebih adil di tengah perkembangan global saat ini.

Dalam pidatonya, Gus Yaqut menyatakan, pengalaman Indonesia dalam merawat toleransi erat kaitannya dengan budaya demokrasi yang dianut oleh masyarakat Indonesia.

“Indonesia merupakan salah satu negara dengan eksperimen toleransi terpanjang dan paling intens. Tradisi dan kepercayaan Indonesia mendorong warga negara untuk memahami, mengilustrasikan, dan menerjemahkan perbedaan menjadi fakta yang dapat dimengerti dan diadaptasikan dalam pergaulan sesama warga,” tandas Gus Yaqut.

“Kami, Indonesia menyadari betul bahwa tak ada hidup bersama yang tidak plural, tidak ada sejarah yang tidak ditandai dengan kemajemukan. Pluralitas adalah ciri kodrati tata realitas, baik natural maupun kultural. Karena itu penolakan terhadap pluralitas sesungguhnya adalah penyangkalan terhadap realitas,” sambungnya pria yang juga akrab disapa Gus Men.

Renata Arianingtyas dari Asia Foundation, kepada mediatransformasi.com  menyampaikan, “Program JPD lebih untuk memperkenalkan tradisi toleransi negara-negara ke anggota FKUB, dan komunitas pendidikan di Indonesia” ujar perempuan yang juga alumni FISIP UI.

Lanjut Renata, sebaliknya di dunia internasional, workshop JPD ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar, tapi tetap demokratis dan menghargai pluralisme.

3 Tokoh Toleransi Indonesia

Menko PMK Muhadjir saat konferensi pers, mengemukakan bahwa untuk untuk mensikapi perbedaan, tidak perlu dengan sikap intoleran, tapi bisa dengan cara-cara sederhana yang sudah dicontohkan 3 tokoh toleransi Indonesia, Gus Dur (Abdurrahman Wahid), Cak Nur (Nurcholis Madjid), dan Buya Ma’arif (Ahmad Syafii Maarif), yakni melalui tradisi guyonan, tulisan-tulisan yang bernas, dan pilihan-pilihan diksi. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*