Media Trans – Alan Christian Singkali, putra Toraja mahasiswa pasca sarjana UKSW Salatiga, menyuarakan realitas masalah yang dialami mahasiswa perantauan asal Toraja, dalam kondisi pandemi Covid-19.
Alan mewakili generasi milenial Toraja perantauan, hadir sebagai narasumber dalam kesempatan webinar (web seminar secara daring/online) dengan para tokoh Toraja, yakni Bupati Tana Toraja (Tator) Ir. Nicodemus Biringkanae, Bupati Toraja Utara (Torut) Dr. Kalatiku Paembonan, Koordinator Crisis Center Sinode Gereja Toraja Pdt. Dr. Alfred Anggui, dan Direktur RSUD Lakipadada Dokter Syafari Daniel Mangopo.
Webinar diadakan pada 5 Mei 2020, oleh Gerakan Milenial (GM) Sang Torayaan, yang dikoordinir oleh Brikken Linde Bonting, sebagai Koordinator GM Sang Torayaan.
Webinar dengan moderator Mangatta Toding Allo, narahubung Manti Tandi, dan host Eliyah Achanta Sampetoding, semuanya generasi muda Toraja.
Alan meminta pemerintah daerah di dua kabupaten di Toraja, memperhatikan mahasiswa dirantau, karena mereka tidak masuk dalam skema bantuan di kota-kota studi karena domisili KTP.
“Selain itu juga ada pengeluaran tambahan biaya kuota internet karena harus kuliah dari rumah yang berdampak besar bagi keuangan para mahasiswa,” ungkap Alan.
Sementara itu Bupati Tator Nicodemus Biringkanae, mengatakan untuk melawan Covid-19 kita harus “berpikir dengan hati, bekerja dengan hati, dan beresiko dengan hati”.
Bupati Nico menjelaskan lebih lanjut, kebijakan yang ditempuhnya meliputi, penangangan Covid-19 dengan Pshysical Distancing dan Social Distancing, mendorong penguatan Lembaga Ekonomi Kerakyatan, dan jaring pengaman sosial.
“Pembiayaan sudah dianggarkan sekitar 74 miliar rupiah dengan peruntukan lebih dominan pada penanganan penyakit pada pasien Covid-19 dan dampak sosial ekonominya,” jelas Bupati Nico.
“Tapi ada persoalan data yang ditemukan di Tana Toraja, dan kita mulai untuk perbaikan data dari RT, RW, dan kelurahan. Sehingga kita berharap keluar dari masalah data ini,” ungkap Bupati Nico.
Seperti halnya Tator, Kab. Torut, diungkapkan Bupati Kalatiku Paembonan, pihaknya telah melakukan sosialisasi melalui media sosial, khususnya bidang pendidikan mendorong sistem pembelajaran online dan media TV kabel.
“Khusus anak-anak sekolah sudah ada jadwal,” ungkap Bupati Kalatiku.
Lebih lanjut Bupati Kalatiku mengatakan, bahwa sudah memutuskan bersama Forkopimda dan FKUB, menghentikan dan membatasi ibadah-ibadah di rumah ibadah, upacara-upacara adat dan menutup area-area wisata.
“Semua masyarakat harus memperhatikan protokol-protokol kesehatan, seperti memakai masker dan mencuci tangan,” ujar Bupati Toraja Utara.
Koordinator Crisis Center Sinode Gereja Toraja, Pdt. Alfred Anggui menyampaikan bahwa, pihaknya telah melakukan mengumpulkan dana sampai 1 miliar rupiah, untuk membantu unit-unit kesehatan di desa-desa.
Sementara itu informasi Dokter Syafari Kepala RSUD Lakipadada, mengemukakan perkembangan penanganan Covid-19 di rumah sakit rujukan dan RSUD, telah berhasil memulangkan 3 pasien Covid-19 ke rumah masing-masing dalam keadaan sembuh (negatif).
“Jadi sekarang Tana Toraja, zero positive Covid-19.” jelas Dokter Syafari. (DED)
Be the first to comment