Batak Center Serukan Keprihatinan Terhadap Kasus Anak, Surati Pimpinan Gereja Kawasan Danau Toba

Media Trans – Merebaknya berbagai kasus anak, termasuk anak dibawah umur di Sumatera Utara, yang pelakunya melibatkan orang-orang terdekat korban, menjadi keprihatinan Batak Center.

Beberapa waktu lalu, dalam rangka Hari Anak Nasional, Batak Center mengadakan diskusi dengan narasumber diantaranya Arist Merdeka Sirait aktivis pejuang anak. Diskusi mengungkapkan kecenderungan kasus menimpa anak di Tanah Batak, yang pelakunya tidak lain orang-orang terdekat korban.

Batak Center dalam semangat Hari Sumpah Pemuda, dan mengenang kepergian Arist Merdeka Sirait, menyerukan keprihatinannya melalui surat kepada pimpinan gereja di Tanah Batak.

Surat yang menghendaki perhatian yang lebih mendalam bagi gereja-gereja di Sumatera Utara terhadap masalah sosial dan moral yang tengah melanda masyarakat, khususnya di Kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

Seruan surat terbuka Batak Center kepada pimpinan gereja, dilandasi semangat Hari Reformasi Gereja 31 Oktober, pun menandaskan keprihatinan Batak Center agar regenerasi kepemimpinan gereja, tidak diwarnai praktik politik, terlebih politik uang

Ketua Umum Batak Center, Ir Sintong M Tampubolon, dalam jumpa pers di Sekretariat Batak Center, Jakarta, Kamis (14/11/2024), menyampaikan berbagai masalah sosial yang membutuhkan perhatian serius, termasuk dekadensi moral, kasus kriminalitas, perjudian online, narkoba, hingga kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan seksual terhadap anak.

SM Tampubolon menegaskan, modernisasi dan kemajuan teknologi membawa dua sisi yang berlawanan. Meski membawa kemudahan, perubahan ini turut melemahkan ikatan spiritual masyarakat Kristen.

“Modernisasi seringkali mengaburkan fokus pada Tuhan dan nilai-nilai keagamaan,” ujar SM Tampubolon.

Lebih lanjut SM Tampubolon menjelaskan, pengaruh media sosial seringkali mengarahkan masyarakat pada konten yang tidak sejalan dengan ajaran Kristen.

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kepolisian Daerah Sumatera Utara menunjukkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi.

“Ini adalah tragedi moral dan sosial yang harus kita atasi bersama. Gereja perlu hadir sebagai pelindung dan pembela bagi anak-anak,” tandas SM Tampubolon..

Seruan Surat Terbuka Batak Center

Dalam surat terbuka yang sudah dikirimkan ke Sinode Gereja di Sumatera Utara, dijelaskan oleh Sekjen Batak Center Jerry R Sirait, Batak Center menyampaikan seruannya untuk gereja-gereja di Sumatera Utara, yakni

1. Kerja sama antar gereja lintas denominasi.
Gereja-gereja lintas denominasi diharapkan bersatu dan berkolaborasi untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah sosial yang ada.

“Batak Center juga mengimbau gereja-gereja untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan UMKM dan produk lokal,” ujar Jerry.

2. Program edukatif untuk generasi muda. Edukasi dini tentang nilai-nilai kekristenan dan kesadaran pribadi penting untuk menghadapi tantangan modernisasi.

“Melalui pendidikan rohani yang kokoh, kita dapat membentuk generasi yang mampu menghindari pengaruh buruk di era digital,” terang Jerry.

3. Kepemimpinan gereja yang teladan. Pemimpin gereja diharapkan menjadi contoh yang baik bagi jemaat dalam hal integritas, kasih, dan kerendahan hati.

“Kami berharap gereja memberikan keteladanan yang konsisten dalam pengajaran dan pengamalan Firman Tuhan,” tukas Jerry.

4. Pencegahan kekerasan terhadap anak dan pemberdayaan perempuan. Gereja diminta tegas terhadap segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan seksual pada anak, serta lebih proaktif dalam memberdayakan perempuan dengan menyediakan program-program khusus dan edukasi mengenai kesetaraan gender.

5. Kolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan lingkungan. Batak Center mengajak gereja-gereja untuk bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta dalam menjaga kelestarian lingkungan Danau Toba melalui pendekatan holistik yang berkelanjutan.

6. Gereja Hindari Politik Praktis. Batak Center menekankan pentingnya netralitas gereja dan menghindari politik praktis dalam setiap pergantian pimpinan sinode atau lembaga gerejawi.

Melalui seruan surat terbukanya, Batak Center berharap gereja-gereja di Sumatera Utara dapat lebih berperan aktif dalam mengatasi tantangan sosial dan spiritual yang ada, serta menjaga komitmen terhadap nilai-nilai kekristenan di tengah modernisasi dan perubahan sosial.

Batak Center dalam waktu dekat akan mengadakan pemberian apresiasi Batak Center Award, dan pengukuhan kepengurusan untuk periode yang baru. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*