Media Trans – Memperingati 92 Tahun Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2020, Media Transformasi menampilkan tulisan tokoh pendidikan, Anugerah Pekerti, Ph.D, sebagai inspirasi memaknai peringatan Hari Sumpah Pemuda, tulisan dikutip dari laman FB
Tulisan yang terpasang pada laman FB Anugerah Pekerti sejak hari kemarin, tulisan tersebut terkait dengan peringatan 92 Tahun Sumpah Pemuda, menarik untuk diperhatikan, khususnya terkait penggunaan Bahasa Indonesia.
Kita yang berdwibahasa bisa mulai memperkaya khasanah pengetahuan berbahasa Indonesia dengan menerjemahkan satu karangan ke dalam bahasa Indonesia dan mengunggahnya di Internet. Mari kita mulai! Selamat Sumpah Pemuda. Salam
Fasih Berbahasa Inggris Bangga Berbahasa Indonesia, Mengingat Sumpah Pemuda Menyongsong Masa Depan.
Salah satu milik kita yang paling berharga sebagai bangsa adalah bahasa Indonesia. Khasanah kebangsaan ini tidak lagi dianggap istimewa untuk dipelihara dan dikembangkan bersama, malah sering diperkosa menjadi bahasa gado-gado. Perhatikan saja tutur kata para presenter dan pennyiar radio yang dengan bangga enjoy mensharingkan bahwa mereka mengerti bahasa Inggris.
Sungguh mengagumkan bahwa pada 28 Oktober 1928 para pemuda yang masih terkelompokkan dalam organisasi kedaerahan bersumpah untuk menjadi satu bangsa yang punya satu tanah air dan satu bahasa Indonesia. Ketiga tekad para pemuda itu kini sudah terujud semua. Rasa kebangsaan kita kuat. Kita tersinggung kalau unsur budaya kita diakui orang lain. Cinta tanah air luas. Kita berang kala satu pulau kecil dari 17 000 pulau kita mau dikuasai negara lain. Walaupun ada juga yang diam-diam dijual sebagai penguruk pelebaran pantai Singapura. Tapi kita tidak marah kalau bahasa Indonesia diperkosa dikalangan kita sendiri. Mungkin kita kurang memaknai dan menghargai peran bahasa Indonesia sebagai perekat utama kebangsaan dan daya utama untuk kemajuan Indonesia.
Bahasa Indonesia suatu wujud kebahasaan yang luar biasa dalam sejarah dunia moderen. Kalau di banyak negara lain orang masih bertengkar dan berseteru karena bahasa . Kita di Nusantara justru bersatu karena bahasa Indonesia. Lagi pula bahasa Indonesia telah berkembang sebagai bahasa pemerintahan, susastra dan ilmu pengetahuan. Kita bisa menulis disertasi doktor dalam semua disiplin ilmu dalam bahasa Indonesia. Artinya kita bisa berkomunikasi, bekerja, berfikir, dan mencipta dalam bahasa Indonesia. Semua ini terwujud dalam kurun waktu kurang dari 100 tahun.
Kemajuan Indonesia di masa depan akan sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Indonesia dan penguasaannya oleh para penutur dan penggunanya.. Bahasa Indonesia harus makin kaya kosa katanya agar bisa dijadikan alat berpikir, bekerja dan mencipta yang rinci dan cermat dalam semua bidang kehidupan. Para penutur dan penggunanya harus menguasainya agar piawai memanfaatkannya.
Pengembangan bahasa Indonesia dan pembelajarannya tidak kalah pentingnya dengan pembangunan sarana perhubungan dan sarana lain yang memerlukan investasi besar-besaran.
Kalau kita bertekad menyongsong masa depan dan maju, kita harus menyediakan peluang belajar bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya mereka yang berpunya. Kita harus memampukan anak-anak kita untuk belajar mandiri . Kunci utama kemampuan belajar mandiri adalah kemampuan baca tulis dalam bahasa Indonesia. Apakah bukan berbahasa Inggris?
Berbahasa Inggris juga penting untuk meraih pengetahuan dari seluruh penjuru dunia. Tetapi menginggriskan Indonesia akan sangat mahal dan butuh waktu lama bahkan muskil. Yang bisa kita capai dalam jangka waktu yang masuk akal adalah mengupayakan sebagian besar pembelajar di Indonesia untuk mahir baca tulis dalam bahasa Indonesia. Inipun memerlukan tekad yang kokoh dan investasi besar. Pengembangan dan pembelajaran bahasa Indonesia harus menjadi prioritas nasional.Tentu saja peluang untuk belajar berbahasa Inggris juga harus diraih oleh yang berkesempatan. Semboyan kita untuk maju haruslah: Fasih berbahasa Inggris bangga berbahasa Indonesia.
Untuk berhasilnya pembelajaran bagi seluruh rakyat Indonesia, kemampuan berbahasa harus dipadu dengan tersedianya sarana dan sumber pengetahuan yang bisa diraih oleh semua, khusunya mereka yang tidak berpunya. Kesempatan belajar bermutu kini bisa teraih luas melalui pengamalan teknologi komunikasi dan informasi. Universitas terkemuka di Amerika Serikat seperti MIT dan Standford menyediakan bahan ajarnya (melalui sarana komunikasi dan informasi) untuk bisa diraih oleh siapa saja dengan cuma-cuma. Karena itu saya sangat kecewa UU Pendidikan Tinggi yang baru disahkan hanya memuat satu pasal singkat tentang pembelajaran jarak jauh dan multimedia.
Kita harus belajar dari Khan Academy yang menyajikan program pembelajaran dasar yang aktif, kreatif dan terbuka melalui teknologi komunikasi dan informasi. Sampai September 2012, enam tahun sejak didirikan oleh Salman Khan, 200 juta bahan ajarnya telah diraih dengan cuma-cuma melalui Youtube.
Skala pembelajaran demikianlah yang bisa mendorong kita melompat maju menyongsong masa depan menggenapkan cita-cita Sumpah Pemuda.
Be the first to comment