Dr John Palinggi, MM., MBA : Komjen Listyo Sigit Prabowo Kapolri Rendah Hati

Media Trans – Kabareskrim Komjen. Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si yang merupakan calon tunggal Kepala Kepolisian RI oleh Presiden, telah ditetapkan DPR RI menjadi Kapolri, setelah kemarin (Rabu 20 Januari 2021) sudah melewati tahapan uji kepatutan dan kelayakan di DPR.

Berbagai macam opini beredar perihal pencalonan Komjen Listyo Sigit Prabowo, baik itu yang bernada negatif maupun positif. Pengamat kebijakan strategis, yang juga Ketua Harian BISMA (Badan Interaksi Sosial Masyarakat), Dr. John Palinggi, MM., MBA, kepada mediatransformasi.com saat ditemui dikantornya di Graha Mandiri Jl. Imam Bonjol Jakarta Pusat, menyampaikan ulasannya tentang pencalonan Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.

Komjen Pol. Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si

“Pencalonan maupun keterpilihan Komjen Listyo Sigit Prabowo, suatu hal yang biasa, normal dalam rangka penempatan pejabat negara, kenapa normal? karena pada saat pencalonan melalui proses-proses rekruitmen, pemilihan di Wanjakti (Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi) Mabes Polri, diusulkan ke Komisi Kepolisian Nasional, selanjutnya diajukan lima orang ke Presiden, dan dipilih satu diajukan ke DPR untuk fit and proper test, dan terakhir kemarin (Rabu 20 Januari 2021) disetujui untuk menjadi Kapolri, tidak ada lagi alasan apapun untuk menceritakan sesuatu yang berlatar belakang apapun, entah suku, agama, entah apapun, entah angkatan lebih muda, tidak ada alasan apapun, karena itu tidak termasuk dalam proses hukum (pencalonan). Pada saat seseorang sudah melalui proses sesuai undang-undang, dan terpilih, maka itu sudah sah secara hukum”.

Sementara mengenai paparan Komjen Listyo Sigit saat mengikuti fit and proper test di DPR, berjudul “Transformasi Menuju Polri yang Presisi, Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan”, John Palinggi menyebutnya sebagai paparan yang komprehensif, dan menurut John, paparan tersebut konsep yang ditunggu-tunggu masyarakat.

John Palinggi mengemukakan “Tugas Polri sesuai Undang-undang No. 2 Tahun 2002, yang pertama mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam negeri, yang kedua, menegakkan hukum sambil menghormati HAM, itu ada dalam paparan Komjen Listyo Sigit. Kita tegakkan hukum, tapi ingat, harus humanis, tegas tapi humanis, yang ketiga, membina dan memelihara keamanan. Dalam memelihara keamanan tidak boleh bersikap melakukan kekerasan, saya kira itu paparan beliau. Satu lagi, tidak tajam ke bawah, tidak tumpul ke atas, artinya bersikap adil dalam menegakkan hukum, dan melayani, mengayomi, semua paparan itu bagian yang membahagiakan”.

Hampir semua yang dipaparkan kemarin oleh Komjen Listyo itu sangat penting, yang paling mendesak menurut John Palinggi yang juga Ketua Umum ARDIN, adalah pertama, korupsi.

“Inilah yang menghancurkan negara, Presiden susah payah meminjam uang, stimulus dilakukan supaya dalam pandemi kita bertahan, tapi dikorupsi, dan korupsi bukan hanya pada masa pandemi, tapi sebelumnya juga.

Orang-orang yang duduk sebagai orang yang patut diteladani, pejabat di eksekutif, legislatif, yang harus diteladani, itulah yang melakukan kejahatan korupsi dengan merangkap jabatan disana, sambil berdagang, dan menggerogoti uang di bank, tidak bayar. Belum lagi pengadaan barang yang ratusan trilyun, itu juga hilang lenyap, tidak ada, dipakai untuk berfoya-foya saja”.

Kedua, narkoba, kehancuran negara ini memang sudah secara konsepsional dirancang orang-orang tertentu dari luar, bekerja sama dengan yang didalam negeri, dan mengedarkan narkoba, sampai hancur ini generasi muda sedemikian rupa, kita tidak punya masa depan, generasi muda kita dihancurkan, jelas John Palinggi.

Lalu ketiga, teroris, menurut John Palinggi masalah teroris secara konsepsional akan segera menurun, dan dirinya yakin terorisme itu akan berkurang, dan kita akan tenteram. “Dilingkungan kepolisian, itu sudah sangat ahli menanganinya, dibantu oleh TNI”. Itu hal-hal mendesak menurut saya.

Lebih lanjut John Palinggi mengatakan “Saya ingin Polri melangkah lebih jauh lagi dari KPK. KPK itu terlalu polemik, didalamnya ada politisnya, tetapi polisi mungkin lebih leluasa bergerak, saya ingin institusi penegakkan hukum ini, polisi leading ke atas untuk menangkapi orang-orang yang korupsi itu. Bantu Bapak Presiden, sewaktu melantik Menteri, Presiden mengatakan hal pertama kalian tidak boleh korupsi, Presiden akan berhentikan ditengah jalan kalau korupsi”.

 

Orang menanyakan kenapa Presiden Joko Widodo memilih Komjen Listyo Sigit Prabowo menjadi Calon Kapolri? Orang bilang karena pernah ajudan, pernah dekat di Surakarta, pernah dimana-mana, bukan itu alasannya menurut John Palinggi.

“Joko Widodo seorang yang rendah hati, saat dulu menjadi Calon Gubernur DKI ataupun Calon Presiden, dilecehkan, direndahkan, tetapi Joko Widodo dengan rendah hati menjalankan apa yang ada, tidak perlu menanggapi orang-orang seperti tadi. Didalam diri Komjen Listyo, saya amati, ini orang rendah hati, ada kesamaan, dan orang yang rendah hati itu, dapat ditinggikan oleh Tuhan pada saatnya, orang rendah hati itu, tidak sanggup melakukan pengkhianatan, tidak sanggup berbuat hal-hal yang melawan nurani rohnya, orang yang rendah hati itu selalu disayangi manusia lainnya, orang rendah hati itu sangat diberkati oleh Tuhan, dan didalam kegelapan pun, akan diberi cahaya terang oleh Tuhan” terang John Palinggi.

Menurut John Palinggi, “Jadi ini rendah hati, orang rendah hati itu akan ditinggikan, jadi mengapa dia cocok dengan Joko Widodo, menurut saya bukan karena bekas ajudan, bukan yang lain, karena rendah hati, ada persamaan. Ada pepatah Cina mengatakan burung pasti mencari yang sama jenisnya, burung itu harus cari yang sama, kalau cari yang beda jenis, dimakan nanti yang lain itu”.

Pembenahan kepolisian sudah menjadi bagian dari rencana yang dipaparkan Komjen Listyo Sigit, ujar John Palinggi, dirinya mengajak kita doakan supaya program tersebut berjalan.

“Tentu saja kita usulkan supaya Pak Listyo bisa mengajak personel polisi, terutama yang suka hidup bermewah-mewah, memainkan kekayaan, supaya kembali hidup sederhana, karena negara kita lagi susah. Kedua, kita doakan supaya tidak angkuh dan sombong dalam berhadapan dengan masyarakat, contoh konkrit, kalau macet di Jalan Sudirman Thamrin ini, kalau tidak mengawal VIP, jangan bunyikan sirene untuk mau lewat sendiri, seperti orang yang penting dari orang-orang lainnya” pungkas John Palinggi. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*