
Media Trans – Setelah sukses menggelar Press Screening & Gala Premiere pada 16 Februari 2024, di XXI Epicentrum, Jakarta Selatan, film Women From Rote Island, karya dari Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema, juga mengadakan Gala Premiere, pada 21
Februari 2024 di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Dihadiri crew and cast, acara di Kupang berlangsung dengan meriah, yang membuat
orang-orang yang terlibat di film ini, merasakan apresiasi yang begitu besar. Dan dengan
terselenggaranya gala premiere ini, harapannya dapat menjadi momentum penting dalam memberikan inspirasi serta pengetahuan lebih terkait isu kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat.
Terlebih, satu hari setelah gala premiere, di Kupang, atau tepat di hari Kamis, 22 Februari 2024,
film Women From Rote Island, karya dari Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema,
mulai tayang di bioskop-bioskop pilihan di Indonesia.
Besar harapan film ini dapat bertemu
dengan banyak penontonnya, dan bisa memberikan pandangan baru tentang korban kekerasan seksual di sekeliling kita.
“Dengan film ini berani dan tegas menggambarkan keberdayaan perempuan dalam menghadapi
tantangan kekerasan seksual, saya berharap akan banyak penonton yang mengapresiasi film ini. Akan banyak orang yang terbuka pengetahuannya, bahwa cerita yang terjadi di film ini juga terjadi di dunia nyata, bukan cuma di Rote, tapi di banyak tempat. Dan harapannya setelah ini akan lebih banyak orang yang berani bersuara dan bahu membahu untuk dapat memperbaiki kondisi yang ada,” ungkap Irma Rihi, salah satu pemain film Women From Rote Island.
Senada dengan komentar Irma Rihi, Jeremias Nyangoen selaku Sutradara, juga berharap film bisa memberikan pengalaman menonton yang berbeda, memberikan informasi yang lebih dalam tentang kekerasan seksual, dan nantinya bisa membuat orang-orang lebih hati-hati menjaga orang-orang terdekatnya.
“Film ini bukan hanya sekadar kisah perempuan yang menjadi korban kekerasan, tetapi juga
mencerminkan keadaan sistem hukum, kondisi sosial, dan budaya yang masih menghadang
upaya untuk memberikan keadilan kepada para korban. Kita butuh lebih peka, lebih hati-hati
menjaga keluarga dan orang-orang dekat kita, karena kekerasan seperti ini bisa terjadi kepada
siapapun, bahkan tidak pandang jenis kelamin. Semoga dengan film ini, mata kita menjadi lebih
terbuka lagi dengan isu-isu yang sensitif yang saya angkat di Women From Rote Island,” ungkap sang sutradara.
Film yang juga telah mendapatkan banyak penghargaan, selain menggambarkan dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan daerah kawasan timur Indonesia, juga menampilkan kekayaan budaya dan alam yang indah.
Jangan lewatkan penayangan Women From Rote Island di bioskop-bioskop Indonesia mulai 22
Februari 2024.
Sekilas Kisah Film WFRI
Film ini memaparkan tentang bagaimana perempuan memperjuangkan
hak-haknya dalam menghadapi realitas kekerasan seksual di Indonesia Timur.
Kisah ini perjuangan seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang kembali ke kampung halamannya, Pulau
Rote, dalam kondisi depresi akibat kekerasan seksual yang dialaminya.
Dengan kekuatan naratifnya, film ini akan bercerita tentang Orpa (Linda Adoe), yang baru saja kehilangan suami, dan tinggal bersama kedua anak perempuannya, harus menghadapi
diskriminasi dan tradisi dengan berjuang mendapatkan keadilan dari kekerasan yang ia dan anaknya alami.
Di sisi lain, Martha (Irma Rihi), anak dari Orpa pulang ke kampung halaman membawa trauma kekerasan seksual yang dialaminya saat menjadi TKI.
Ketika warga di kampungnya mengetahui kondisi Martha, bukannya mendapatkan
perlindungan, Martha justru kembali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan.
Orpa dan keluarganya harus menghadapi diskriminasi, dan bertahan dengan kondisi yang tak berpihak
pada mereka.
Bersama, mari kita sukseskan pesan keberdayaan perempuan yang diusung oleh Women From
Rote Island. (DED)
Be the first to comment