Media Trans – Pandemi Covid-19 di Indonesia sekalipun telah terjadi setahun lebih, yakni sejak 2020, namun masih banyak masyarakat yang belum/kurang memahami tentang Covid-19, termasuk diantaranya warga gereja.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) Citra Garden 2 berlokasi di Perumahan Citra 2 Kalideres Jakarta Barat, mengadakan webinar edukasi kesehatan pandemi Covid-19 secara daring via Zoom, Rabu 28 Juli 2021, dengan narasumber dr. Benjamin Paulus Octavianus, Sp.P, FISR, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru), Staf Khusus bidang kesehatan Menteri Pertahanan RI.
Dokter Benny, demikian sapaan akrab pria kelahiran 13 September 1963, adalah anak dari pendiri Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Batu, Malang Jawa Timur, Pdt. Dr. Petrus Octavianus.
Virus corona ditegaskan Dokter Benny bisa sangat mematikan, karena 3 alasan, pertama Menipu tubuh; virus corona menyebar ke paru-paru dan saluran pernafasan lain, tetapi keberadaannya tidak terdeteksi sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kita masih merasa baik-baik saja.
“Virus ini brilian, bisa menumpuk dihidung, tetapi kamu merasa baik-baik saja, dan saat virus mulai menguasai tubuh, sel-sel tubuh akan mulai melepaskan interferon, yaitu sinyal peringatan ke seluruh tubuh dan sistem kekebalan” terang Dokter Benny.
Alasan kedua, Menular dengan cepat. Saat satu hari sebelum sakit, jumlah virus dalam tubuh akan mencapai puncaknya, butuh waktu setidaknya satu minggu sebelum virus berkembang dalam tubuh. Virus corona bisa berpindah atau menulari orang lain dengan mudah, virus ini tidak peduli kondisi tubuh orang yang terinfeksi, tidak peduli jika kamu mati.
Alasan ketiga, Virus baru. Virus corona baru memiliki kemiripan dengan beberapa strain virus lain yang pernah ada, ada 4 virus corona manusia lainnya yang juga menyebabkan gejala mirip seperti flu biasa.
Kondisi belakangan ini, kita mengalami tingginya angka kasus Covid-19, menyebabkan terjadinya kekosongan tempat perawatan oleh karena penuhnya berbagai tempat isolasi pasien Covid-19, ataupun fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk rumah-rumah sakit, belum lagi juga menyebabkan terjadinya kosongnya pasokan oksigen medis, akibat meningginya permintaan untuk pasien Covid-19.
“Kita mengalami BOR (bed occupancy rate) mendekati 100%, ketersediaan tempat perawatan hampir full 100%, pasien kesulitan mendapatkan akses faskes, makin banyak tenaga kesehatan terpapar, sistem kekebalan mendekati collapse” terang Dokter Benny.
Covid-19 Varian Delta
Kemenkes merilis saat ini ada 436 varian Delta di Indonesia, demikian disampaikan Dokter Benny, dengan 3 provinsi tertinggi, yakni DKI Jakarta 195 kasus, 134 di Jawa Barat, dan 80 kasus Jawa Tengah, sementara Jawa Timur 13 kasus, juga ditemukan varian Delta di 12 provinsi lainnya.
“Varian Delta ini 50% lebih cepat menular, dan manifestasi gejala lebih berat dari sebelumnya” tambah Dokter Benny.
Dokter Benny menguraikan mengapa varian baru ini lebih berbahaya : lebih mudah menular, transmisi varian Delta 60% lebih tinggi dari varian alfa, hal ini disebabkan viral load menjadi tinggi karena replikasi yang sangat cepat, ini mengelabui sistem kekebalan kita.
Varian baru ini juga lebih berdampak kepada keparahan penyakit : dengan replikasi yang cepat, mengelabui sistem imun kita, menyerang segala usia, bila pada awalnya anak-anak tidak terinfeksi, sekarang banyak anak-anak terinfeksi bahkan tidak sedikit yang meninggal, varian ini meningkatkan angka kematian, lanjut Dokter Benny.
Varian Delta berbahaya karena dapat menurunkan efektivitas vaksin. Gejala yang umum dirasakan, flu yang berat, sakit kepala diikuti nyeri tenggorokan, hidung berair, dan demam, pilek, hidung tersumbat, bersin, nyeri otot, menyebabkan badan terasa tidak enak, kadang disertai gejala klasik Covid.
Melawan varian baru Covid-19, Dokter Benny menyerukan untuk melawannya dengan “mutasi”, yakni : kita menjadi agen edukasi untuk keluarga dan lingkungan sekitar, kita menggunakan masker pelindun mulut dan hidung dengan benar bila beraktivitas diluar rumah, ataupun saat isolasi mandiri, disarankan untuk menggunakan double masker, atau gunakan masker setara N95. Kita sering mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir, ataupun sanitizer, segera lakukan vaksinasi, dan jangan percaya dan sebarkan hoax.
Penggunaan masker ganda dihimbau Kemenkes, yakni kombinasi masker medis dan masker kain, yakni masker medis digunakan lebih dulu, kemudian ditutupi dengan masker kain, pastikan penggunaan masker tidak mengganggu penglihatan dan tetap dapat bernafas dengan mudah.
Pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala, jelas Dokter Benny, membutuhkan isolasi mandiri dengan ketentuan 10 hari sejak terdiagnosa, sementara pasien gejala ringan, 10 hari sejak terdiagnosa ditambah 3 hari bebas gejala.
“Masyarakat jangan konsumsi obat tanpa resep dokter, untuk antibiotik seperti levofloksasin, azitromisin, dan lain-lain, Oseltamivir, juga Ivermectin” tegas Dokter Benny.
Himbauan Dokter Benny, aktivitas keseharian yang dapat dilakukan untuk pencegahan virus Covid-19, membuka jendela kamar agar cahaya matahari masuk, dan untuk sirkulasi udara, berjemur sinar matahari selama 10-15 menit antara pukul 10 hingga 1 siang, menggunakan masker termasuk didalam rumah saat bertemu orang yang datang, rutin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun, atau hand sanitizer, olahraga 3-5 kali dalam seminggu, makan bergizi seimbang 3x sehari.
Ciri-ciri tanda bahaya terinfeksi Covid-19, disebutkan Dokter Benny : sesak nafas (saturasi oksigen kurang dari 95%, kesulitan mengambil nafas, menarik nafas lebih dari 20 kali per menit, wajah atau bibir kebiruan, kehilangan kesadaran, pasien kebingungan/tidak menyambung atau pingsa, dan demam tinggi diatas 38 derajat celcius. Selain itu, terjadi nyeri pada dada/dada serasa seperti ditekan, kulit pucat dan/atau berasa dingin, batuk bertambah parah.
“Jika ada tanda bahaya seperti itu semua, jangan tunda, segera hubungi fasyankes, agar segera dilakukan penanganan pada faskes tersebut” tegas Dokter Benny.
Vaksinasi Covid-19
Dokter Benny mengemukakan perkembangan vaksinasi, yakni vaksinasi suntikan pertama sudah mencapai 44.107.926, sedangkan suntikan kedua 17.475.996, sementara target sasaran vaksinasi nasional adalah 208.265.720.
Dokter Benny menjelaskan salah satu tujuan dilakukannya vaksinasi Covid-19, adalah agar segera terbentuk kekebalan komunal /kelompok (herd immunity).
“Vaksinasi diproyeksikan akan terus meningkat, akibat protokol kesehatan, adanya varian baru, dan cakupan vaksinasi yang kian meluas” tambah Dokter Benny.
Dokter Benny menghimbau agar warga gereja ikut vaksinasi, karena vaksinasi juga dapat melindungi mereka yang rentan tertular, karena semakin sedikitnya potensi penularan virus, dan pada akhirnya kondisi sosial ekonomi dapat segera membaik, tambah Dokter Benny.
“Tapi tidak semua orang akan diperbolehkan ikut vaksinasi, karena nanti Dokter akan melakukan screening lebih dulu, dan memastikan bahwa kita bisa atau tidak bisa divaksin, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan kita, jadi tidak bisa kita datang dan langsung divaksin begitu saja” tegas Dokter Benny.
Belakangan mencuat kontroversi penggunaan obat cacing Ivermectin dalam pengobatan Covid-19, Dokter Benny pun menjelaskan tentang mengenai Ivermectin.
“Jadi Ivermectin dapat mencegah kita terinfeksi virus, obat ini mencegah penyebaran dan replikasi virus dalam tubuh, obat ini sebenarnya masih dalam tahap uji klinis, obat ini murah, tapi penggunaannya harus dengan resep dokter” tegas Dokter Benny, yang sudah mengkonsumsi secara rutin Ivermectin, dan juga sudah menggunakan Ivermectin kepada pasien-pasien Covid-19 yang ditanganinya.
Ada tips sederhana untuk mencegah kita terinfeksi virus Covid-19 disampaikan Dokter Benny, yakni kita melakukan berkumur dan membersihkan hidung dengan air garam hangat. (DED)
Be the first to comment