Media Trans – Film terbaru hasil kolaborasi Sutradara Umay Shahab dan Prilly Latuconsina, berjudul “Ketika Berhenti di Sini”, siang tadi telah merilis trailer film, serta sekaligus gelar konferensi pers.
Film yang mengisahkan kehilangan yang mendalam, berangkat dari pengalaman personal.
Film “Ketika Berhenti di Sini” akan tayang di bioskop Indonesia pada 27 Juli 2023.
Film “Ketika
Berhenti di Sini” adalah karya kedua film layar lebar Sutradara Umay Shahab, produksi Sinemaku Pictures bekerjasama
dengan Legacy Pictures, diproduseri oleh Prilly Latuconsina, sekaligus turut bermain
dalam film tersebut.
Sebelumnya, kerja sama keduanya juga berhasil dalam film layar lebar berjudul
“Kukira Kau rumah”, yang rilis dan sukses di pasaran 2022 lalu.
Menggunakan Teknologi AI
“Ide ini berawal dari kisah dari seseorang yang ada di hidup saya. Dia sudah tidak bisa lagi
komunikasi dengan orang yang ia sayangi, karena orang tersebut sudah tiada. Lalu muncul
pertanyaan di kepala saya, bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi, yang bisa menghubungkan kita kembali dengan mereka yang sudah tiada, walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya,” ungkap Umay Shahab, ketika ditanya mengenai ide dasar premis cerita dari film “Ketika Berhenti di Sini”.
Selain berperan sebagai Sutradara dan Produser, Umay Shahab juga menjadi penulis ide cerita
dari film ini, bekerja sama dengan penulis skenario berpengalaman, Alim Sudio dan tim kreatif Sinemaku.
Umay memiliki kedekatan dengan ceritanya, “Saya mengeksplorasi rasa kehilangan. Karena berangkat dari premis ‘bagaimana manusia berdamai dengan kehilangan”. Tidak mudah untuk kita semua berdamai dengan kehilangan kita sendiri, bagaimana kita menghadapi semua
rasa lelah kita dengan kehilangan. Jadi sebenarnya lebih kepada eksplorasi rasa itu, yang saya ingin tahu lebih dalam. Saya baru kehilangan kakek saya, di mana saya tidak tahu rasa rasa kehilangan sebelumnya. Mungkin
pengalaman itu dan juga pembuatan film ini, adalah proses saya dalam pencaritahuan rasa rasa
tersebut. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita temen temen saya yang pernah mengalami
kehilangan.” lanjut Umay.
Prilly Latuconsina turut berbagi pengalamannya, “Menjadi Produser Eksekutif film ini, aku
melewati proses yang sangat seru. Mulai dari cerita ini masih menjadi gagasan, sampai ke
penulisan skrip hingga pemilihan pemain. Alasan kenapa tertarik membawa cerita ini ke massa, karena aku pernah merasakan yang namanya kehilangan. Tidak mudah untuk siapapun menghadapi kehilangan. Jadi aku merasa dan juga berharap film ini bisa menjadi wadah untuk penonton merasakan apa yang ia rasa dan bisa membantu penonton menghadapi proses
kehilangan. “ ungkap Prilly.
Prilly juga berperan mengambil peran utama sebagai Anindita Semesta, tokoh utama dalam film yang mengalami kehilangan mendalam, dan mesti berjuang merelakan kehilangan
yang Ia alami.
“Saya berperan sebagai Anindita atau yang bisa dipanggil Dita. Karakter Dita cukup unik, dia orang yang tidak mudah membuka diri, dia orang yang sangat idealis dan juga punya ambisi untuk menggapai mimpinya. Dita juga sosok yang susah mengungkapkan perasaan yang dia rasa. Dia cenderung akan menyimpannya sendiri. Jadi tantangannya adalah
menggambarkan perasaan Dita yang dia pendam dengan ekspresi yang minim. Di sini Prilly juga jadi belajar menahan tangis. Karena Dita bukan tipe orang yang nangisnya meledak-meledak, kecuali
kalau sedang sendiri. Dan aku bisa bilang ini karakter terberat yang pernah aku mainkan.” ujar Prilly.
Kisah Dalam Film
Film “Ketika Berhenti di Sini” bercerita tentang Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) bertemu
dengan Ed (Bryan Domani).
Pertemuan yang diawali salah paham, berujung pada perbincangan
panjang dan hangat. Ed yang menggilai segala jenis riddle, meminta Dita menyelesaikan
tantangan riddle darinya, dalam sebuah petualangan yang berakhir romantis. Demikianlah, dua
manusia yang serupa tapi tak sama bersatu.
Empat tahun sejak pertemuan pertama mereka, Dita
yang sedang merintis karir, sementara Ed sudah mapan dengan perusahaan arsitek miliknya sendiri.
Dita yang masih berjuang untuk meraih impiannya, senantiasa dilanda rasa insecure, tanpa disadari, Dita senantiasa menuntut Ed. Walaupun Ed senantiasa sabar melayani Dita,
namun akhirnya Ed mengalami kecelakaan, saat diteror telepon oleh Dita. Ed meninggal. Dita
terpukul dan dihinggapi rasa bersalah.
Dua tahun kemudian, Dita berusaha melupakan segalanya tentang Ed dan mencoba menjalani
kehidupannya yang baru bersama Ifan, yang sekarang resmi jadi kekasihnya.
Dita kini menjadi
sosok pribadi yang berbeda, namun tidak ada yang bisa menghapus masa lalu. Hingga suatu saat, Dita dipertemukan kembali dengan teki teki peninggalan Ed yang harus dipecahkan.
Hingga akhirnya riddle terakhir dari Ed, mengarahkan Dita untuk memahami arti sesungguhnya
kehilangan, dan bagaimana melepaskannya dengan ikhlas.
Tidak pernah menduga bahwa makna teka teki tersebut, adalah untuk menyiapkan dirinya menjalani hubungan cinta yang lebih baik
dengan Ifan (Refal Hady).
Ifan, sosok yang senantiasa hadir untuknya dari dulu. Dita
memutuskan untuk menemui Ifan, dan mengajaknya kembali untuk melanjutkan hubungan mereka kembali, sebelum dia menyesal lagi di kemudian hari.
Film “Ketika Berhendi di Sini” memanfaatkan teknologi yang saat ini tren, yakni Artificial Intelligent (AI).
Dikisahkan Dita mendapat bingkisan dari Ed, yang dititipkan ke teman yang sempat lupa memberikannya. Bingkisan berisikan kacamata berteknologi AI, yang ternyata mampu “menghidupkan” kembali Ed.
Jajaran Pemain
Film “Ketika Berhenti di Sini” dibintangi oleh sederet aktor & aktris berbakat lintas generasi.
Film ini dibintangi Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha Sadhewa, Sal Priadi, Widyawati, Cut Mini Theo, Satrya Ghozali, dan sederet nama lain yang menjanjikan. (DED)
Be the first to comment