
Media Trans – Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) menggelar konferensi pers di Graha Pemuda Kompleks Gereja Katedral Jakarta Pusat, kemarin Senin, 21 April 2025.
Konferensi pers dihadiri oleh Uskup Agung Indonesia Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, Rm Adrianus Suyadi, SJ (Direktur LDD KAJ), Ernest Theodore Rettobjaan (praktisi bisnis yang juga Chief Project Officer LDD KAJ, Ketua Panitia), Edward ismawan Chamdani (pengurus LDD KAJ), dan Tanta Ginting (Artis, Sutradara, Produser)
Konferensi pers diadakan untuk menjelaskan perhelatan bertajuk “Gerakan Belarasa: He(art) of Compassion and Hope“, yang akan berlangsung pada Sabtu, 3 Mei 2025 di Museum Nasional, Jakarta.
Di tengah meningkatnya sekat sosial, ketimpangan ekonomi, dan erosi empati, Lembaga Daya Dharma Keuskupan Agung Jakarta (LDD KAJ) mempersembahkan sebuah ruang bersama untuk menyemai harapan dan membangun solidaritas lintas batas: “Gerakan Belarasa: He(art) of Compassion and Hope”.
Arahan Uskup Agung Kardinal Suharyo
Uskup Agung Kardinal Suharyo saat mengawali konferensi pers, mengemukakan bahwa sejak 2014, dinamika kehidupan Gereja Katolik memiliki 3 kata : ‘Semakin Beriman’, ‘Semakin Bersaudara’, dan ‘Semakin Berbelarasa’.
Kardinal Suharyo menyebut bahwa inspirasi gerakan ini bersumber dari nilai iman Katolik dan ajaran Alkitab. Hati yang digerakkan oleh iman, menurutnya, akan mendorong setiap orang untuk berbuat kebaikan dan menjadi bagian dari solusi atas permasalahan sosial.
Kardinal menekankan pentingnya solidaritas untuk menjembatani kesenjangan dan menyembuhkan “luka-luka kemerdekaan” seperti kemiskinan yang masih melanda banyak warga.
Kardinal Suharyo mencermati masalah keadaban di Indonesia saat ini, yang sejatinya adanya pelaksanaan Trias Politica, tapi justru yang terjadi Trias Koruptica.
Expo Pelayanan Sosial
Sementara itu, Direktur LDD KAJ Rm Adrianus Suyadi, menjelaskan “Gerakan Belarasa merupakan panggilan moral dan spiritual-sebuah ajakan untuk melihat kembali wajah kemanusiaan kita dalam cermin belarasa”.
Dalam satu hari penuh, lintas iman, komunitas akar rumput, pelaku seni, dan publik akan bersua dalam semangat kasih yang diwujudkan melalui karya, dialog, dan komitmen kolektif.
Kegiatan akan dibuka dengan Doa Bersama Lintas Agama, melibatkan tokoh-tokoh dari enam agama di Indonesia. Sebuah penanda bahwa kepedulian dan belas kasih, tidak mengenal tembok agama maupun afiliasi.
Di tengah dunia yang kerap terpolarisasi, perjumpaan spiritual lintas iman ini menjadi pernyataan tegas: bahwa nurani kemanusiaan tetap menjadi titik temu kita bersama.
“Belarasa bukan sekadar empati pasif. la adalah keberanian untuk hadir, untuk terlibat, untuk bertindak. Bukan demi amal sesaat, tetapi demi perubahan yang bermakna,” tambah Rm Adrianus.
Atas dasar beberapa hal tersebut, Gerakan Belarasa perlu digaungkan sebagai aksi keberpihakan pada niai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan solidaritas lintas batas. Ditengah berbagai krisis yang kita hadapi–baik ekologis, sosial, maupun spiritual–belarasa adalah narasi alternatif yang menguatkan, menyembuhkan, dan menyatukan.
Selanjutnya, acara ini juga akan menghadirkan Dialog Kemanusiaan yang mempertemukan Ignatius Kardinal Suharyo dan Dr. Sukidi Mulyadi–dua sosok yang dinilai memiliki komitmen kuat pada nilai-nilai spiritual dan keadilan sosial. Dialog ini menjadi ruang refleksi atas peran belarasa dalam dinamika sosial kontemporer.
Sejumlah kegiatan pendukung turut diselenggarakan untuk merayakan keberagaman ekspresi kemanusiaan, diantaranya;
1. Pameran dan Bazar Belarasa Kita, menampilkan karya komunitas dampingan dan kelompok difabel.
2 Pemutaran film dokumenter dan pertunjukan teater musikal, kolaborasi antara warga dan seniman, termasuk aktor dan musisi Tanta Ginting
3. Pernyataan dukungan dari mitra masyarakat sipil, tokoh publik, dan sektor swasta, sebagai tanda komitmen bersama untuk Belarasa.
LDD KAJ mengundang seluruh lapisan masyarakat untuk hadir, terlibat, dana bergerak bersama. Karena dalam setiap tindakan kasih yang sederhana, tersimpan kekuatan besar untuk mengubah arah zaman. (DED)
Be the first to comment