Rakernas III PIKI 12.12.2020 Dilakukan Secara Hybrid, Ketum PIKI Baktinendra Prawiro : Nilai-nilai Luhur Pancasila Tengah Mengalami Distorsi Pemahaman dan Interpretasi

Media Trans Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (DPP PIKI), kali pertama pada masa pandemi Covid-19 menggelar Rapat Kerja Nasional, dilakukan dengan mekanisme hybrid, yakni kombinasi antara peserta hadir secara fisik, dan tatap muka secara daring (online). Rakernas III PIKI dilaksanakan dalam arahan tema “Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa” (Amsal 14:34), dengan sub-tema “Revitalisasi Wawasan Kebangsaan Demi Peningkatan Derajat Peradaban Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat”.

Ketua Umum DPP PIKI Baktinendra Prawiro, MSC., MH secara resmi membuka Rakernas PIKI ke-3 Tahun 2020, yang diadakan di Hotel Gran Melia Kuningan Jakarta Selatan. Hadir dalam rakernas PIKI, selain jajaran DPP PIKI, seperti Dewan Penasehat Cornelius D Ronowidjojo, Sekjen Audi Wuisan, Waketum Puteri Sitepu, yang juga DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan, yang juga Komisaris BUMN, David Pajung, dan jajaran struktur pengurus PIKI se-Indonesia.

Ketum PIKI Baktinendra Prawiro (tengah), diapit Sekjen PIKI Audi Wuisan (kanan, batik warna biru), dan Cornelius D. Ronowidjojo (kiri, batik warna coklat)

Rakernas PIKI mengundang hadir pimpinan organisasi keumatan kristen lainnya, seperti Jefri Gultom Ketua Umum PP GMKI yang baru terpilih pada Kongres GMKI ke-37 di Manokwari Papua Barat awal Desember 2020, dan Sahat Sinurat Sekum DPP GAMKI.

Ketua Umum DPP PIKI Baktinendra dalam arahan rakernasnya, mengemukakan dirinya menyayangkan di tengah pergumulan bangsa menghadapi wabah Covid-19, terjadi persoalan-persoalan yang memprihatinkan, sebagaimana terjadi di Papua, Sulawesi Tengah, dan Jakarta.

“Kita melihat intoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, nampaknya mengalami peningkatan. Kekerasan dan pembunuhan terjadi terhadap sesama manusia. Rajutan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa terancam koyak,” tegas Baktinendra dalam sambutannya membuka Rakernas Ke-3 DPP PIKI yang digelar secara hybrid (kombinasi pertemuan hadir secara fisik, dan tatap muka virtual) yang dipusatkan di Hotel Gran Melia, Jakarta, pada hari Sabtu (12/12/2020).

Ketum PIKI Baktinendra Prawiro membuka Rakernas, didampingi Waketum Puteri Sitepu (kiri), dan Sekjen Audi Wuisan (kanan)

Baktinendra melanjutkan, nilai-nilai luhur Pancasila yang universal tengah mengalami distorsi pemahaman dan interpretasi, sehingga hakekatnya tidak lagi menjadi sumber dari segala sumber hukum, sumber dari segala kebijakan ekonomi, sosial dan politik serta panduan utama dalam kehidupan bermasyarakat.

“Dalam situasi seperti itulah saya Ingin menegaskan sekali lagi bahwa kebenaran itu ada, yakni kebenaran meninggikan derajat bangsa. Dan kita harus mempertahankan kebenaran itu dan menyebarluaskan serta melakukannya,” lugas Baktinendra.

Lebih jauh Baktinendra menjelaskan, sebagaimana Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah ada di dalam kamu, dan ada diantara kamu, salah satu cirinya adalah kebenaran dan keadilan.

“PIKI terpanggil bersama lembaga keumatan lainnya seperti GMKI, GAMKI, GSKI, PWKI dan PGI untuk tetap hadir dan turut ambil bagian memberikan kontribusi konstruktif di tengah pergumulan bangsa,” tambah Baktinendra.

“Karenanya PIKI bersama seluruh lembaga keumatan Kristen dan komponen bangsa tetap berjuang demi NKRI yang utuh dan berdaulat, masyarakat yang rukun dan aman dalam menjalani hidupnya dengan tatanan kehidupan Bhinneka Tunggal Ika, semangat Sumpah Pemuda, Ideologi Pancasila dan UUD 1945,” pungkas Baktinendra.

Sementara mewakili Dewan Penasehat DPP PIKI, DR. Cornelius D Ronowidjojo, berharap agar PIKI ikut memikirkan bersama berbagai peristiwa yang terjadi, seperti di Poso, Papua, Nias, Mentawai, dan Bitung.

“Sepertinya peristiwa ini terjadi secara sistemik. Ada mastermind yang ingin bikin kacau seluruh Indonesia,” ulas Cornelius Ketum DPP PIKI periode 2005-2010.

Sementara Ketua Umum PP GMKI masa bakti 2020-2022, Jefri Gultom, mengemukakan bahwa menghadapi tantangan dinamika bangsa ini tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. “PIKI, GMKI, GAMKI dan organisasi lainnya justru saling menopang. Jangan berjalan sendiri-sendiri agar tidak hanyut,” jelas Jefri.

Sekum DPP GAMKI Sahat M.P Sinurat berharap perlunya memikirkan bersama terkait beberapa isu. Mulai dari isu daerah tertinggal yang ternyata kebanyakan adalah daerah berbasis Kristen. Juga, isu korupsi, stunting dan radikalisme.

“Saya berharap PIKI bisa menjadi wadah bersama yang bisa memberikan dorongan kepada kami agar bisa berkontribusi nyata bagi bangsa dan negara. Saya yakin kita bisa berperan, meskipun kecil perannya,” ujar Sahat.

Rakernas III DPP PIKI berlangsung dari pagi sampai sore, menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya agenda pelaksanaan Kongres VI DPP PIKI yang akan diadakan pun secara hybrid, pada 27 Februari 2021. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*