Pesan Sidang MPL PGI 2024, Ketum PGI Pdt Gomar Gultom : “Pengabaian pembangunan Mentawai merupakan bentuk kekerasan struktural”

Media Trans – Salah satu rangkaian proses menuju Sidang Raya Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) XVIII pada 1-14 November 2024 di Toraja Sulawesi Selatan, telah terlaksana dengan baik pada 26-29 Januari 2024, yakni Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI.

Sidang MPL PGI sebagai pertemuan tahunan, telah dilakukan pada 26-29 Januari 2024 di Tuapeijat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Sebanyak 343 peserta mengikuti Sidang MPL dengan mengalami Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) dan PGI Wilayah Sumatera Barat yang menjadi tuan dan puan pertemuan.

Adapun persidangan MPL PGI dipimpin oleh Majelis Ketua Sidang, yakni :
1) Pdt. Binsar Parlindungan Sababalat, S.Th (GKPM)
2) Pdt. Elifas Tomix Maspaitella GPM
3) Pdt. Hizkia Rollo, S.Th., M.Th PGIW Papua
4) Pdt. Fitria Rambu Sabatti GKS
5) Pdt. Eunike Trikayasuddhi, S.Si (Teol) GKJ,

dengan Sekretaris Umum MPH PGI Pdt. Jacklevyn F. Manuputty sebagai Sekretaris Persidangan.

Pelaksanaan Sidang MPL PGI 2024, didukung oleh topangan dan kehadiran pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, pemerintah Prov. Sumatera Barat, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama Republik Indonesia, serta Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Sedunia (WCC).

 

“Kita bersyukur atas perkembangan positif dalam kehidupan ekumenis kita, khususnya partisipasi penuh gereja anggota sebagai tuan dan nyonya rumah dalam mendukung program kerja PGI yang dilaksanakan di beberapa wilayah. Laporan MPH juga menunjukkan keadaan keuangan yang lebih baik dalam rumah bersama kita. Hal ini memberikan harapan bagi ziarah gereja gereja di Indonesia, sebagai sesama murid Kristus yang bersaksi tentang iman, harapan, dan cinta kasih dalam dunia milik Allah. Gereja gereja di Indonesia berkomitmen untuk terus berziarah bersama komunitas ekumenis global untuk keadilan, rekonsiliasi, dan kesatuan berhadapan dengan krisis multidimensional dalam dunia hari ini” tandas Ketua Umum PGI Pdt Em. Gomar Gultom dalam keterangannya kepada media.

Peserta sidang menikmati alam Mentawai yang indah sekaligus prihatin terhadap pembangunan infrastruktur yang sangat terbatas di pulau ini. Di gegap gempita pembangunan infrastruktur bangsa, Mentawai seperti terlupakan.

“Pengabaian pembangunan Mentawai merupakan bentuk kekerasan struktural yang dapat melumpuhkan daya masyarakat membangun hidup dan alamnya” tukas Ketum PGI Pdt Gomar Gultom.

Persidangan meminta kepada pemerintah pusat maupun daerah, untuk memperhatikan dan mendukung pembangunan daerah ini dengan cara memberdayakan masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi, termasuk melalui pariwisata di daerah yang kaya sumber daya alam ini, tidak boleh dengan cara mengeksploitasi alam dan membiarkan masyarakat sekedar sebagai penonton.

Bangsa kita perlu menghargai dan belajar secara kritis dari kearifan lokal masyarakat adat, sebagai salah satu sumber hikmat membangun peradaban bangsa.

Persidangan juga mengucapkan terima kasih kepada gereja-gereja anggota PGI dan berbagai mitra ekumenis, yang telah memulai memberikan perhatian dan dukungan kepada warga gereja dan masyarakat di Mentawai.

Pada saat yang sama, Sidang ini mendorong gereja-gereja anggota PGI dan berbagai mitra ekumenis yang lain, untuk terlibat dalam pemberdayaan masyarakat Mentawai secara holistik.

Pikiran pokok sidang ini adalah “Spiritualitas Keugaharian: Membangun Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadilan Serta Politik yang Bermoral dan Beretika”.

Terkait Spiritualitas ugahari, sesi-sesi belajar di persidangan menekankan pentingnya pengendalian diri semua anak bangsa.

“Dalam Sidang ini kami belajar bahwa peran gereja untuk pengendalian diri itu, dapat dilakukan melalui pendidikan prarasional dalam bentuk kesenian dan olahraga yang membentuk karakter anak. Hal ini penting untuk menanggapi dan mentransformasi masalah-masalah dalam keluarga, seperti pengaruh negatif teknologi digital, kesehatan mental, kekerasan terhadap perempuan dan anak, tingginya angka bunuh diri, kecenderungan menyakiti diri di kalangan remaja, dan kekerasan seksual yang muncul dalam percakapan di persidangan” urai Pdt Em. Gomar Gultom.

 

Pesan Sidang Terhadap Proses Politik Elektoral

Khususnya dalam momen politik elektoral yang sedang berlangsung di negeri ini, persidangan prihatin terhadap gejala kesuraman demokrasi tanah air, terutama terkait makin hilangnya etika politik para penyelenggara negara.

Demi penguatan kualitas demokrasi, semua penyelenggara negara, termasuk presiden, harus netral dalam Pemilu. Para penyelenggara negara tidak boleh berpihak pada salah satu pasangan calon, melainkan harus tunduk terhadap konstitusi dan menjaga nilai-nilai etis moral bangsa yang melampaui sekedar kepatuhan pada hukum, demi keutuhan dan kelangsungan kesatuan bangsa.

Untuk itu Sidang juga menyerukan kepada umat Kristiani di Indonesia untuk bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat sipil bangsa, mengawal pelaksanaan Pemilu sehingga dapat berjalan tanpa tekanan dan kecurangan, termasuk dalam bentuk politik uang.

Umat Kristiani Indonesia turut bertanggung jawab atas pelaksanaan Pemilu secara damai, sukacita, bebas, jujur dan adil. Lebih dari itu gereja-gereja di Indonesia, perlu terlibat dalam pendidikan politik secara berkelanjutan untuk memperkuat mutu demokrasi bangsa.

“Dalam ucapan syukur atas pimpinan Allah bagi persidangan MPL ini, kami memohon dukungan doa segenap umat Kristiani Indonesia bagi persiapan Sidang Raya XVIII PGI yang akan berlangsung pada November 2024 di Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Terima kasih atas kebersamaan gereja-gereja di Indonesia dalam ziarah Kerajaan Allah untuk keadilan, rekonsiliasi, dan keutuhan ciptaan. Atas perhatian saudara sekalian, kami ucapkan terima kasih” tutup Pdt. Em. Gomar Gultom. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*