Juri Ardiantoro : “Pentingnya Keterbukaan dan Egaliterian dalam Pendidikan Keluarga”

Media Trans Dr. Juri Ardiantoro, M.Si selaku Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta (dahulu IKIP Jakarta), yang juga seorang pendidik dan Rektor Universitas NU Indonesia (UNUSIA), hari ini (Selasa, 30 November 2022) hadir secara daring sebagai pembicara dalam Forum Pendidikan Pedagogik IKA UNJ.

“Pendidikan harus bisa beradaptasi dengan kehidupan sosial yang telah dan sedang berubah sangat cepat. Termasuk pendidikan di dalam keluarga” ujar Juri Ardiantoro sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Jakarta (IKA-UNJ), dalam Forum Diskusi Pedagogik PP IKA-UNJ bertema “Peran Ilmu Keluarga Dalam Merevitalisasi Sistem Trisentra Pendidikan Nasional”, yang digelar secara daring.

Lebih lanjut Juri yang juga Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan yang membidangi Informasi dan Komunikasi Politik, menyampaikan bahwa hal penting yang harus diubah dalam pendidikan di dalam keluarga, adalah pola pikir orang tua untuk tidak lagi menempatkan anak sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Sehingga terjadi dialog seimbang antara orang tua dan anak.

Keterbukaan dan egalitarian menjadi kunci komunikasi. Anak jangan lagi dianggap tidak tahu apa-apa. Apalagi saat ini pergaulan mereka sudah beralih ke dunia digital yang sangat terbuka dengan akses informasi. Orang tua tidak perlu khawatir akan kehilangan kharisma atau wibawa di depan anak-anaknya. Keterbukaan dan egaliterian justeru akan menambah bangga dan kagum anak anak kepada orang tuanya,” terang Juri mantan Ketua KPU RI.

Masih menurut Juri, pendidikan keluarga yang merupakan bagian dari tiga pusat pendidikan, yakni sekolah, keluarga, dan masyarakat, harus didorong oleh lingkungan yang mendukung.

Terlebih, bagi sebagian orang tua yang intensitas pertemuannya dengan anak sangat kurang.

“Atas kondisi tersebut, harus ada ada media yang bisa menggantikan peran orang tua selain sekolah. Seperti ketersediaan fasilitas publik, tempat bermain, perpustakaan umum, dan bahan-bahan tontonan yang bersifat edukatif” lanjut Juri.

“Sehingga asupan nilai-nilai dan kemampuan lain yang menjadi tugas keluarga tetap dapat dipenuhi,” tuntas Juri yang juga Rektor UNUSIA – Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*