
Media Trans – Mengutip data Bloomberg yang diolah oleh Kementerian Keuangan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengemukakan bahwa hingga 20 Oktober 2023, nilai tukar rupiah melemah 0,7% YtD, pada pekan ini, rupiah masih betah berada pada posisi hampir menyentuh Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) demikian dilansir dari kontan.co.id 26 Oktober 2023.
Sementara Bisnis.com menurunkan laporan, nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berisiko melemah mendekati level Rp16.000 pada hari ini, Jumat (27/10/2023) akibat kuatnya data ekonomi AS.
Merespon tren melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, bertepatan dengan momentum pendaftaran pasangan bakal calon peserta Pilpres 2024, dan juga beberapa sentimen lainnya, Ketua Umum KADIN DKI Jakarta Diana Dewi, menyampaikan ulasannya kepada mediatransformasi.com.
“Pemilihan pemimpin negara tentu sangat berpengaruh terhadap perekonomian di negara tersebut. Demikian juga di Indonesia. Hiruk pikuk pesta demokrasi kian terasa. Pendaftaran bakal calon Presiden-Wakil Presiden yang sampai saat ini ada 3 pasangan calon yang mendaftar ke KPU RI, menunjukkan kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Demikian juga harga indeks harga saham gabungan (IHSG) pun menurun” ulas Diana Dewi.
Lebih lanjut Diana Dewi yang juga pengusaha CEO Group Suri Nusantara Jaya, menjelaskan “Dari situ bisa dilihat bahwa respon para pengusaha dingin terhadap pendaftaran Capres-Cawapres. Nampaknya, baik pengusaha maupun market kurang begitu menanggapi terkait pendaftaran Capres-Cawapres tersebut”.
Menurut Komisaris Independen PT. Angkasa Pura Supports ini, realitas dinginnya respon dunia usaha terhadap keberadaan bakal paslon Pilpres 2024, di satu sisi, sebagai pengusaha berharap para Capres-Cawapres bisa memiliki visi-misi yang mampu mendorong penguatan perekonomian secara nasional.
“Dengan kata lain, ada terobosan-terobosan yang akan dibuat nantinya guna menjadi fundamental perekonomian negara semakin kuat” tandas Diana Dewi.
“Di sisi lain, dalam menyambut pesta demokrasi ini, pemerintah sekarang haruslah mendorong kebijakan-kebijakan yang dapat membantu memperkuat dunia usaha serta memberikan kepastian hukum. Tentu akan menjadi sangat naif bila gempita Pemilu 2024 justru membuat perekonomian terpuruk” ujar Diana.
“Aspek keamanan berusaha, regulasi yang pro kepada pertumbuhan ekonomi, serta dinamika pesta demokrasi yang sehat, akan membuat perhelatan lima tahun sekali ini, selain bisa menghasilkan pemimpin bangsa juga dapat memberi jaminan berusaha bagi para pebisnis” pungkas Diana Dewi. (DED)
Be the first to comment