Perayaan Natal Nasional 2023 dan Ucapan Syukur Tahun Baru 2024 PMTI, Meriah Dihadiri Ribuan Masyarakat Toraja

Media Trans Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) sebagai organisasi wadah berhimpunnya beragam kerukunan masyarakat Toraja, kemarin (Sabtu, 19 Januari 2024) bertempat di Jakarta Convention Center, mengadakan Perayaan Natal Nasional 2023 dan Ucapan Syukur 2024.

Perayaan Natal PMTI dalam rangka memperingati kelahiran Yesus Kristus ke dunia 2000 tahun lalu,  berlangsung meriah dihadiri ribuan warga Toraja dari berbagai daerah se-Indonesia.

Perayaan Natal PMTI diwarnai dengan karnaval budaya Toraja, diantaranya gelaran atraksi tari pa’randing dan tari pa’gellu kreasi modern .

Para peserta perwakilan dari pulau Kalimantan, Jawa, Papua dan Makassar Sulawesi Selatan, umumnya mengenakan pakaian adat dan kostum bernuansa Toraja.

Hadir banyak tokoh masyarakat Toraja, seperti Dr (HC) Jonathan L. Parapak mantan Ketua PMTI periode pertama, tokoh-tokoh Toraja diparlemen dan pemerintahan, jajaran pengurus PMTI baik tingkat pusat maupun daerah, dan tokoh-tokoh berbagai kerukunan Toraja.

Menurut Ketua Panitia, Yoseph Garo Rantetoding, perayaan Natal komunitas Toraja kali ini tidak hanya dihadiri warga PMTI se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cikarang dan Serang (Jabodetabek-CS), juga dihadiri warga Toraja se-Nusantara, bahkan juga ada utusan PMTI dari luar negeri.

“Sebab, PMTI adalah wadah organisasi diaspora yang menghimpun komunitas asal Toraja di Sulawesi Selatan memiliki anggota di seluruh Indonesia dan luar negeri” ujar Yoseph.

Perayaan Natal PMTI dengan refleksi firman Tuhan disampaikan Pdt Dr Christian Tanduklangi MTh ini, menampilkan persembahan pujian sejumlah artis ibukota antara lain Harvey Malaiholo, Lita Zein dan artis muda berbakat Toraja di Jakarta, Sharon. Juga dimeriahkan oleh VG Elsapan, Trio Sapari, Toraja Dance Community, Toraja Mala’bi Tangerang, PMTI Choir, PMTI Banten, dan paduan suara Kibaid di Jakarta. Acara semakin meriah dengan pemberian puluhan hadiah doorprize.

Pdt Christian Tanduklangi’ dalam refleksinya mengatakan, “Natal identik dengan menyanyi sukacita memuliakan Tuhan. Karena itu, dia mengajak warga Toraja dan umat Kristen pada umumnya untuk lebih sering bernyanyi daripada beradu debat yang bisa menyebabkan perpecahan bukan perdamaian”.

Perayaan Natal dan Tahun Baru digelar hampir setiap tahun, kecuali saat Covid-19 lalu, selalu ramai dan menjadi ajang silaturahmi melepas kangen masyarakat Toraja yang ada di tanah rantau.

Ketua Umum PMTI Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus Lumbaa

PMTI yang saat ini dipimpin Ketua Umum,  salah seorang putra terbaik Toraja, yakni Mayjen TNI (Purn) Julius Selvanus Lumbaa dengan Sekretaris Jenderal Dating Palembangan SE Ak MM.

Awalnya, PMTI dibentuk atas kesepakatan semua organisasi Toraja yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2004. Saat itu Ir Jonathan L Para’pak terpilih sebagai Ketua Umum PMTI yang pertama, kemudian Frederik Batong (alm.). Kini PMTI dengan Ketua Umum Julius Selvanus Lumbaa, telah terbentuk di seluruh Provinsi di Indonesia dan sejumlah negara sahabat.

Ketua Umum PMTI Mayjen TNI (Purn) Julius Selvanus Lumbaan dalam kesempatan ini menyapa semua perwakilan PMTI yang hadir antara lain dari Solo, Papua, Kalimantan, Makassar, Toraja, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Mamasa, Sulawesi Barat.

Dikatakan, sesuai semangat awal para sesepuh Toraja yang mendirikan organisasi ini, PMTI adalah wadah perhimpunan masyarakat Toraja tanpa membeda-bedakan warna, agama, partai.

Para penerima hadiah doorprize Perayaan Natal Nasional PMTI, berfoto bersama Ibu Ani Lumbaa, istri Ketua Umum PMTI.

Yoseph Garo yang didampingi John Bari Sekretaris Panitia menambahkan, PMTI adalah wadah perkumpulan masyarakat Toraja tanpa membedakan agama.

Mereka yang terhimpun dalam PMTI berasal dari masyarakat Toraja yang Kristen Protestan dan Katolik, maupun masyarakat Islam Toraja.

“Dengan PMTI ini, tali kekerabatan yang bertumbuh berakar dan dipersatukan dalam tradisi, adat dan budaya Toraja menjadi makin kuat dan lestari. Sejak dulu, orang Toraja sudah mengenal semboyan yang terkenal, yakni misa’ kada dipotuo, pantan kada dipomate yang artinya sama dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda, tetap tetap satu” tandas Yoseph.

Melalui wadah PMTI ini lanjut Joseph Garo, masyarakat diaspora Toraja di seluruh Nusantara maupun luar negeri, tetap bersatu dan bahu membahu membangun dan memajukan kampung halamannya di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Karena itu, Yoseph pun berharap masyarakat Toraja di mana pun berada di Nusantara ini, untuk tidak menunda waktu mendaftarkan diri dan bergabung dengan PMTI setempat. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*