Pemenang Pilpres 2024 Sementara Versi Quick Count Prabowo – Gibran, Dapatkah Quick Count Dipercaya?

Media Trans – Hari pemungutan suara Pemilu 14 Februari 2024 telah berlalu beberapa hari, menyeruak pemberitaan hasil hitung cepat (Quick Count) Pilpres 2024 berbagai lembaga.

Media dan beberapa lembaga riset seakan berlomba-lomba melakukan Quick Count atau Hitung Cepat dan mempublikasikannya dalam berbagai format.

Fenomena quick count bukan hal baru dalam perkembangan kepemiluan Indonesia, namun selalu ada diskursus publik yang mempertanyakan hasil quick count. Bisakah hasilnya dipercaya ?

Handi Irawan seorang praktisi riset dan survey, kepada mediatransformasi.com menyampaikan pendapatnya tentang fenomena quick count.

Handi Irawan Ketua Umum Bilangan Research Center (BRC)

Quick Count itu bukan survei atau polling. Itulah sebabnya, membandingkan akurasi Quick Count dengan survei, bukan perbandingan apple to apple. Ketika survei dilakukan sebelum pemilu berlangsung, hasilnya bisa meleset atau berbeda besar dengan hasil perhitungan sesungguhnya dari KPU. Memilih responden secara random yang representatif terhadap populasi, membutuhkan biaya yang besar. Jadi, sering terjadi bias karena tidak representatif terhadap populasi dan ini jenis non sampling error yang sering terjadi” urai Handi yang juga Ketua Umum Bilangan Research Center.

Lebih lanjut Handi menjelaskan hal-hal ketidakakuratan survei, “Selain itu, masih akan ada problem antara jawaban saat ditanya sebagai responden dibandingkan dengan pilihan sebenarnya pada saat pemilu. Sebagian responden kemudian bisa saja beralih pilihan karena memang ada perbedaan waktu antara survei dan hari pemilihan. Sebagian responden bisa saja memberikan jawaban yang kurang jujur saat disurvei. Ini adalah beberapa hal yang menyebabkan hasil survei tidak seakurat yang diinginkan oleh para penyelenggara survei bila dibandingkan dengan hasil akhir pemilu versi KPU.
Masih banyak bias dari non sampling error yang bisa terjadi selama survei, baik yang disengaja karena condong kepada paslon tertentu atau tidak disengaja karena faktor pemahaman metode survei yang kurang mendalam”.

Bagaimana dengan Quick Count, Dapatkah Hasilnya Dipercaya ?

Handi Irawan mengemukakan tentang teknis metode quick count. “Ini adalah cara menghitung cepat dengan mengumpulkan data-data dari TPS. Jadi, bukanlah survei untuk mendapatkan opini dari responden. Total jumlah TPS di Pemilu tahun 2024 ini adalah 823.220 titik. Untuk keperluan Quick Count, beberapa lembaga seperti Litbang Kompas mengambil sekitar 2000 TPS. Kalau asumsi setiap TPS terdapat masing masing sekitar 200 pemilih, maka total yang dihitung adalah 400.000 dari total seluruh rakyat Indonesia. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, margin of error nya tidak jauh dari 1%. Artinya, kalau Quick Count ini diulangi sebanyak 100 kali, maka kemungkinannya adalah 95 kali akan memiliki kesalahan sebesar maksimal 1%. Peluang bahwa perhitungan akan meleset sebesar 3% saja, boleh dikatakan sangat sangat kecil sekali”.

Paslon 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pemenang Pilpres 2024 sementara versi quick count

“Hal yang paling penting yang membuat Quick Count bisa dipercaya adalah dengan cara memilih TPS secara random untuk menghindari non sampling error. Misal, dipilih TPS no 1, 101, 201, 301…dst. Dan tidak peduli dimana area TPS berada. Sebaliknya, cara paling mudah membuat Quick Count yang abal abal adalah dengan mengambil sampel TPS secara bias, seperti sengaja memilih TPS dimana pendukung paslon tertentu lebih banyak. Untuk pemilu tahun 2024 ini, terlihat tidak ada media atau lembaga survei besar yang berpartisipasi dalam Quick Count, ini menampilkan hasil yang berbeda banyak” tambah Handi.

“Sore jam 17.00 di hari Pemilu ini, kita sudah melihat hasil Quick Count, paslon 02 sudah sekitar 57% – 59 % dengan suara yang masuk sekitar 75%. Dengan margin of error yang 1%, maka sudah dapat diprediksi, 100% hasil perhitungan akhir KPU akan memenangkan Paslon 02. Tentu, kita harus menunggu real count dari KPU utk angka pastinya. Quick Count adalah cara atau metode ilmiah. Ini salah satu penemuan besar dalam bidang riset sosial. Kita bisa memprediksi hasil populasi jauh sebelum selesai dihitung” tandas Handi yang juga CEO Frontier perusahaan riset dan marketing terkemuka.

“Sambil menunggu perhitungan resmi KPU, ini saatnya semua pihak berdamai. Beda pilihan dalam konteks demokrasi akan membawa persatuan yang baru, yang lebih indah. Tuhan sayang Indonesia. Setelah semua usai, untuk pimpinan gereja; apa yang harus kita berikan masukan untuk pemerintahan yang baru untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan gereja?” pungkas Handi dengan pertanyaan reflektif.

Bagaimana Real Count KPU?

Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, terkait salah konversi dalam membaca data Formulir Model C1-Plano, atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024 pada sistem informasi rekapitulasi (Sirekap).

Hasil yang ditampilkan KPU melalui Sirekap merupakan hitungan langsung (real count), namun bukan hasil akhir Pemilu 2024.

Pihak KPU menyatakan, publikasi form model C/D adalah hasil penghitungan suara di TPS dengan tujuan memudahkan akses informasi publik.

Hasil sementara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 per Kamis (15/2/2024) pukul 19.00 WIB, dengan jumlah suara masuk sebanyak 44,34 persen.

Berdasarkan penghitungan di 364.999 dari 823.236 tempat pemungutan suara (TPS) terebut, pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 31,97 persen atau 13.243.658 suara.

Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari dan jajaran Komisioner KPU RI memberikan keterangan media 14 Februari 2024

Kemudian, pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraih 51,63 persen atau 21.392.437 suara.

Sementara pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 16,4 persen atau 6.795.067 suara.

Berdasarkan data yang sama, ada sejumlah provinsi yang persentae penghitungan suaranya udah mencapai di atas 50 persen.

Provinsi-provinsi tersebut antara lain Banten 53,68 persen, DKI Jakarta 51,84 persen, Jawa Tengah 57,13 persen, Sulawesi Utara 56,02 persen.

Lihat real count KPU selengkapnya, rekapan nasional ataupun per daerah, silakan klik real count KPU 2024 . (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*