Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari, Bongkar Penyelundupan Narkoba Modus Bansos dan Bahan Sanitizer

Media Trans – Deputi Pemberantasan BNN RI, Irjen Pol Arman Depari, dalam masa pandemi Covid-19, selain melakukan bakti sosial memberikan bantuan sosial paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan, juga berhasil menangkap dan membongkar upaya penyelundupan narkoba.

Selama masa pandemi Covid-19, para sindikat narkoba tetap merajalela menyelundupkan barang haram mereka dengan berbagai modus. Ada yang tetap masuk secara konvensional lewat jalur laut, ada yang mendompleng proses impor bahan kimia untuk obat, hingga menyusup ke logistik untuk bansos.

“Sindikat narkoba itu akan selalu siap beraksi memanfaatkan situasi dan kelengahan aparat. Mereka tidak pernah mati, cuma bersembunyi atau tiarap sejenak,” ujar Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari, sebagaimana dirilis detik.com, Kamis (11 Juni 2020).

Arman menjelaskan salah satu upaya penyelundupan narkoba yang berhasil dibongkarnya dengan memanfaatkan isu bantuan sosial, yakni penyelundupan narkoba di Bekasi. Penyelundupan narkoba di Bekasi, menggunakan sejumlah mobil logistik pengangkut beras untuk bantuan sosial.

Arman mengatakan, penggerebekan ini berawal dari tertangkapnya seorang pria bernama Agustiar (33) di depan Rumah Sakit Mitra, Cikarang Selatan, pada Kamis siang. Agustiar yang sedang mengemudikan mobil boks diduga hendak bertransaksi narkoba.

“Agustiar sebenarnya telah diintai lebih dari satu pekan sebelum ditangkap. Kemudian BNN meringkus Agustiar bersama mobil box yang dikendarai,” ucap Arman.  Dari penangkapan itu, Arman menuturkan, pihaknya menemukan sebanyak 66 paket sabu seberat 60 kilogram. Sabu itu dibungkus dalam karung beras bersama sejumlah karung berisi beras lainnya untuk mengelabui aparat.

Sabu yang dibungkus kemasan beras yang diamankan BNN di depan Rumah Sakit Mitra, Cikarang Selata, Kamis (28/5). Foto: kumparan.com, Antara/Pradita Kurniawan Syah

“Awal pemeriksaan, yang bersangkutan memang mengaku hanya mengirim beras namun setelah digeledah, kami temukan sabu,” tutur Arman dalam rilis kumparan.com.

Setelah menangkap Agustiar, BNN langsung melakukan pengembangan hingga mendapat lokasi penyimpanan sabu itu di Desa Jayamukti. Hasil penggerebekan di sana, BNN menemukan sebanyak 16 paket berisi ekstasi masing-masing berisi 10.000 butir.

“Total ada 160.000 butir ekstasi yang kami temukan. Kami temukan kembali barang bukti sabu lainnya yang jika ditotal berat brutonya diperkirakan ada 100 kilogram,” ungkap Arman.

Tidak hanya di Bekasi Jawa Barat, tetapi di Jawa Timur, upaya penyelundupan narkoba pun menggunakan isu pandemi Covid-19, yakni dengan menyebutnya sebagai bahan baku sanitizer.

“Semula disebut bahan baku sanitizer padahal ternyata itu bahan baku pembuatan narkoba,” jelas Arman dalam pemberitaan detik.com 12 Juni 2020.

Secara umum, kata Arman, sindikat narkoba di Indonesia saat ini ada dari negara-negara kawasan Segitiga Emas dan dari Iran yang sempat tiarap sejak operasi penumpasan pada 2014. Selain dapat menggunakan cara-cara kekerasan dan teror terhadap keluarga, para anggota sindikat mafia narkoba juga bisa bisa dengan halus menggoda aparat di lapangan. (DED)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*