Media Trans – “Situasi kehidupan masyarakat sekarang ini, serba tidak menentu, karena 176 negara didunia telah menerima sebaran penyakit menular ini, virus Corona Covid-19, dan sebaran itu sendiri tidak hanya menakutkan dari segi kesehatan, menakutkan karena tidak kelihatan kan, mencemaskan negara-negara didunia, termasuk kita (Indonesia) terutama, yang terkait dengan dampak daripada munculnya virus Covid-19 ini berhubungan dengan ekonomi,” dikatakan Ketua Harian BISMA (Badan Interaksi Sosial Masyarakat) Dr. John N. Palinggi, MM., MBA, saat ditemui Media Transformasi Dot Com diruang kerjanya, Minggu siang (29 Maret 2020).
Pria yang akrab disapa Bang John, terlihat sehat dan segar, menurut pengakuannya, Bang John masih melakukan olahraga rutin setiap hari, kepada Media Transformasi Dot Com, menjelaskan perkembangan situasi Indonesia saat ini, secara khusus terkait dengan dua momentum keagamaan di Indonesia, yakni Paskah dan Bulan Ramadhan.
“Ekonomi itu terancam, betul-betul terancam, di Indonesia saham-saham terbesar hancur babak belur. Dollar (Amerika Serikat) itu 14.300 menjadi Rp. 16 ribu lebih, bisa dikalkulasi misalkan utang kita 4800, tinggal kali aja, ekonomi terancam. Kita di Indonesia itu, transportasi, hotel, apa semua, pokoknya bidang ekonomi pariwisata, dan produktivitas yang berkaitan dengan pabrik, apalagi investasi, itu sangat terancam” jelas Bang John yang juga pengusaha nasional.
Lebih lanjut Bang John menerangkan, bahwa walaupun demikian, kita tidak bisa fokus terhadap hal-hal yang hilang akibat ancaman itu. “Kita sebagai orang beragama, tidak bisa fokus kepada wah nanti hilang harta saya, uang saya, nanti saya rugi, tidak bisa lagi. Sebagai orang beragama, harus fokus terhadap apa yang diyakininya”.
Bang John sebagai tokoh lintas keumatan beragama, mensikapi situasi wabah pandemi Covid-19, terkhusus terkait dengan momentum Paskah, mengemukakan, “Menjelang Paskah, itu kan, Paskah mulai dari penyaliban, kematian, kebangkitan, bisa saja dimaknai situasi sekarang, sebagai salah satu mungkin sebagai penyaliban, kematian, tapi yakinkah kita, bahwa nanti ada kebangkitan? Sebab saya percaya benar, bahwa Corona ini, Covid-19 ini, memang diperkenankan Tuhan ke bumi ini, karena terlalu banyak penumpahan darah, terlalu banyak pendosa, kita pergi beribadah sebetulnya, tetapi tidak menjalankan firman Tuhan, maka pada saat diperkenankan, ini menurut pendapat saya, bahwa ini meyakinkan manusia, bahwa ketidakberdayaan manusia nampak dalam Corona ini. DIA mau menyatakan kemuliaan-Nya kepada manusia itu semua, dan saya merasa yakin bahwa pada saat menurut rencana Tuhan, DIA hentikan itu Corona.”
“Dampak yang ditimbulkan, salah paham satu dengan yang lain, cemas, takut, dan yang lain-lain, di ajaran kristen itu, diajarkan jangan takut dan khawatir. Berulang-ulang saya katakan, kalau diajarkan seperti itu, dan orang Katolik maupun Kristen takut, saya kira hidupnya tidak selaras dengan harapan Tuhan, bolehlah dikualifikasikan sebagai orang pendosa. Orang pendosa tidak bisa menciptakan masa depan, tetapi membuang masa depan, bahkan menghancurkan hidupnya sendiri” urai Bang John yang juga kerap diminta menyampaikan pelayanan kesaksian firman Tuhan diberbagai komunitas kristiani.
“Saya bisa bertahan, karena saya tidak pernah takut dalam kebenaran, saya tidak pernah khawatir dalam kebenaran. Adakah ketakutan terhadap Corona? Sebagai manusia, saya selalu berpikir, saya selalu melihat aras Tuhan, maka saya menyendiri berdoa, apa yang ingin Tuhan mau nyatakan mengenai Corona. Banyak teman bilang berhati-hati, ratusan bilang harus begini, harus begitu, makan vitamin, beli ini itu. Tidak, saya beli ‘vitamin’, roh saya perkuat, jadi vitamin itu memperkuat rohani saya, batin saya, karena Corona tidak bisa dilawan dengan fisik, maupun otak kita sebagai profesor doktor, harus dilawan dengan batin kita, roh yang diberikan Tuhan, dan roh itu adalah harus dilakukan dengan ketulusan keikhlasan menerima apa yang diperkenankan Tuhan. Kalau kau jalan khawatir, hilang keyakinanmu kepada Tuhan. Fokus saja, fokus kepada Tuhan, karena DIA lah perlindunganmu perlindunganku, DIA lah pertolonganmu pertolonganku.” tandas Bang John.
“Sekarang semua rumah ibadah, tembok ratapan, Ka’bah, Mekkah, Madina, tutup, umrah haji tutup, Vatikan tutup, gereja-gereja tutup, dan instruksi pemerintah, supaya tidak melakukan berkumpul di rumah ibadah, alias semua rumah ibadah tidak berfungsi lagi. Apa yang berfungsi? Diri kita secara pribadi, saatnya merenungkan, bahwa sesungguhnya hubungan saya dengan Tuhan, berkelompok kok, tidak pernah berarti, saatnyalah masuk ke bilik tersembunyi nyatakan apa yang ada dalam dirimu kepada Tuhan.” Jelas Bang John.
Menjelang Bulan Suci Ramadhan, sudah mulai ada masyarakat yang melakukan perjalanan mudik, sekalipun himbauan pemerintah meminta masyarakat stay at home. Menanggapi tradisi mudik dalam situasi wabah Covid-19, Bang John Palinggi menghimbau agar masyarakat mematuhi himbauan pemerintah untuk tidak berpergian.
“Kan sudah ada ketentuan pemerintah untuk membatasi pergerakan mudik keluar wilayah, untuk membatasi peredaran virus kan, nah memang tidak langsung, kita ini ratusan suku, ratusan bahasa, jadi perbedaan selalu ada, bahkan kebebalannya pun luarbiasa, kita sekarang sudah digolongkan sebagai negara maju, padahal kita masih negara berkembang, jadi sebetulnya harus, kita tidak usah kecewa kalau masih ada yang melanggar, kita serahkan saja aparatur negara, untuk pada permulaan lakukan sosialisasi, dibimbing, dibina, terakhir bila perlu represif, serahkan saja kepada pemerintah dan aparaturnya, pasti mereka bisa, saya yakin mereka bisa mengatasi” pungkas Bang John. (DED)
Be the first to comment