Media Trans – Kebangkitan dunia peran Indonesia kian menunjukan gairah positif, setelah mendukung perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2022 dengan Anugerah Piala Citra ke-42, Kemendikbudristek RI siap menggelar pertunjukan teater, dengan salah satu pemainnya adalah aktor yang juga Ketua Komite FFI 2022, yakni Reza Rahardian.
Pertunjukan teater yang didukung oleh Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek RI, Garasi Performance Institute, dan KawanKawan Media, serta IM3, dengan Sutradara oleh Yudi Ahmad Tajudin (Sutradara teater terpilih Majalah Tempo, penerima Anugerah Seni Kemendikbud, peraih Ibsen Scholarship-Norwegia, dan Asian Cultural Council/ACC-New York Fellow).
Pertunjukan teater berjudul “Setelah Lewat Djam Malam”, interpretasi baru atas film legendaris Indonesia tahun 1954, “Lewat Djam Malam”, film peraih penghargaan Film Terbaik pada FFI 1955, yang menjadi penanda kebangkitan perfilman Indonesia, dikarenakan produksi filmnya tidak menggunakan tenaga asing.
Film “Lewat Djam Malam” produksi Djamaluddin Malik dan Usmar Ismail (yang juga pelopor berdirinya Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1955), karya Usmar Ismail, dengan penulis naskah Asrul Sani, akan kembali dihadirkan dengan format baru, yakni pertunjukan teater silang-media, yang mempertemukan dan mendialogkan medium film dan seni pertunjukan dalam satu panggung, dengan judul “Setelah Lewat Djam Malam”, demikian penjelasan dalam Konferensi Pers yang diadakan Poplicist dibawah koordinasi Nazeera C. Noer, pada Kamis 24 November 2022 di Ruang Teguh Karya Planetarium TIM Jakarta Pusat.
Pertunjukan yang digarap berdasarkan, dan berdialog dengan film klasik “Lewat Djam Malam” (1954) karya Usmar Ismail ini, akan dipentaskan pada 2-3 Desember 2022, di gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, Jakarta, saat ini tiket pertunjukan sudah bisa diperoleh melalui platform Gotix dan Loket.com.
Pertunjukan teater gaya baru dengan arahan sutradara teater Indonesia terkemuka, serta tim kreatif yang terdiri dari aktor dan seniman-seniman pertunjukan ternama di Indonesia, diantaranya Reza Rahardian, Lukman Sardi, dan Dira Sugandi, pementasan yang akan berdialog antara film dan teater, dipersembahkan Produser Yulia Evina Bhara, akrab disapa Ebe dari KawanKawan Media, adalah pementasan alternatif lain yang berkelas, atas seni pertunjukan di Indonesia.
Yudi Ahmad Tajudin, Sutradara pertunjukan “Setelah Lewat Djam Malam”, mengungkapkan “Kerangka estetika pertunjukan ini bukan ‘alih wahana’, yang memindah ekspresi seni dari satu wahana ke wahana lain, tetapi ‘silang-media’, yang mempertemukan dan mendialogkan wahana, atau media, yang berbeda-beda sebagai satu kesatuan ekspresi. Sejauh ini, proses latihan yang telah dilakukan telah membuka dan menciptakan bentuk seni pertunjukan yang segar. Semoga penonton nanti juga bisa mendapatkan pengalaman menonton yang segar dan berbeda”.
“Karya silang media ini sejalan dengan program Direktorat Perfilman, Musik dan Media, oleh karenanya kami menyambut baik dan turut terlibat. Menyilangkan film dengan teater relevan dengan fenomena media yang semakin mempengaruhi kehidupan dunia hari ini dan film klasik ‘Lewat Djam Malam’ yang dipilih untuk direspon ulang tidak hanya menghasilkan karya yang baru lagi tapi ada pelajaran-pelajaran tentang sejarah dan kemanusiaan serta kebangsaan yang dapat dipetik”, ungkap Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemdikbudristek RI.
Mahendra juga menjelaskan bahwa Kemdikbudristek, tidak hanya mendukung pertunjukan silang media film dan teater, sebelumnya sudah dilakukan silang media film dan novel, juga Kemdikbudristek telah melakukan restorasi 4 film klasik Indonesia, yakni : Darah dan Doa, Pagar Kawat Berduri, Kereta Api Terakhir, dan Bintang Ketjil.
“Sejalan dengan semangat kolaborasi yang selalu dibawa IM3 melalui Collabonation, sebagai wadah bagi anak muda Indonesia menghasilkan karya-karya kolaboratif, IM3 sangat senang dan antusias mendukung karya seni pertunjukan ‘Setelah Lewat Djam Malam’. Lewat karya ini, Collabonation sekaligus meneruskan komitmen selama 3 tahun terakhir untuk terus mengeksplorasi beragam disiplin seni seperti pertunjukan ‘Setelah Lewat Djam Malam’ yang turut dimainkan secara kolaboratif oleh para musisi, aktor, dan aktris lintas generasi. Kami berharap karya kolaborasi seperti ini dapat dinikmati oleh generasi muda Indonesia dan menginspirasi mereka untuk selalu membawa semangat kolaborasi dalam berkarya”, ungkap Fahroni Arifin, SVP-Head of Brand Management & Strategy IM3.
Pertunjukan “Setelah Lewat Djam Malam”, yang lakon panggungnya ditulis oleh Permata Adinda dan Shohifur Ridho’i, akan dimainkan oleh aktor-aktor ternama Indonesia: Reza Rahadian, Dira Sugandi, Kelly Tandiono, Sal Priadi, Lukman Sardi, dan Josh Marcy, serta para penari Dansity.
Selain itu juga melibatkan Musisi Mery Kasiman sebagai Penata Musik, Ugoran Prasad sebagai Dramaturg, Sigit D. Pratama sebagai Penata Panggung, Retno Damayanti sebagai Penata Kostum, Deden Bulqini sebagai Penata Visual, Adhiwinanto Semali sebagai Penata Kamera Panggung, Heliana Sinaga dan Yustiansyah Lesmana sebagai Asisten Sutradara, Ignatius Sugiarto sebagai penata Cahaya, Siko Setyanto dan Josh Marcy dari sebagai Koreografer, Gading Paksi sebagai Manager Panggung, Mitae, Dara Hanafi, Lusia Neti Cahyani dan Amerta Kusuma sebagai Tim Produksi, Adrian Mulya, Yose Riandi, dan Pradnya Paramita sebagai fotografer panggung.
“Setelah Lewat Djam Malam” diproduksi oleh Garasi Performance Institute dan KawanKawan Media, didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta IM3 Collabonation.
Pada tahun 2012, film ini seperti hidup kembali setelah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation, bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta.
Setelah direstorasi selama kurang lebih dua tahun (2010-2012), film ini ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan kemudian diedarkan kembali secara terbatas di beberapa bioskop Indonesia.
Produser Yulia Evina Bhara menambahkan, “Film ini merupakan suatu perenungan atas tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern.
Sekilas Kisah “Setelah Lewat Djam Malam”
Tema film yang disilang mediakan dalam pertunjukan teater, disampaikan melalui kisah Iskandar, seorang mantan pejuang kemerdekaan yang berusaha memasuki dan beradaptasi dengan dunia baru, kehidupan pasca kemerdekaan, yang berbeda dengan yang ia bayangkan sebelumnya.
Pertemuannya dengan kekasihnya, Norma, serta rekan-rekan perjuangannya dahulu, dan sesosok perempuan yang mengesankannya, Laila, tak membuat Iskandar bisa menghindar dari perasaan asing atas dunia baru yang ia masuki”.
“Semoga pertunjukan Setelah Lewat Djam Malam ini dapat mempertemukan penonton film dan teater untuk mengalami sebuah pertunjukan segar, berbeda dan mengesankan untuk akhir tahun mereka”, tandas Ebe produser pertunjukan teater.
Pertunjukan teater “Setelah Lewat Djam Malam” dengan platform silang media terhadap film klasik karya Usmar Ismail “Lewat Djam Malam”, mendapat dukungan dari keluarga besar Usmar Ismail, yang juga hadir dalam konferensi pers. (DED)
Be the first to comment